"Bagaimana LA?"
"Masih seperti itu."
"Kau liburan juga disana? Bertemu teman-teman lama?"
"Tidak. Hanya dengan keluarga saja."
"That sounds fun. Kau berkunjung ke mana saja?"
"Universal studio saja. Sayangnya kau tidak ikut, Illa."
"Itu 'kan acara keluarga. Kapan lagi kau bisa bersenang-senang dengan keluargamu, hm?"
Joshua menarik Illa dengan lembut ke dalam pelukannya. Ia dekap gadis itu seraya mengecup pucuk kepalanya selama beberapa saat. Seharusnya Illa merasa senang setiap kali Joshua mendekapnya seperti ini. Namun sekarang tidak. Ada sesuatu yang sangat mengganjal hatinya. Dan Illa merasa ada sesuatu yang disembunyikan Joshua darinya.
Sesuatu yang sangat Joshua tidak ingin Illa tahu.
"Joshua..." panggil Illa tertahan.
"Ya?"
"Tidak. Tidak ada."
Joshua melepaskan pelukannya, kemudian menatap Illa. "Kau ada masalah lagi?"
"Masalah? Tidak ada." Jawab Illa dengan mimik wajah senormal mungkin. Ia tidak mau Joshua curiga dan menanyai yang macam-macam.
"Kalau ada apa-apa, jangan kau sembunyikan sendiri, Illa. Aku akan membantumu sebisaku."
Illa tersenyum, kemudian menangkup pipi Joshua dengan kedua telapak tangannya.
"Kau sudah lebih dari cukup."
Joshua melepaskan tangan Illa dari wajahnya, kemudian berganti merengkuh wajah Illa dan mencium bibirnya. Begitu dalam sampai Illa memejamkan kedua matanya. Joshua perlahan mendorong bahu Illa hingga terbaring di atas sofa tanpa melepaskan ciumannya.
Lantas semua romantisme itu terhenti saat keduanya mendengar ketukan pintu. Joshua segera beranjak berdiri dan membukakan pintu. Illa sedikit heran, siapa yang berkunjung ke flatnya siang hari seperti ini? Teman kuliahnya pun jarang sekali datang.
Illa berdiri dari duduknya saat Joshua masuk bersama beberapa orang temannya. Kening Illa langsung berkerut, sedikit heran.
"Aku mengajak temanku membahas event kampus di sini. Tidak apa-apa, kan, sayang?" Tanya Joshua. Illa melempar pandangannya pada teman-teman Joshua dan salah satu di antara mereka melambaikan tangan padanya. Dan Illa hanya tersenyum tipis pada pria dengan kemeja flanel biru hitam tersebut.
"Bagaimana kabarmu, Vernon?" Tanya Illa pada teman Joshua itu.
"Baik, tentu saja." Jawab Vernon riang. Mereka lantas mulai mengerjakan tugasnya. Joshua sudah memesankan makanan. Illa sama sekali tidak keberatan dengan kunjungan teman-teman Joshua. Toh rasanya tidak ada alasan juga untuk melarang mereka berkunjung.
"Aku ke kamar mandi dulu." Ujar Joshua di tengah pembahasannya bersama Vernon, Justin, dan Shane. Illa yang sedari tadi hanya duduk pun menganggukkan kepalanya.
Ekor mata Illa lantas melihat ponsel milik Joshua tergeletak di atas meja. Ia pun mengambil ponsel tersebut dan melihat-lihat isi galerinya. Sejak awal berpacaran, Joshua memang tidak pernah melarang Illa membuka ponselnya. Tidak ada yang ia sembunyikan dari Illa selama ini.
Bahkan setelah kembali dari kamar mandi pun, Joshua tidak keberatan saat melihat Illa memainkan ponsel miliknya. Pria itu hanya berlalu dan kembali mengerjakan tugas.
Tidak ada yang mencurigakan memang dari dalam ponsel Joshua. Banyak foto yang diambil pria itu saat berada di LA kemarin. Semuanya tampak normal, sampai Illa menyadari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] In Your Eyes 🍃 Yoon Jeonghan✔
FanfictionSaat semua sorot kamera itu padam, hanya Jung Illa yang tahu. Ada luka di dalam sorot mata Yoon Jeonghan. autumn quartz - 2018