| Special Part |

326 29 2
                                    

- Last but not least

***

Sedikit kilas balik tentang perjalanan panjang dari dua insan yang pernah dipisahkan oleh takdir. Menjadikan mereka asing dengan nestapa jiwa, mengharapkan kata bertemu yang terlihat tidak mungkin waktu dulu. Mengacaukan banyak perjanjian dan terpaksa melepas agar bebas, itu semua menjadikan mereka yang dulu selalu mengikat kuat perlahan mengenggam dengan nyaman, membiarkan takdir yang menuntun ke akhir yang sebenarnya.

Satu persatu kepingan masa lalu hinggap dalam sunyi serta hangat mereka, menertawakan bagaimana masa muda yang dulu mereka anggap berat ternyata itu adalah sebuah proses yang menyenangkan. Mengubah mereka hingga menjadi dewasa yang rasional, melakukan semuanya tanpa ada lagi drama menguras emosi serta membiarkan renjana dalam diri yang mengusai.

Sekarang semuanya mulai terasa lebih mudah dengan posisi yang tidak lagi sendiri, saling mengenggam membiarkan rasa melayang bebas bersama takdir yang di masa depan nanti mungkin baik atau buruk, bersama sebuah kata perjanjian dalam jabatan tangan yang kuat dan penuh keyakinan, mereka menjatuhkan kepercayaan akan janji suci sehidup semati, melepaskan masa muda serta tawa anak muda dan merubahnya menjadi keluarga yang penuh cinta.

Tentunya tidak mudah untuk bisa berada pada tahap saling menguatkan pondasi hubungan dengan konteks yang lebih intim. Tapi, mereka yakin mereka akan berusaha dan akan terus berusaha menjadi sepasang merpati yang saling berbagi kasih sampai akhir yang sebenarnya.

Tidak ada lagi kenestapaan jiwa, tidak ada lagi lara yang membuat kebisingan dalam sunyi dan tidak ada lagi sedih tanpa kasih. Mereka telah berjanji dengan Tuhan sebagai saksi, bukan lagi janji yang bisa diingkari dengan mudah dan mendapat karma kemudian. Semua pasang mata yang berada pada ruangan luas serta suci menyaksikan bagaimana janji mereka terucap, bagaimana setelah ini yang dua akan menjadi satu, satu kesatuan dalam satu atap yang disebut keluarga.

"Aku mau lamar kamu."

Kata itu, selalu terngiang dalam rongga ingatan gadis yang mempunyai warna-warna cerah dalam hidupnya sebelum akhirnya noda-noda gelap kehidupan jatuh dan membuatnya pernah tidak seindah dulu.

"Mau kan nikah sama aku?"

Belum selesai membersihkan noda gelap dalam kanvas dengan penuh warna cerah miliknya, takdir membawanya kembali dengan si pengacau kanvas miliknya dan menorehkannya kembali warna-warna gelap itu dalam kanvasnya, menjanjikannya hal palsu hingga membawanya pada posisi yang salah.

"Kita mulai hal-hal yang baru berdua, selamanya."

Tapi, dia mengajarkan tentang membiarkan. Membiarkan bagaimana warna cerah jika berpadu dengan gelap tidak seburuk yang dibayangkan. Mengajaknya bersama menjadikan warna itu abstrak hingga terlihat indah, dan menorehkan warna-warna baru dalam hidup mereka.

"Saya nikahkan dan kawinkan Juni Nathania Reva dengan mas kawin satu unit rumah serta emas 28 gram di bayar tunai."

Itu akhir dari masa muda mereka, akhir dari buku kisah panjang tentang perjuangan, perpecahan dan kebersamaan dengan akhir manis dan membahagiakan bagi siapapun yang membaca.

Dan sekarang, buku baru mereka buka. Kisah baru mereka tulis bersama-sama, membuat kisah baru tentang keluarga dan kasih sayang yang tak terhingga. Menautkan jari jemari hingga menorehkan buah hati suatu saat nanti. Mungkin sekarang, biarkan mereka belajar tentang rumah tangga yang sebenarnya, batu kerikil rumah tangga akan menanti di masa depan hingga menjadikan mereka yang terkuat dari yang terkuat di masa muda.

"Pagi cantik,"

Pagi yang cerah menyapa dua insan yang satu masih terlelap dan yang satu tengah mengusik yang masih tidur. Hari yang indah, awalan yang baru dan hidup yang baru.

My Senior 2 (Senior Series 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang