Bangun pagi dengan sajian pemandangan dari jendela besar di kamarku seperti terapi yang menyegarkan otak dan pikiran. Tahu kan? Tempat tidurku menghadap jendela besar yang memperlihatkan taman dengan rumput liar, bunga mawar dan bunga matahari. Sejak aku menempati kamar di lantai dasar ini, Fred meminta tukang kebun merapikan taman depan jendela kamarku.
Aku kaget setengah mati waktu melihat Fred tidur di ruang tamu depan kamarku. Ia masih mengenakan jaket kulit lengkap.
Semalam ia dan Boni berada di ruang kerja hingga larut malam. Ia sama sekali tidak menemuiku setelahnya. Aku juga tidak tahu kalau dia keluar rumah.
Aku yakin dia keluar ke suatu tempat semalam. Tapi, ke mana? Banyak hal yang mau aku tanyakan pada Fred.
Tapi, aku lebih memilih bersiap-siap untuk ujian ilmu komunikasi dari Pak Nurdin. Aku harus lulus dengan nilai bagus kalau mau jadi seorang jurnalis handal. Sangat berbeda dengan Jessica, dia lebih memilih ilmu komunikasi untuk bidang pemasaran untuk menjalankan perusahaan milik keluarganya.
Sedangkan Dante dan Farel memilih fakultas ekonomi untuk meneruskan perusahaan milik ayah mereka. Boleh dibilang, cuma aku yang hidupnya terlunta di sini. Tapi, aku nggak akan nyerah gitu aja. Hidup itu butuh diperjuangkan.
Aku mau menjadi seorang jurnalis dan bertemu tokoh hebat dalam negri dan luar negri.
Aku lirik jam dinding di kamar, masih jam Tujuh pagi. Dan rasanya sangat berbeda mengetahui Fred masih tidur. Biasanya dia sudah bangun dari jam Enam pagi lalu joging dan berenang.
Aku membawa selimut dari kamarku dan menutupi tubuhnya.
Saat aku melangkah meninggalkanya, ia memanggil, "Bella," suaranya serak khas bangun tidur.
"Ya. maaf kalau aku bangunin kamu. Aku cuma mau kasih selimut aja,"kataku gugup. Malu banget ketawan mandangin cowok tidur.
"Kemarilah,"
Aku menghampirinya sambil menatap wajah yang mengantuk tapi tetap tampan itu.
Ia membuka mulut dan mengatakan hal yang membuatku terkejut, "Beri tahu aku jika ada yang mengikutimu atau kamu merasa diikuti kalau kamu di luar rumah."
Perasaanku diliputi rasa tidak tenang kalau begini. Aku cuma mau ke kampus bukan jalan-jalan kelur rumah seharian.
"Tenanglah. Aku nggak akan kenapa-kenapa. Lagi pula kan ada Jessica, Dante dan Farel nanti.""Oh, kamu akan bertemu dengan kedua laki-laki itu juga?"
Loh? Mereka memang satu kampus, aku akan bertemu mereka suka atau tidak.
"Apa maksud pertanyaanmu barusan?" Tanyaku menyelidik.
"Tidak ada. Sudah sana mandi dan kuliah."balasnya dengan nada sedikit kesal.
Sikap Fred itu selalu berubah-ubah kadang manis dan perhatian banget, tapi bisa juga jadi aneh marah-marah nggak jelas.
Masa iya dia cemburu sama Dante dan Farel?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Addiction
General FictionWARNING 21+ Arabella seorang mahasiswi cantik yang agak tomboy. Dijebak dalam situasi sulit oleh pengusaha tampan, yang ingin menitipkan benih pada rahimnya. Tanpa pernah bertemu, tanpa pernah kenal, pria itu mengharuskannya hamil dan memaksanya men...