17. Concealment

2K 322 28
                                    

"Jaga dirimu baik-baik, Illa. Carilah pacar agar ada yang menjagamu."

Illa memeluk Niall erat-erat. Sedih sekali rasanya. Pria itu menghabiskan beberapa hari di Seoul, namun Illa hanya bisa bertemu dengannya dua kali. Padahal masih banyak yang ingin Illa ceritakan pada Niall. Ia masih ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Namun Niall harus kembali.

Alih-alih mencari pacar, Illa bahkan sudah memiliki suami. Itulah yang terlintas di benak Illa.

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Niall. Kau tidak perlu khawatir." Bisik Illa. Niall lantas mencium pipi Illa sebelum melepaskan pelukannya.

"Makan yang banyak. Kau semakin kurus sekarang." Titah Niall. Illa hanya mengangguk singkat.

"Telepon aku begitu kau mendarat di Sea-Tac."

"Tentu saja. Kami pergi dulu."

Illa melambaikan tangannya sebelum Niall membalikkan badan. Pria itu bersama Harry kemudian meninggalkan gate keberangkatan dan perlahan semakin menjauh dari pandangan Illa. Illa menghela napasnya dengan berat. Ia pun membalikkan badan, dan saat itulah ia baru ingat kalau Joshua juga ada di sana.

"Ayo pulang." Ajak Joshua.

"Aku pulang sendiri saja."

"Kuantar sampai stasiun subway."

Illa tidak membantah lagi. Joshua bisa bersikap keras kepala. Misalnya saja seperti saat ini. Dan Illa akhirnya mengiyakan pria itu. Keduanya berjalan menuju mobil Joshua, kemudian meninggalkan bandara.

Selama di dalam mobil, Illa lebih banyak diam. Kalaupun Joshua menanyakan sesuatu, ia akan menjawab singkat-singkat saja. Sesekali Joshua melirik Illa melalui kaca spion yang ada di dalam mobil. Wajah gadis itu terlihat murung. Tatapan matanya kerap kosong. Dan itu membuat Joshua khawatir.

"Illa, are you okay?"

Illa sempat sedikit tersentak. Ia lantas menoleh pada Joshua, "I'm okay," jawabnya. "Umm, Josh. Aku turun di halte depan sana saja."

"Tidak di dekat stasiun subway?"

"Tidak. Aku naik bus saja."

Joshua pun menutup mulutnya, enggan bertanya lagi. Mungkin Illa masih lelah, pikirnya. Atau gadis itu tengah dirundung banyak masalah namun tidak ingin menceritakannya. Dan tak lama kemudian, Joshua menghentikan mobilnya di dekat sebuah halte bus.

"Aku turun dulu. Terimakasih sudah mengantarku." Ujar Illa.

"Iya. Hati-hati, Illa. Jangan lupa makan." Sahut Joshua seraya tersenyum. Illa hanya mengangguk singkat, kemudian turun dari mobil Joshua. Ia melangkahkan kakinya menuju halte dan menunggu bus disana. Sementara Joshua pergi menjauh.

Waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Illa duduk sendiri di halte yang sepi. Langit sudah mulai gelap. Musim dingin sudah semakin dekat. Sembari menunggu bus lewat, Illa mengeluarkan ponsel dari tasnya. Tidak ada pesan masuk dari siapapun. Bahkan dari Jeonghan pun tidak ada.

Hei, apa yang ia harapkan dari pria itu?

Gadis itu masih memainkan game di ponselnya saat sebuah mobil berhenti perlahan di depannya. Namun Illa tidak menyadari itu.

"Jung Illa!"

Illa mendongakkan kepalanya. Kedua matanya sedikit memicing. Beberapa saat setelah meyakinkan dirinya, "Jeonghan?"

"Ayo pulang!"

Illa beranjak berdiri dan berlari kecil masuk ke mobil Jeonghan. Ia tidak menyangka akan bertemu Jeonghan di tempat ini.

[1] In Your Eyes 🍃 Yoon Jeonghan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang