Mata yang terpejam mulai bergerak gelisah ketika merasa cahaya menelisik masuk ke dalam penglihatannya yang masih menolak untuk beraktivitas. Namun satu pikiran muncul kala ia mengingat bahwa akan ada hal yang harus ia lakukan setelah ini.
Dengan mata yang masih berat ia mengerjap seraya bangkit dengan melemaskan otot yang sebelumnya kaku.
Dengan pandangan yang merunduk menatap jam yang tergeletak di nakas tepat di sebelahnya, waktu menunjukkan pukul delapan pagi.
Hanya butuh waktu satu jam untuk ia bersiap siap berangkat ke tempat ia menuntut ilmu. Kehidupannya kembali normal setelah ia sudah terbiasa tinggal sendiri di negeri orang tanpa ada siapapun yang mengaturnya lagi.
Hari sudah cukup siang bagi orang yang terbiasa bangun pagi, karena sejujurnya alasan ia telat bangun adalah begadang hanya untuk mengerjakan tugas hingga berakhir ia hanya tidur selama 6 jam.
Ternyata berpendidikan di luar negeri tidak seenak di dalam kisah orang atau bahkan cerita fiksi yang melibatkan pendidikan di dalamnya.
Belum ia menjalani 1 semester tapi tugas yang diberikan sudah membuatnya lelah setengah mati. Tapi bagaimana pun jalan inilah yang sudah ia pilih dan mau tidak mau harus ia jalani sampai pada batas akhir.
Langkah berat ia ambil untuk lekas mandi dan bersiap siap berangkat untuk ia kembali berkutat dengan pelajaran.
Tak memakan banyak waktu karena ia sudah bisa belajar bagaimana menggunakan waktu dalam satu jam untuk bersiap siap. Dengan sedikit pewarna bibir yang tidak terlalu mencolok, merapihkan rambut panjangnya yang sekarang sudah ia tata dengan gaya curling dibagian bawah rambutnya.
Cling~
Atensinya teralih dengan benda pipih yang tergeletak di meja riasnya dengan layar yang menyala menampilkan sebuah notifikasi masuk.
Ia meraih dan membaca pesan yang masuk tersebut.
Kak Dion
Aku udah di bawah apartemen kamu, jangan lama yaa.
Oke, udah mau turun nih.
Send
Ia lekas melangkah keluar dari tempatnya tinggal dan menghampiri orang yang sudah menunggu untuk menjemputnya.
Sejujurnya ia tidak tinggal disini sendiri, sudah ada yang selalu melindungi dan menjaganya selama ia tinggal di negeri orang. Bahkan sejak ia datang kesini, Dion lah yang mengajaknya untuk berkeliling sampai akhirnya ia sudah sebagian besar hafal berbagai pertokoan dan berbagai distrik yang ada di kota tempat ia tinggal sekarang.
Langkahnya melambat setelah tepat berada di depan Dion yang tersenyum menatapnya dengan tubuh yang menegak setelah sebelumnya bersandar pada mobil.
"Lima menit lagi kita harus udah sampai di kampus. Jangan bilang kamu telat bangun? "
"Yang pentingkan sekarang aku udah siap. Yaudah ayo berangkat kak!"
"Yaudah ayo." Dion lekas membukakan pintu untuk Juni segera masuk kedalam mobilnya.
Setelah memastikan ia telah menutup rapat pintunya, ia lekas memutari mobilnya untuk segera masuk kedalam dan melajukan kendaraan tersebut.
"Kamu begadang semalem? "
"Iya, tugas aku banyak banget kak. Terus deadline siang ini harus udah dikirim. Kalo misalkan aku bikinnya pagi gak bakal sempet, aku ngerjain dari jam 9 malem sampe jam 3 pagi baru selesai. " jelas Juni dengan wajah gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Teen Fiction[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...