A/n : adegan ini penuh dengan adegan flashback. Gak tau ini kayaknya bakal garing banget dan random banget duh hehe maafin ya lagi gak ada ide🙏
***
"Gimana? Adem gak?"Juni mengangguk dengan kemudian ikut duduk di salah satu bangku rusak yang berada tidak jauh dari Senio berdiri di sisi lantai teratas gedung sekolah, angin yang berhembus cukup kencang begitu juga dengan matahari yang menyinari cukup cerah di siang hari ini dapat membuat Juni sedikit lebih baik dari sebelumnya.
"Dulu sering ke sini?"
"Lo sama gue," Juni mengangguk paham, entah kenapa Juni juga merasa sangat nyaman seolah sesuatu yang hangat pernah terjadi di sini.
Keduanya diam dengan pikiran masing-masing, Senio yang lebih memilih kembali membuka lembaran lama bagaimana dulu ia dan Juni pernah berlarian di tempat ini dengan harmoni suara tawa indah yang masih begitu melekat di dala ingatan Senio, bagaimana dulu keduanya selalu menghabiskan waktu di sini pada saat jam istirahat, bagaimana keduanya semakin dekat dan saling menyayangi satu sama lain sebelum kejadian tidak terduga yang harus memaksakan mereka untuk berpisah.
Sedangkan Juni masih dengan menikmati langit biru di atas sana, perasaan nyaman serta semilir angin yang mengirimkan sebersit memori yang sempat hilang, Juni perlahan menyatukan kepingan memori tersebut namun semua masih terasa sulit dan sedikit menyakitkan.
"Kenapa dulu gue bisa sama lo?"
Senio berbalik menghadap Juni di belakangnya, kemudian menyandarkan punggungnya kepada dinding pembatas, sebuah senyuman kecil terukir ketika menyadari Juni juga sepertinya memiliki keinginan lebih untuk sembuh.
"Lo yang waktu itu nangis gara-gara gak mau mati dulu karena lo belum punya jodoh, terus besoknya hari pertama lo masuk SMA dan setelahnya lo marah-marah,"
Juni mengernyitkan alisnya, terkejut dengan alasan kurang spesifik yang sengaja Senio berikan, begitu juga dirinya merasa sedikit malu memikirkan bagaimana Juni yang dulu terlihat aneh dan sedikit kekanak-kanakan?
'Serius gue dulu gitu? Ih kok lo malu-maluin Juni??'
"Lo bohong ya??" tuduh Juni yang melihat Senio melontarkan tawa ketika mengucapkan kalimat tadi.
"Enggak, gue serius. Dulu lo itu selalu menganggu gue,"
"Ganggu?"
"Tapi dulu itu lo gemesin, Juni kecil yang katanya selalu punya pendirian teguh kalau dia gak suka ada keributan, sampai akhirnya lo jatuh ke dalam kehidupan gue dan menjadi seseorang yang sangat berharga di hidup gue,"
Senio mendekat kemudian berlutut satu kaki di hadapan Juni, "Dan alasan kenapa lo bisa sama gue dulu itu karena takdir, takdir yang mempertemukan lo dan gue, takdir yang bawa lo masuk ke kehidupan gue dan takdir juga yang punya skenario panjang tentang kisah lo sama gue, bahkan sampai saat ini gue masih diijinin untuk bisa ngeliat dan ketemu sama lo, itu karena takdir, lo takdirnya gue,"
"Kenapa harus lo?" Senio tersenyum ketika menatap kedua manik mata Juni, mata indah itu tengah mencari sesuatu yang sempat hilang, dapat terbaca oleh Senio bahwa kebingungan kembali melanda gadis di hadapannya, sebuah kepingan lain muncul di ingatan Juni, masih samar dan tidak bisa terbaca.
"Lo bisa tau jawabannya kalau lo udah inget semuanya,"
"Saha ieu?"
Kedua pasang mata yang sebelumnya tengah saling menatap sekarang beralih menatap seorang lelaki tua yang tengah membawa perlengkapan kebersihan, Senio yang sadar beliau siapa lekas menghampiri dan menjabati tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/179459567-288-k741312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior 2 (Senior Series 2)
Teen Fiction[COMPLETE] Tidak ada yang akan pernah berakhir dalam sebuah kehidupan. Cerita tentang bagaimana kedua orang yang telah memisahkan diri namun kembali dipertemukan dalam keadaan yang telah berubah dengan takdir yang masih terus mengikuti mereka. Sen...