seungmin berjalan mengekori chris yang menarik koper miliknya memasuki lift, menuju ke lantai sepuluh gedung paling elite seantero kota ini.
sembari meremat tali ranselnya, si manis itu tidak bisa menahan decakan kagum melihat rumah si direktur yang begitu mewah, dengan interior serta perabotan yang membuatnya menghitung-hitung berapa uang yang harus dihabiskan untuk membelinya?
"aku hanya punya satu kamar, jadi kau akan tidur denganku." suara berat chris menyadarkan seungmin yang tengah memandang kagum lukisan monalisa di dinding. "kita akan tidur satu ranjang." ulangnya memperjelas pada seungmin yang hanya diam. "kau keberatan?"
"ti—tidak." sahut seungmin sembari menggeleng.
"bagus, setelah ini kau bisa membereskan barang-barangmu." respon direktur tersebut. "dan juga, untuk hari ini kau tidak usah pergi ke kantor, aku akan mengurus izin untukmu."
tentu chris ingin seungmin beristirahat karna pasti si manis itu masih kesakitan, lihat saja bagaimana cara berjalannya yang sudah seperti penguin itu. chris kemudian mendekati yang lebih muda, membuka dompetnya dan menyerahkan salah satu kartu debitnya.
"aku harus kembali ke kantor, gunakan ini jika membutuhkan sesuatu. besok kita akan buat kartu atas namamu."
"tapi tuan bang," seungmin menolak dan mendorong kembali kartu hitam itu pada pemiliknya. "tiga ratus juta itu sudah cukup."
"sayangnya aku tidak suka penolakan seungmin." balas lelaki itu tegas kemudian meletakkan kartu debit tersebut ke telapak tangan seungmin sembari memberi tahu pin passwordnya. "dan juga jangan memanggilku dengan sebutan tuan saat kita hanya berdua, aku tidak setua itu. mengerti?" seungmin mau tak mau mengangguk, tidak bisa menolak perintah lelaki tersebut yang begitu mengintimidasinya.
"aku akan kembali pukul delapan." chris memakai jas hitamnya, bersiap pergi jika seungmin tidak menahannya dengan menggenggam kecil ujung jasnya.
ah betapa lucunya.
"ada lagi yang kau butuhkan?"
"i—itu.." sahut seungmin terbata dan chris masih menunggu. "apakah boleh jika aku pergi, maksudku aku menginginkan waktu untuk diriku sendiri setiap jam pulang kerja."
"tentu saja, tapi aku hanya membatasimu sampai jam sembilan malam."
seungmin yang senang kemudian tersenyum lebar. "baik, terimakasih tuan bang." ucapnya yang melupakan larangan si direktur untuk memanggilnya dengan sebutan tuan.
chris yang tidak tahan melihat senyum cantik seungmin segera meraih lelaki itu mendekat, lagi-lagi mengecup belahan bibir lembutnya tanpa bosan.
"aku sudah bilang jangan memanggilku tuan saat kita sedang berdua, panggil aku chris. dan jika sekali lagi kau mengulanginya, aku akan menghukum bibir manismu ini mengerti?" bisik lelaki itu sembari menyeringai, kemudian segera melepaskan seungmin dan berlalu pergi.
"sampai bertemu nanti malam."
pintu tertutup dan seungmin langsung menarik nafas panjang-panjang, aura chris yang terlalu kuat selalu membuat seungmin kesusahan bernafas setiap kali berada didekatnya.
menengok jam, seungmin kemudian memilih untuk beres-beres. merapikan baju serta barang-barangnya yang tidak seberapa hingga tidak membutuhkan waktu yang begitu lama. setelah selesai, lelaki itu kemudian bergegas untuk pergi, menyetop salah satu taksi dibantu oleh penjaga dan meluncur menuju rumah sakit.
seungmin menemui dokter hangyeom yang berada diruangannya setelah menyelesaikan pembayaran operasi untuk jaehyuk.
"dokter hangyeom."
"seungmin— demi Tuhan aku sangat menghawatirkanmu. kenapa kau tidak menjawab telfonku huh?" sambut lelaki itu yang membuat seungmin meringis tidak enak hati, ponselnya memang mati sedari kemarin.
"maaf membuatmu khawatir, bagaimana keadaan jaehyuk?"
"kondisinya stabil dan delapan puluh persen siap untuk operasi."
"syukurlah."
"kau kemarin kemana?"
"a—aku." seungmin menatap hangyeom. "aku sedang mencari uang untuk biaya operasi jaehyuk." jawabnya pelan.
"dan kau mendapatkannya?"
ragu-ragu seungmin mengangguk. "y—ya."
"darimana kau mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?"
tidak tidak, dokter hangyeom tidak boleh tahu. mungkin saja lelaki itu akan menganggap seungmin murahan jika sampai dia tahu.
"aku berhutang pada perusahaan dan meminjam uang pada beberapa kenalan."
hangyeom menatap tidak percaya pada seungmin yang tengah menunduk, dia tahu seungmin sudah memiliki hutang yang cukup besar pada perusahaannya dan tidak memungkinkan si manis itu kembali melakukan pinjaman. seungmin pasti berbohong. "bukankah aku sudah bilang akan membantu setengahnya?"
"aku tidak mau merepotkan dokter."
"berapa kali aku bilang aku tidak penah merasa direpotkan? jika kau butuh sesuatu kau bisa me— "
"aku mau bertemu jaeahyuk dokter." potong seungmin cepat sebelum hangyeom menyelesaikan perkataannya. yang lebih tua menghela nafas dan mempersilahkan seungmin untuk menuju lantai tiga dimana jaehyuk berada. mengerutkan dahi melihat cara berjalan seungmin yang terlihat begitu aneh.
apakah—
"pasti ada yang tidak beres." gumamnya kemudian menundukkan kembali dirinya di kursi.
seungmin kim.
hangyeom mengenal lelaki manis itu setahun yang lalu, setelah kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya serta membuat jaehyuk koma. tentu dia tahu karna dia adalah dokter yang menangani jaehyuk sampai sekarang.
baginya, seungmin adalah orang yang sangat kuat. bagaimana lelaki manis itu bertahan setelah kehilangan ayah dan ibunya sekaligus, bangkit dari kesedihan dan bekerja dengan keras demi membayar biaya perawatan jaehyuk yang tidaklah murah. hangyeom bahkan diam-diam ikut membantu biaya perawatan jaehyuk tanpa seungmin tahu.
dokter muda itu begitu kagum dengan kerja keras seungmin yang sebegitunya agar jaehyuk tetap hidup, satu-satunya keluarga yang masih dimilikinya, adiknya yang paling berharga.
dan melihat kegigihan seungmin demi membayar biaya operasi jaehyuk membuat hangyeom tidak bisa tenang, terlebih saat menemukan cara berjalan seungmin yang aneh, mungkinkah jika seungmin—
"tidak tidak, jangan berburuk sangka dulu. mari tanyakan pada seungmin saat dia sudah siap untuk bercerita."
karna mereka dekat dan seungmin tidak pernah menyembunyikan apapun darinya, cepat atau lambat lelaki manis itu pasti akan bercerita padanya. iya seungmin pasti akan memberitahunya darimana dia mendapatkan uang tiga ratus juta itu.
hangyeom harus tahu, karna dia peduli, dan karna dia juga memiliki perasaan terpendam pada seungmin.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐏𝐢𝐞𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐌𝐨𝐨𝐧✓
Fanfiction┊⁀➷ [𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝] ❝berawal dari sebuah hubungan mutualisme, dan berakhir dengan perasaan ingin memiliki. christoper bang, rela melakukan segalanya, bahkan hal licik ...