WARNING 21+ Arabella seorang mahasiswi cantik yang agak tomboy. Dijebak dalam situasi sulit oleh pengusaha tampan, yang ingin menitipkan benih pada rahimnya. Tanpa pernah bertemu, tanpa pernah kenal, pria itu mengharuskannya hamil dan memaksanya men...
Seperti janji Fred, dia akan mengantarku ke kampus. Tapi, sebelum itu, aku memutuskan untuk berolah raga sambil latihan bela diri untuk tetap menjaga kewaspadaan. Taman di belakang istana Fred ini sangat indah, ditumbuhi rumput-rumput terawat dan bunga-bunga mawar berbagai warna. Sepeti tersadar sesuatu, bahwa laki-laki suka bunga. Atau terkadang bunga membuat mereka sentimentil terhadap sesuatu hal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah banyak peluh keluar, aku memutuskan duduk di rerumputan, mendongakkan kepala ke arah langit untuk menghirup udara bersih.
"Non, sudah sehat?"tanya Bik Sri yang tiba-tiba sudah berdiri di pinggir taman.
"Sudah Bik. Nanti aku mau ke kampus,"
"Iya, tadi Pak Fred bilang begitu. Dia lagi nunggu Non, untuk sarapan."
Tanpa banyak bicara, Aku berdiri dan masuk ke dalam rumah. Berjalan beberapa meter untuk bisa masuk lewat pintu belakang. Ah ... rumah ini besar sekali. Aku bahkan belum menjelajahi semuanya.
"Aku akan mengantarmu. Dan aku akan menunggu sampai kamu selesai,"ujar Fred sambil membaca koran.
Teh manis milikku sudah ada berikut roti yang sudah di bakar, lalu beberapa jenis selai yang sudah berjejer rapi di meja makan. Lalu, Bik Sri datang membawa telur mata sapi Dua piring, untukku dan Fred.
Banyak sekali yang harus dimakan.
"Enggak usah khawatir, aku nggak akan kabur, kok. Lagi pula, kalau aku kabur. Kamu pasti bisa nemuin aku dengan mudah."ujarku sarkas.
Akhirnya kami makan dalam diam. Aku tidak tahu, kalau Fred benar-benar menyukai salad dan buah-buahan yang sudah teriris dan disajikan di meja.
Bagiku, makan sampai kenyang aja udah bagus. Apa lagi disajikan salad dan buah seperti itu.
Aku kangen makan bakso dan mie ayam. Dua makanan ternikmat sejagad Indonesia raya ini.
"Sudah selesai? Cepatlah mandi. Jangan buang-buang waktu untuk bengong dan memikirkan hal yang tidak ada di depanmu."katanya lagi sinis.
Orang ini, kalau sehari saja nggak bikin aku kesal. Mungkin dia akan kejang-kejang dan bibirnya karatan.
Secara refleks aku memerhatikan bibirnya yang ia sapu dengan serbet. Lalu aku memalingkan wajah dan berdiri meninggalkan ruang makan.
Setelah Satu jam mandi dan membersihkan diri. Aku menunggu Fred di ruang tamu yang bergaya minimalis. Kelihatan sekali, kalau Fred nggak suka ribet dengan banyak prabotan. Padahal kalau dari luar, rumah ini kelihatan seperti istana. Tapi, kalau dari dalam berdesign minimalis.