Seminggu hari berlalu semenjak ia menginjak di negara Australia yang sekarang menjadi tempat dimana ia hidup. Ia mulai terbiasa dengan keadaan kota yang terlihat selalu ramai tetapi tetap tertib. Ia juga sekarang sudah hari ketiga dimana ia memasuki sekolah perguruan tinggi, pengalaman pertama ia berbincang dengan orang luar negeri tanpa bantuan siapapun, bahkan sekarang ia sudah memiliki teman baru. Namun tetap teman lama tidak akan pernah ia lupakan. Ah ia jadi rindu Saskia sekarang.
Jika kalian bertanya siapa teman baru Juni, namanya Shavierra Joeylyne yang sekarang Juni Panggil Vie itu adalah gadis keturunan australia - belanda. Ia adalah orang pertama yang mengajaknya berkenalan dan juga mengajaknya mengenal lebih jauh daerah - daerah di Australia. Jika di definisikan kalau Shavierra itu gadis cantik, baik, ramah dan ceria. Sama seperti Saskia. Ah tidak kenapa ia jadi sangat rindu Saskia saat ini.
Ia menatap Shavierra yang ada dihadapannya saat ini, mereka tengah berada di taman kampus. Shavierra memintanya untuk menemaninya menyaksikan seseorang yang tengah berada di lapangan basket yang tak jauh dari tempatnya berada. Tentunya seseorang yang Shavierra sukai, namanya Bryan seorang kapten basket.
Kalau membicarakan kapten basket, ia jadi ingat dengan seseorang yang dulu pernah mengisi hatinya. Ya pasti kalian sudah tau siapa yang dimaksud. Orang itu sudah menghilang sejak setahun yang lalu dengan tidak pernah mengiriminya kabar lagi. Bahkan sekarang kediaman Senio sudah kosong dan tidak berpenghuni, mungkin orang tuanya pindah rumah. Entahlah bahkan Quita pun sama seperti dirinya yang tidak tau dimana keberadaan Senio.
"Hm.. Hey, what's wrong?" tanya Joey yang menatapnya heran.
"I'm okay vie, emm.. I'll go to the toilet for a while." jawab Juni dan segera beranjak dari tempatnya.
"Oh okay."
Juni mengangguk dan segera melangkahkan kakinya menuju suatu tempat yang sebenarnya bukan toilet yang ingin ia kunjungi melainkan ia hanya ingin berjalan - jalan mengelilingi kampus ini. Entah ia hanya ingin tanpa berniat untuk melakukan apapun.
Tingg
Nada pesan masuk langsung menghentikannya saat ia tengah berada di koridor kampus.
Kamu dimana?
Aku lagi jalan - jalan aja.
Yaudah, kamu ke cafe sebelah kampus ya.
Iya oke.
Read
Juni tersenyum dan kembali melangkahkan kakinya menuju tempat yang sebelumnya di janjikan dengan seseorang. Namun langkahnya kembali terhenti saat ia melihat seseorang yang terlihat familiar.
Mata Juni membulat kala menyadari siapa orang tersebut. Jantungnya seketika berhenti berdetak, dan darahnya tiba - tiba berdesir hebat kala melihat lelaki dengan setelan jas hitam yang baru saja keluar dari mobil hitam yang terlihat eksotis.
Ia sama sekali tidak menyangka apa yang ia lihat sekarang. Orang itu berjalan kearahnya seraya membenarkan dasinya.
"Senio."
Saat itu juga Juni benar - benar terhipnotis dengan seseorang yang langsung menengadahkan kepalanya saat ia menyebut namanya.
Keduanya langsung saling memandang tanpa ada yang berniat memutuskan kontak matanya. Sama - sama terkejut dan sama - sama memandang dengan tatapan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Teen Fiction[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...