Pandangan Juni masih terus terfokus dengan seorang dosen yang tengah menjelaskan materi di depan kelas, ia sesekali menuliskan apa yang menurutnya penting tentang penjelasan tadi. Hingga akhirnya jam mata kuliahnya berakhir tepat waktu.
Ia lekas kembali merapihkan semua perlengkapannya kedalam tas setelah dosen keluar dari ruangan. Tidak membutuhkan waktu lama Juni mulai bangkit hendak meninggalkan kelas.
"Juni, wait me!" panggil Vie.
Juni melirik dan tersenyum saat menyadari ia baru saja hendak meninggalkan temannya sendirian di kelas.
"Come on, aku laper Vie," ajak Juni dengan sedikit memaksa karena ia memang benar - benar lapar sekarang.
"Iya oke ayo," jawab Vie yang langsung mengangguk kepada Juni untuk mereka mulai meninggalkan kelas sekarang.
Langkah keduanya beriringan dengan sedikit tawa karena perbincangan kecil mereka sampai akhirnya keduanya berada di kantin kampus yang sedikit lengang mungkin karena jam mereka sedikit berbeda dari yang lain.
"Ohiya Juni minggu depan mau ada seminar, kamu pasti ikut kan?" tanya Vie setelah mereka mendapatkan tempat duduk.
"Iya Vie aku ikut kok, aku free minggu depan jadi mungkin aku bakal ikut seminar." jawab Juni yakin dan Vie mengacungkan jempolnya dihadapan Juni.
"Oke, nanti kita berangkat bareng pokoknya, kamu kan biasanya berangkat sama kakak kamu itu," ucap Vie dengan sedikit memajukan bibirnya.
Juni tertawa gemas melihat Vie yang sedikit merengut, "Yakan aku sama dia satu arah cuma beda apart aja, kalo sama kamu kan aku muter jauh lagi Vie. Yaudah nanti kita berangkat bareng oke."
"Dia kakak kandung kamu kan?" tanya Vie.
"Bukan, dia cuma kakak kelas aku waktu SMA, dan sampai sekarang dia udah aku anggap sebagai kakak kandung karena dia udah mau jagain aku selama aku tinggal disini," jelas Juni.
"Oh berarti kamu anak sulung?" tanya Vie dan Juni menggeleng pelan."Aku anak bungsu dari dua bersaudara, aku punya kakak kandung cowok, cuma sekarang dia udah ada di atas sana," jelas Juni.
Vie sedikit tertegun saat mendengar penjelasan Juni, ia merasa bersalah kali ini. "Sorry, aku gatau."
"Gakpapa kok, aku ngerti. Mungkin kalo kejadian dulu gak terjadi, yg ngejagain aku disini sekarang itu Januar, bukan Dion." ucap Juni dengan tanpa sadar ia kembali mengingat masa lalu.
Masih ada rasa sakit saat ia kembali mengingat kejadian dulu yang banyak sekali ia sesali. Namun sepertinya semua sudah terlambat dan waktu tidak bisa kembali diputar.
"Mungkin ini yang terbaik, semua ini udah kehendak tuhan kok. Kamu harus sabar dan terima kenyataan, karena aku juga sama kayak kamu. Aku udah kehilangan daddy aku sejak aku kecil," ucap Vie dengan berusaha untuk saling menguatkan.
Juni sadar bahwa ada yang lebih menyakitkan darinya, Vie anak yang baik namun ia sudah menjadi yatim sejak kecil. Ia sudah bisa merelakan semuanya dan mungkin alasan Vie menjadi anak yang baik adalah permintaan ayahnya. Lantas apa yang membuat Juni tidak seperti Vie yang kuat, karena bagaimana pun Januari dulu pernah memintanya untuk lebih dewasa dan tidak perlu bersedih.
"Iya semua udah berlalu dan gak perlu di sesali, mending sekarang kita pesen makan. Kamu mau pesen apa? Biar aku yang pesenin," tanya Vie kembali memecah keheningan yang lebih terasa canggung.
"Waffle sama Milkshake banana satu." jawab Juni.
"Okay, wait." ucap Vie yang lekas beranjak untuk memesan makanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/179459567-288-k741312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Novela Juvenil[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...