Pandangannya terus mengedar mencari seseorang yang sudah ia tunggu sejak tadi. sekitar sepuluh menit yang lalu ia sudah berada tepat di gedung fakultas Juni berada. Joey hanya bisa menunggu kedatangan Juni setelah sebelumnya ia sudah janji dengan Juni akan bertemu di depan gedung fakultas Sains.
Namun Juni belum kunjung keluar dari kelasnya, padahal yang ia tau kelas sudah berakhir dari semenjak kedatangannya di depan gedung fakultas.
Sesekali ia melirik jam yang berada di tangannya. Ini sudah lebih dari jadwal penelitian yang harus ia lakukan dengan Juni. Mungkin jika ia tidak jadi satu tim dengan Juni, sedaritadi seharusnya ia sudah berada di tempat penelitian.
Baru saja ia hendak mengambil Handphone untuk menghubungi Juni, saat itu juga Juni memanggilnya dan langsung menghampiri dengan sedikit berlari.
“Joey sorry gue telat, tadi dosen ada materi tambahan dan alhasil gue baru bisa keluar sekarang.” Ucap Juni dengan nafas yang tersengal akibat ia harus turun dari lantai tiga sampai kedepan gedung fakultasnya.
“Ohh, gue kira terjadi sesuatu sama lo. It’s okay, yaudah kita udah telat. Umm.. materinya udah selesai?” tanya Joey dan Juni segera mencari flashdisk yang berada di tasnya.
Saat merasa ada yang janggal, Juni mulai panik. Flashdisk yang berisi semua materi untuk penelitiannya tidak ada di tas. “Wait, flashdisk gue gak ada.”
“What?? Seriously? Coba cari lagi yang bener, di kantung celana atau di dompet lo.” Tanya Joey dan Juni menuruti untuk membongkar semua isi tasnya.
Juni meringis saat melihat bahwa flashdisk miliknya tidak ada di tas. “Oh my god Please, ini beneran gak ada Joey, gue lupa ada di mana.”
“Maybe, ketinggalan di kelas lo. Coba cari lagi disana.” Juni menurut dan lekas kembali memasuki gedung fakultasnya dan dengan berat hati ia terpaksa harus naik turun tangga lagi.
Juni membuka dengan sedikit keras pintu kelasnya kemudian segera mencari di meja miliknya. Ia kembali meringis, lagi-lagi tak ada apapun disana.
Ia mulai gelisah dan berpikir keras di mana terakhir kali ia menyimpan flashdisk miliknya. Karena bagaimana pun itu sangat lah penting karena semua tugasnya ada disitu. Di tambah ia tidak membawa laptop miliknya karena semua materi yang ia bikin tersimpan ada disitu, mungkin saja jika ia bawa cukup di salin dan di pindahkan ke falsh disk milik Joey.
Dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya hari ini. Tadi pagi ia bangun kesiangan dan untungnya ada Dion yang membangunkannya, jika tidak mungkin ia tidak akan masuk kelas hari ini. Dan sekarang ia kehilangan flashdisk miliknya.
“Lo bodoh banget si Jun, astaga flashdisk gue di mana??” monolog Juni seraya mengacak frustasi rambutnya. Ayolah Juni tidak seceroboh ini sebelumnya.
”Are you looking for this thing?” tanya seseorang yang baru saja memasuki kelas.
Juni menghela nafasnya lega saat melihat benda yang berada di tangan lelaki tersebut. Ia tersenyum dan mengambilnya, begitu pun si lelaki yang menemukan flash disknya.
“Thank you so much Bryan!” ucap Juni dengan sangat lega.
“Your welcome, I found it on your desk when I was about to pick up Vie.” Jelas Bryan dan Juni mengangguk paham.
“Once again, thank you so much. I’m in a hurry, please give my regards to Vie. See you!” Ucap Juni dengan lambaian tangan seraya berlari kembali menuju depan gedung fakultas untuk menghampiri Joey.
Baru saja ia sampai di depan pintu lobby, larinya terhenti saat melihat pemandangan yang jujur saja membuat Juni sedikit menyesal untuk buru-buru turun.
![](https://img.wattpad.com/cover/179459567-288-k741312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Novela Juvenil[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...