Aku naik ke lantai Dua resort dan memilih duduk menghadap laut. Aku lihat Fred juga duduk di kursi satunya di sampingku.
Pemandangan yang ada di depan mataku begitu indah. Alih-alih memulai pembicaraan, aku dan Fred malah asik memandangi laut.
"Bella. Kamu takut padaku?"
"Enggak. Aku yakin kamu nggak akan nyakitin aku,"jawabku lagi. Karena memang tidak ada yang harus aku takutkan dari Fred.
Fred duduk menghadapku dari sisi kanan. Wajahnya berubah menjadi tegang. Dan takut.
Sambil mengusap wajahnya ia berkata.
"Maaf, jika apa yang aku katakan ini bisa membuatmu membenciku,"Seketika aku terkejut dan terdiam. Fred memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya.
"Seharusnya aku benci kamu sejak kemarin. Tapi, nyatanya belum."jawabku sambil memainkan rambut dengan jari.
"Hari ini usiamu tepat 22 tahun. Dan aku harus memberikan ini ...,"
Aku menutup mulutku dengan tangan. Tuhan, aku sama sekali tidak ingat tanggal lahirku sendiri. Amplop berwarna merah muda bertuliskan To: my dearest daughter.
Tidak lama setelah itu ponselku berbunyi. Jessica muncul di video call.
Tanpa berpikir aku mengangkat telpon darinya.
Jessica: woi ... Indiahe. Lama banget diangkat telponnya? Nggak kangen gue?
Ampooonn! Suara cewek cempreng itu bisa nembus ke pulau sebelah.
Aku: ogah. Males banget gue kangenin lo.
Jessica: ya ... kok, lo begitu Bell? Keselek sayur kol?
Aku: yeee ... kok baper?
Aku tertawa ngakak karena melihat bibirnya mengerucut.
Jessica: Happy birthday yah cewek india. Semoga panjang umur. Eh .. lo di mana? Cakep banget itu pemandangan?
Aku: gue jauh banget deh pokoknya.
Jessica: o mai got, lo sama Fred?
Fred: oh... Hi Jess! Apa kabar?
Jessica: awas lo macem-macemin temen gue! gue kirim nuklir ntar ke rumah lo.
Fred: sabar jess, aku tidak seperti yang kamu kira.
Aku: lo mau ngomong sama gue ato enggak?
Jessica: iyaaaaa maoooo ..
Sialan nih cewek pake teriak segala.
Aku: nggak perlu teriak! Dante dan Farel kok nggak telpon gue?Jessica diam sejenak. Lalu ia mengangkat wajahnya lagi.
Jessica: gue nggak tahu, Bell. Nanti gue suruh mereka telpon lo, ya?
Aku diam sejenak. Aku tahu mereka berdua marah dan tidak mau menerima keputusanku.Lalu Jessica mengakhiri telponnya karena harus pergi menemui pacar barunya. Pacar kesekian yang aku sendiri lupa nomor berapa.
Fred menjilat ludah lagi. Menggosokkan matanya yang tidak gatal. Menggenggam tanganku. Sumpah! Tangannya dingin.
Dia menarik napasnya, dan berkata, "Bella, bacalah surat itu. Lalu kau bisa mengambil keputusan."Aku mengangguk dan meneliti tatapannya.
Perlahan aku membuka surat dari Bunda:
Dear
My dearest daughter
Arabella RaySayang, selamat ulang tahun yang ke-22 tahun. Maaf jika saat kamu membaca surat ini, Bunda sudah tidak ada di sisimu.
Sayang, Bunda harap kamu sudah bersama seseorang yang melindungimu. Seseorang yang sudah mengenalmu sejak kamu bayi. Dia anak cowok yang tampan. Bunda suka banget main sama dia waktu hamil kamu.
Nak. Semoga kamu bisa memaafkan bunda dan ayah. Karena sudah meninggalkanmu begitu cepat.
Kami berdua bekerja pada perusahaan Clarke international cukup lama sebagai orang kepercayaan Ibu Sarah. Ibu dari anak cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Addiction
Fiction généraleWARNING 21+ Arabella seorang mahasiswi cantik yang agak tomboy. Dijebak dalam situasi sulit oleh pengusaha tampan, yang ingin menitipkan benih pada rahimnya. Tanpa pernah bertemu, tanpa pernah kenal, pria itu mengharuskannya hamil dan memaksanya men...