Berat!
Aku merasakan sesuatu yang berat menimpa perutku.
Fred tertidur pulas sambil memelukku. Saat aku melihat diriku sendiri, pakaian di tubuhku masih lengkap.
Memangnya apa yang kamu pikirkan, Bella?
Wajah tampan itu tidur dengan wajah menghadap wajahku. Apa iya semalaman dia tidurnya begitu? Aku bego banget sampai nggak ngerasa apa-apa kalau tidur.
Aku mengelus lembut pipinya yang ditumbuhi janggut dan menusuk-menusuk telapak tanganku. Bibir itu sering sekali memberikan senyuman jahil dan ciuman panas. Aku menutup wajahku, karena pagi-pagi sudah membayangkan hal-hal erotis.
Ini semua karena Fred. Dia merubah aku jadi suka mikirin hal cabul. Apa iya cabul itu nular? Ah bodo amat! Aku mau bangun dan cari sarapan.
Aku menuangkan susu cair dan granola fruits ke dalam mangkok. Lalu duduk memandangi laut.
"Sejak kapan kamu bangun?"
Suara Fred mengaggetkan sampai mangkok yang aku pegang mau jatuh."Punya mulut, kenapa suka ngagetin, sih?"
Tanyaku sewot. Ia senyum sambil minum air putih yang langsung dari botolnya."Nggak punya gelas?"
"Aku lebih suka minum begini,"
"Tapi, kalau ada yang mau minum kan jadi ngerasa jorok,"
"Mungkin itu kamu,"ia mendengus sambil mendudukan dirinya di sampingku. Dia udah buka baju, dan cuma pakai celana training. Eh, di perutnya ada luka bekas sayatan yang sangat dalam. Bentuk perutnya bisa menggambarkan kalau dia suka olahraga. Perutku jadi ikutan tegang. Hei jantungku, diam! Jangan ikut-ikutan olahraga!
"Fred. Jadi kamu beneran nggak punya gelas?"aku jadi pengen tanya beneran.
"Itu yang kau pegang apa?" Ia menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
Iya, makanya aku nggak suka dia dekat-dekat begini. Aku suka lupa mendadak apa yang dipegang.
"Aku tidak merasa jijik kalau harus minum satu botol atau satu gelas denganmu. Karena, aku sudah merasakan menelan bekas muntah dari bibirmu langsung."katanya lagi sambil menggodaku.
Sialan! Dia kok ngomongin muntah saat aku makan, sih?
"Aku lagi makan, loh. Jangan ngomongin muntah!"
"Apa keputusanmu?" Ia menolah lagi. Dan wajahnya hanya beberapa senti dariku.
Belum sempat aku menjawab. Suara ponsel Fred berbunyi dan Fred bicara dengan seseorang menggunakan bahasa inggris.
"Ayo, kita pulang."katanya mengejutkanku. Wajahnya sudah tidak tenang.
Tanpa bertanya lagi. Aku langsung membersihkan diriku ala kadarnya di kamar mandi. Begitu juga Fred. Saat aku keluar, tas pakaianku sudah siap.
Dia rapihin? Iya semuanya dia yang siapin. Aku ngerasa gagal jadi cewek kalau begini. Masa dia lebih rapi dari aku?
Pesawat pribadi yang kami tumpangi sangat mewah. Pramugari cantik itu, mengedipkan matanya pada Fred. Sambil menawarkan sarapan.
"Anda mau sarapan apa nona?"
"Nggak usah, aku kenyang!" Jawabku ketus. Biar dia cepat-cepat pergi aja. Mau muntah aku lihat dia curi-curi pandang.
Belum pernah di tendang bolak balik nih cewek.
Aku memejamkan mata, saat sadar sudah jadi ganas kalau ada cewek yang deketin Fred.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Addiction
Ficção GeralWARNING 21+ Arabella seorang mahasiswi cantik yang agak tomboy. Dijebak dalam situasi sulit oleh pengusaha tampan, yang ingin menitipkan benih pada rahimnya. Tanpa pernah bertemu, tanpa pernah kenal, pria itu mengharuskannya hamil dan memaksanya men...