♡♡♡
Juni menyebarkan pandangan matanya menunggu seseorang yang katanya akan mengajaknya jalan untuk menemani membeli kado. Dan sekarang sudah sepuluh menit berlalu ia menunggu setelah kelasnya selesai namun orang tersebut belum juga datang.
Ia sesekali mengecek jam dan pesan yang sudah ia kirim kepada Dion bahwa ia sudah menunggunya sedari tadi, namun tetap saja Dion tidak ada kabar sama sekali. Juni mendengus karena lelah berdiri sampai akhirnya pandangannya tertuju pada bangku yang tak jauh dari tempatnya berada.
Ia merutuki dirinya sendiri karena tidak duduk sedari tadi padahal bangku ini tidak ada yang menempati sedari tadi. Baiklah biarkan Juni dengan kecerobohannya.
"Hai Juni!" sapa seseorang dan Juni mendongak memastikan siapa yang menyapanya.
"Oh hai Joey!" jawab Juni dengan sedikit tersenyum.
"Lo dari jurusan Sains kan?" tanya Joey dan Juni mengangguk.
Joey tersenyum lebar saat mendengar jawaban Juni lalu segera duduk disebelah Juni. "Finally! Lo tau kan tentang kerjasama penelitian antar mahasiswa yang sekarang lagi dosen gencar banget ke setiap mahasiswa disini?"
Juni mengangguk namun perasaannya mulai tidak enak sekarang, "iya tau, kenapa?"
"Lo jadi partner gue ya? Lo belum nemu partner kan? Kita bisa cari materi bareng buat penelitian,"
Dugaan Juni benar, Joey pasti akan memilihnya sebagai partner dan perasaan tidak enak itu mulai terbayang dipikirannya tentang ia dan Joey akan sering bertemu. Dan secara langsung ia akan sering bertemu dengan Senio sekarang, karena dimana ada Joey disitu pasti ada tunangannya.
Juni lelah, kenapa takdir selalu ingin bermain dengannya? Sekali saja ia tidak ingin bertemu dengan Senio terlebih dahulu, tapi.. Ah sudahlah ia lelah dengan nasib yang selalu menimpanya.
"Joey!" Joey dan Juni sontak melirik kesumber suara. Juni hanya refleks.
Benar saja dugaan Juni yang kedua kalinya. Dimana ada Joey disitu ada Senio. Sedangkan Senio yang menyadari bahwa Joey tengah bersama Juni ia tersenyum kepada keduanya."Emm, oke gue mau kok. Yaudah gue duluan ya, nanti gue kabarin ke lo soal materinya nanti. Bye!" ucap Juni yang lekas bangkit meninggalkan Joey dan Senio yang baru saja sampai untuk menghampiri Joey.
Juni berjalan menjauh dan tak menghiraukan panggilan Joey namun langkahnya tertahan saat seseorang menariknya begitu saja. Ia melihat orang tersebut dan tersenyum lega.
"Kak ishh lama banget! Aku udah nungguin dari tadi!" kesal Juni seraya menepuk kencang bahu Dion.
Dion meringis dan sedikit tertawa melihat tingkah gemas Juni. "Maaf tadi rapatnya ketunda dan baru selesai sekarang, ini aja aku ngebut bawa mobil biar kamu gak nunggu lama,"
"Ya tapi sama aja masih tetep lama. Yaudah ayo cepetan pulang!" ucap Juni dengan sedikit menghentakan langkahnya.
"Eh kok pulang? Kan kata--"
"Iya ayo temenin beli kado kan? Ayo cepetan!!" ucap Juni yang sekarang sudah masuk kedalam mobil dengan suara yang sedikit mengeras.
Dion mendecak seraya menggeleng melihat tingkah Juni jika sedang kesal. Entah dia sekarang lebih tempramental dibanding dulu yang hanya bisa mengerucutkan bibir dan bersidekap jika sedang kesal.
"Iyaya ayo." Dion melangkah dan memasuki mobil, namun saat ia berbalik pandangannya bertemu dengan orng yang tidak asing.
Senio mengacungkan jempol kepada Dion sedangkan Dion mengernyitkan dahi tidak mengerti. Namun sepertinya Dion paham satu hal kenapa Juni jadi lebih kesal dari biasanya. Penyebabnya tak lain pasti karena Senio.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Novela Juvenil[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...