Why don't we rewrite the stars?
***
"Juni!!!"
Juni tersenyum begitu lebar ketika menemukan seseorang yang ia tunggu-tunggu kedatangannya, suasana bandara kali ini cukup padat karena sudah memasuki libur akhir tahun, semua orang sibuk dengan jadwal liburan mereka termasuk seseorang yang baru saja berteriak dari kejauhan kemudian berlari dan menghamburkan pelukannya pada Juni.
"Kia!! Gue kangen banget sama lo!"
Saskia melepas pelukannya dan memfokuskan pandangannya pada sudut-sudut luka yang sudah nyaris hilang di tubuh Juni, bergerak khawatir seraya memutarkan badan Juni untuk memastikan apakah ada yang kurang atau tidak, namun Juni mendecak dan menyentuh kedua pundak Saskia.
"Ini lo seriusan?? Ini lo yang beberapa bulan lalu kecelakaan?? Luka lo gimana?? Masih ada yang sakit?? Oh-,"
"Iya ini gue Juni, astaga pertanyaan lo gak kalah banyak dari interogasi tawanan tau gak? Gue udah sembuh, beneran sembuh sepenuhnya," sela Juni setelah Saskia memberikannya pertanyaan bertubi-tubi.
Saskia tersenyum dengan wajah yang memasang ekspresi terharu dengan kemudian memeluk kembali Juni yang kali ini hanya terkekeh melihat tingkah Saskia.
"Eh tunggu! Lo udah inget semuanya?" Saskia kembali melepas pelukannya.
Juni mengangguk.
"Inget Januari??"
Juni mengangguk.
"Inget Bandung??"
Juni mengangguk.
"Inget.. Ini nih, cowok yang ada di belakang lo sekarang, inget?"
Juni hendak mengangguk namun tertahan, kemudian menengok ke arah belakang di mana ada Senio yang masih setia berdiri dengan senyumannya, setelahnya Juni kembali menengok Saskia kemudian menggeleng.
"Hah??? Seriusan?? Wah, berarti kenangan lo di ingatan Juni buruk-buruk semua kak makanya Juni gak mau inget,"
Senio tertawa kecil mendengar percakapan dua sahabat ini, terlihat lucu dan menggemaskan-untuk Juni.
"Cowok lo gak ikut?" tanya Juni
Saskia mendengus seraya memajukan bibirnya, "tuh gara-gara bos tidak tahu diri, Fery jadi gak bisa cuti gara-gara ngurus kerjaan lo kak!"
Senio yang lagi-lagi jadi sasaran kini ikut terpancing, "Dih? Gue juga kerja?"
"Iya lo kerja, tapi setengah-setengah sisanya ngebucin!"
Kali ini Senio ikut tersulut dan Juni yang sadar langsung menatap Senio memberikan kode untuk tidak terlalu menanggapi. "Udah yuk! Kita kelamaan di bandara, nanti ngobrolnya lanjut di mobil."
Sekarang ketiganya mulai berjalan ke arah mobil Senio yang terparkir dengan Senio yang berjalan di paling terakhir, mengawal dua perempuan yang tengah melepas rindu mereka dengan tangan yang menarik koper kecil milik Saskia-awalnya Senio menolak namun lagi-lagi Senio tidak bisa menolak perintah Juni. Bucin.
***
"Lo seriusan mau lanjut kuliah??" Juni mengangguk
"Gue udah telat satu semester dan gue harus ngejer biar gak ketinggalan, jadi kemungkinan awal tahun nanti gue langsung masuk lagi,"
"Ke London lagi, dong?"
"Iyalah, emang selama ini gue kuliah di mana,"
"Yah jauh lagi dong kita,"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Ficțiune adolescenți[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...