WARNING 21+ Arabella seorang mahasiswi cantik yang agak tomboy. Dijebak dalam situasi sulit oleh pengusaha tampan, yang ingin menitipkan benih pada rahimnya. Tanpa pernah bertemu, tanpa pernah kenal, pria itu mengharuskannya hamil dan memaksanya men...
Aku begitu terpesona saat menginjakkan kaki di pesta yang ditaburi selebriti dan orang penting lainnya. Seorang pramusaji memberikan minuman pada Fred dan melarangnya memberikan minuman padaku. Katanya itu alkohol. Dan aku nggak boleh minum alkohol. Aku juga terkesima begitu menginjakkan kaki pada kelopak bunga mawar merah di atas karpet. Fred melingkarkan tanganku pada lengannya. Aku menoleh dan memerhatikan wajahnya dari samping. Lelakiku begitu tampan. "Sugar, apa aku begitu tampan hingga kamu tidak dapat memalingkan wajah sedikit pun dariku?" Aku hampir tersedak seperti seseorang yang ketahuan mencuri. "Tentu saja. Jas Armani itu bikin kamu tambah tampan," "Mulai saat ini aku akan memanggilmu sugar!"serunya lagi sambil mengedipkan mata kanannya ke arahku.
Semua kamera dan awak media menghampiri kami. Aku menundukkan wajah ke dalam lengan Fred. Aku pusing melihat cahaya di dari semua arah. Beberapa pria berseragam hitam menghampiri kami dan meminta para awak media menjaga jarak. "Maaf sugar. Aku tidak bermaksud membuatmu takut. Jangan pernah melepaskan tanganmu dari lenganku."pintanya lagi.
Seorang laki-laki mengenakan stelan tuksedo hitam datang menghampiri kami dengan senyuman sinis menghias wajahnya. Hugo dan wanita yang sangat cantik dengan gaun seksi.
Semua para tamu memandangku dengan tatapan cemburu terutama semua makhluk yang disebut wanita. Mereka memerhatikan yang aku kenakan dan tanganku yang melingkari lengan Fred dengan erat. Sebagian dari mereka berbisik dengan suara sedikit keras sehingga aku bisa mendengar mereka. Sebagian mereka tidak menerima karena Fred harus datang dengan wanita yang bukan orang penting, atau orang terkenal.
"Selamat datang di pesta, bro! Aku kira kau datang dengan wanita yang ada di dalam foto."ujar Hugo dengan senyuman licik. Ia mengulurkan tangan untuk mengajakku berdansa. Dengan cepat Fred mendorong tangannya, "dia tidak bisa berdansa, Hugo." Hugo tertawa memperlihatkan barisan gigi putihnya, "aku bisa mengajarinya, brother. Dia gadis lincah, bukan?" "Dia tidak mahir berdansa, Hugo. Dan aku tidak mengizinkannya." "Wohooo ... jadi dia adalah budakmu sekarang?"Hugo sengaja bersuara sangat kencang untuk menjadi pusat perhatian. "Cukup, Hugo. Aku datang ingin menanyakan, di mana Daddy?" "Dia ada bersamaku. Kau terlalu sibuk mengurus budak seksmu!"jelasnya lagi sambil mengungci pandangannya padaku.
Kalau bukan karena ini di pesta. Mulut Hugo sudah aku robek hingga dia nggak bisa ngomong lagi.
"Kau harus bertemu dengan pemilik pesta. Dan calon tunanganmu tentunya."ia mengatakannya dengan begitu jelas. Aku terdiam dan tidak bergeming. Aku hanya memperhatikan gerak gerik Hugo. Dan Jason Smith menghampiri kami dengan seorang wanita muda. Wanita itu datang menghampiri Fred dan mengecup pipi Fred begitu cepat. Dasar jalang!
Wanita itu mengulurkan tangan padaku, "kenalkan, aku calon istri Fred."katanya penuh percaya diri.
Fred terdiam dan tidak menyahut. Ia menoleh sedikit dan memerhatikan aku. Takut aku mengendurkan peganganku pada lengannya. Dia mempererat tangannya pada tanganku.
Fred tidak peduli dengan semua tatapan orang. Ia menerobos orang-orang yang lalu lalang demi mencari si tuan rumah. "Aku harus bertemu dengan ayahmu." Ujarnya pada wanita tadi. Fred mengenyahkan tangan wanita itu pada lengan kirinya. Ia menatapku dan tetap menggandeng tanganku ke manapun ia pergi.
"Tuan, maaf saya tidak bisa menikahi putri anda dan saya tidak pernah setuju dengan pertunangan ini."jelas Fred di hadapan seorang laki-laki paruh baya. Wajah ramahnya sirna seketika. Rahangnya mengatup rapat. Ia memerintahkan anak buahnya untuk memisahkan aku dari Fred. Anak buah Fred sudah sigap mengelilingi kami. "Jangan main-main denganku, Freddie!"teriak laki-laki itu.
Fred maju selangkah dihadapannya, "anda yang jangan main-main dengan saya!"ujar Fred dengan nada menggeram. Seseorang menghampiri dan menarik tanganku. Aku menangkisnya dengan memutar tangan lelaki itu. Perkelahian tidak terelakkan lagi. Dan Fred menembaki semua laki-laki berbadan tegap dengan sekali gerakan.
"PESTAMU AKAN PENUH DARAH JIKA KAU MENGANCAMKU LELAKI TUA."teriak Fred lantang. "PERUSAHAANMU AKAN HANCUR JIKA ITU MAUMU!"bentak laki-laki itu pada Fred. "Aku sudah mengamankan bagianku pada negara yang tidak bisa kau sentuh!"ia menekan setiap perkataannya.
Aku sudah pada posisi berjaga-jaga. Fred menarik lenganku lembut. "Kita pulang." Aku mengikutinya. Dan Jason Smith menghadang kami hingga Fred harus menendang perutnya. "Kenapa kau tidak pernah berhenti mengurus yang bukan urusanmu!" "Aku bisa membunuh kalian berdua sekaligus!"teriaknya pada Fred. "Coba saja. Tapi, jangan pernah menyentuhnya. Aku bisa membunuh semua orang jika terjadi sesuatu dengannya."suara Fred mengancam dengan sangat tenang. Seolah-olah dia tidak takut siapa pun.
Fred membawaku keluar tanpa menoleh, pandangannya lurus. Sesekali tangannya menarik pinggangku agar berjalan beriringan dengannya tanpa jarak.
"Kamu janji akan melindungi aku terus, Fred?" "With my life, my queen." Jawabnya dengan berbisik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.