[29]

3K 366 23
                                    

"Kamu mau ngomong apa yang?" Tanya Jaehyun yang baru selesai makan.

Nara cuma diem, ragu-ragu buat bilang tentang Taeil.
"Yang?"
"Katanya tadi mau ngomong, kenapa hmm?"

"Itu... Tadi Taeil nelpon dan ngajak aku makan malem."
"Hari ini maksud kamu? Nanti malem?"

Nara mengangguk memberi jawaban iya. Ia takut kalo Jaehyun marah, apalagi sudah mengiyakan ajakan Taeil.

"Terus kamu mau?"

Lagi-lagi Nara hanya mengangguk, tidak berani menatap Jaehyun sama sekali.

Jaehyun menghela nafas dan membuang nafasnya kasar.
"Kalo kamu mau, berarti sama aja kamu ngasih jalan ke dia buat masuk ke kehidupan kamu yang."

Ucapan Jaehyun membuat Nara bingung, karna perkataan Jaehyun berbeda dengan sebelumnya yang menyuruh Nara mengiyakan ajakan Taeil.
"Bukannya kata kamu kalo dia ngajak ketemu diiyain aja?"
"Kok sekarang berubah lagi? Aku juga gak mau ya ketemu dia. Males!" Ucap Nara sambil meninggalkan Jaehyun di ruang tengah.

Sebelum terlambat, Nara langsung menghubungi Taeil untuk membatalkan janjinya.
Mengambil keputusan ini, cara Nara menghindari pertengkaran dengan Jaehyun.

"Ya udah aku temenin makan malem sama Taeilnya." Kata Jaehyun yang tiba-tiba ada di samping Nara.

"Gak usah, udah aku batalin juga. Males ah." Jawab Nara ketus.

"Mulai kan marah kaya gini." Kata Jaehyun sambil mengerucutkan bibirnya.
"Dari pada harus berantem sama kamu, cape!" Ucap Nara dengan nada sedikit meninggi.

Nara langsung keluar kamar menghampiri kedua anaknya yang berada di ruang tengah.
Menyadari ada Nara disana, Raska bertanya pada Nara.
"Buna kok cemberut, kenapa? Berantem ya sama Papa?" Tanyanya.

Mendapat pertanyaan seperti ini, Nara bingung harus menjawab apa. Meskipun sebenarnya ia dan Jaehyun tidak bertengkar, tapi ia harus tetap memilah kata untuk diucapkan didepan kedua anaknya.

"Gak kok sayang, gak berantem sama Papa. Buna cuma sariawan jadinya cemberut terus." Jawab Jaehyun yang melihat Nara kebingungan.

Raska hanya mengangguk, walaupun sebenarnya dalam hatinya terus bertanya-tanya.

Saat sedang asik berkumpul, tiba-tiba bel rumah berbunyi.
"Tumben ada tamu jam segini." Gumam Nara sambil beranjak untuk membukakan pintunya.
"Yang, biar aku aja yang bukain. Kamu lagi tanggung bantuin PR nya Kyeona kan." Jaehyun langsung menahan Nara untuk tidak membukakan pintu.

Jaehyun langsung membuka pintunya dan sedikit terkejut melihat Taeil ada dihadapannya sekarang.
"Ada perlu apa kesini?" Tanya Jaehyun ketus, tanpa mempersilahkannya untuk masuk.
"Emang gak boleh gue dateng kesini? Mau ketemu sama Nara lah, udah lama gak ketemu juga."

Jawaban Taeil membuat Jaehyun emosi bukan main. Ia masih mencoba menahan emosinya karna tidak mau ada keributan.

"Yaaaaang, ada tamu siapa sih? Kok gak masuk-masuk." Teriak Nara dari ruang tengah.
"Ada yang mau ketemu kamu nih." Jawab Jaehyun.

Dengan cepat Nara langsung menghampiri Jaehyun di teras rumahnya.

"Ada apa?" Tanya Nara ketus, setelah tau Taeil yang datang ke rumahnya.

"Mau ketemu kamu, kita batal makan malem bareng jadi aku langsung kesini." Jawab Taeil.

Nara memutarkan matanya malas, ia langsung memegang erat lengan Jaehyun yang ada di sampingnya.
"Terus udah ketemu mau apa?"

"Gak mau nyuruh aku masuk dulu?"
Dengan cepat Nara menggelengkan kepalanya, semakin erat menggenggam lengan Jaehyun.

"Jangan berbelit-belit bisa kan? Langsung aja bilang. Istri saya masih baik mau nemuin kamu." Kata Jaehyun.

"Saya mau ngajak istri kamu nikah, kemarin kesempatan saya hilang karna hubungan kalian udah baik-baik aja."
"Mungkin sekarang waktunya minta kalian buat pisah." Ucap Taeil panjang lebar.

Tanpa berpikir panjang Jaehyun langsung memukul wajah Taeil saat itu juga, dan membuat Nara terkejut.
"Sialan!"

Lagi-lagi Jaehyun mengulang memukul Taeil.
"Jaehyun stop!" Teriak Nara.
Darah segar keluar dari ujung bibir Taeil dan itu membuat Nara panik.

"Sayang udah!!" Kata Nara sambil menarik Jaehyun untuk menjauh dari Taeil.

Mendengar suara keributan, kedua anaknya berlari menghampiri Jaehyun dan Nara yang berada di teras rumah.

"Ini gak bisa dibiarin, dia kurang ajar kaya gini yang." Jawab Jaehyun emosi. Ia tidak sadar Kyeona dan Raska memperhatikannya dari tadi.

"Papa kenapa pukul Om Taeil? Om Taeil kan baik." Kata Raska polos.
Jaehyun menghela nafasnya, mengusap wajahnya frustasi.
"Kalian masuk kamar ya, nanti Buna nyusul." Perintah Nara pada kedua anaknya.

Tanpa pamit Taeil meninggalkan rumah Jaehyun.

Nara mengajak Jaehyun masuk ke kamarnya.
"Kan bisa gak usah sampe mukul gitu yang." Kata Nara. Ia terus berusaha menenangkan Jaehyun, karna ia sangat tau emosi Jaehyun susah dikontrol.

"Dia udah keterlaluan yang, sampe berani bilang kaya gitu didepan aku. Dia pikir aku siapanya kamu?" Jawab Jaehyun dengan sedikit meninggi.

"Iya tau, udah jangan keterusan. Yang penting dia gak ngelakuin apa-apa sama aku kan?"
"Aku gak mau tau ya, kalo kamu keluar rumah atau pergi kemanapun harus sama aku." Kata Jaehyun.

Yang ada dipikirannya Jaehyun sekarang, ia takut Taeil berbuat lebih kalo Nara lagi sendirian.
"Yaa---"
"Nurut sama aku atau...?"

Seolah mengerti apa yang mau Jaehyun ucapkan, dengan cepat Nara mengangguk mengiyakan permintaan Jaehyun.

All With You ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang