➶simbiosis

9.7K 1.5K 173
                                    

seungmin menaiki lift menuju lantai paling atas, terheran-heran saat managernya meminta untuk menemui tuan bang perihal barang miliknya yang tertinggal.

apakah barang yang dimaksud itu payung tadi pagi? astaga, seharusnya tuan bang membuangnya saja daripada repot-repot meminta seungmin untuk mengambilnya kembali.

tling!

lift terbuka saat tiba di tempat tujuan. sembari meremat tas ranselnya, seungmin berjalan kikuk menuju meja sekertaris. selama satu tahun bekerja disini, ini adalah kali pertama seungmin menginjakkan kaki di lantai milik direktur.

"permisi, apakah tuan bang ada diruangannya? dia memintaku datang." seorang wanita di balik meja itu menatap seungmin dengan teliti sebelum memaksakan senyum.

"seungmin kim?"

"y—ya."

"tuan bang sudah menunggumu didalam."

"terimakasih." seungmin menarik nafas panjang, kemudian dengan yakin memasuki ruangan direktur yang tentu saja begitu mewah dan nyaman. dan disana, sosok chris tengah berkutat dengan beberapa laporannya.

"permisi tuan bang."

mendongak, chris menemukan seungmin sudah berdiri di pintu ruangannya.

"apakah tuan memanggilku untuk mengambil payung yang tertinggal?" tanya seungmin sopan setelah chris mempersilahkannya duduk. direktur itu tak lantas menjawab, matanya menatap penuh antisipasi kearah seungmin.

"tuan bang?" gumam seungmin kebingungan karna tak kunjung mendapat jawaban.

astaga, chris mengerang dalam hati. bagaimana bisa ada lelaki yang terlihat begitu lugu dan manis di saat yang bersaaan seperti seungmin?

"oh..payungmu? ada di meja sekertarisku." seungmin lantas mengerutkan dahi, lalu untuk apa direktur yang merupakan orang penting ini memanggilnya kesini?

"jika begitu aku akan segera mengambilnya. terimakasih tuan, permisi." seungmin berdiri, hendak berbalik pergi jika saja chris tidak segera menahannya. lelaki itu beranjak dari duduknya, memutari meja mendekati seungmin dengan ekspresi yakin, dia memiliki penawaran bagus untuk pemuda itu yang tidak mungkin bisa ditolaknya.

"apakah ada hal lain yang—"

"aku mau kau menjadi milikku seungmin?" ucap chris tanpa basa-basi, mengabaikan diameter mata seungmin yang melebar. "bukan sebagai kekasih, tapi..menjadi milikku. seseorang yang bisa menemaniku di ranjang."

lelaki yang lebih tua mengerutkan dahi, merasa bingung dengan ucapannya sendiri.

"ini bisa menjadi simbiosis yang saling menguntungkan. kau yang bisa memuaskan hasratku sementara semua biaya hidupmu akan menjadi tanggung jawabku. tempat tinggal, kendaraan, perhiasaran dan semua kebutuhanmu. hidupmu akan terjamin dengan mewah."

lelaki yang lebih manis masih membeku, terlalu shock dengan ucapan si direktur yang bahkan baru empat kali ditemuinya. tanpa sadar kedua tangannya mengebal di sisi tubuh.

apakah seungmin terlihat begitu murahan sehingga lelaki itu dengan gampangnya menawarkan akan membeli tubuhnya dan menukarnya dengan harta? dia fikir seungmin mau? memikirkannya saja sudah membuat seungmin jijik.

"kenapa hanya diam? jangan pura-pura terkejut, aku tau lelaki seperti apa kau ini—"

plak!

satu tamparan keras membuat kepala chris terlempar kebelakang, sangat keras hingga seungmin merasakan telapak tangannya memanas.

"be—beraninya kau menawarkan sesuatu yang begitu menjijikkan padaku!" seungmin mungkin lelaki polos dan penurut, tapi harga dirinya sedang terluka sekarang. "kau fikir aku ini murahan?"

"cih, bukankah memang seperti itu?" balas chris menatap sinis pada seungmin. dia sudah membaca riwayat lelaki itu, dan mengejutkan karna seungmin memiliki pinjaman cukup besar pada perusahaan yang dibayar dengan memotong gajinya setiap bulan.

awalnya chris fikir seungmin memiliki suatu penyakit hingga membutuhkan biaya yang besar, tapi hasil test kesehatan lelaki itu bersih. chris juga berfikir mungkin dia memiliki keluarga yang membutuhkan uang banyak, tapi nyatanya lelaki itu sudah tidak memiliki keluarga.

tentu saja chris langsung menarik kesimpulan jika seungmin adalah lelaki dengan gaya hidup yang suka berfoya-foya, makadari itu muncul ide untuk menawarkan hubungan simbiosis ini.

"kau lelaki yang sangat menjijikkan—"

"menjijikkan huh?" chris mencekal lengan seungmin, mendorongnya pada dinding terdekat dan menyudutkannya hingga tubuh keduanya menempel. mungkin tamparan tadi tidak masalah, tapi menyebutnya sebagai lelaki menjijikkan membuat chris semakin berhasrat meraup bibir tipis seungmin dan mencumbunya habis.

"le—lepaskan aku! dasar lelaki brengsek!"

"language seungmin kim." desisnya, menahan seungmin yang memberontak tersebut kuat-kuat.

"lepaskan aku atau aku akan berteriak sekarang juga."

"berteriaklah sepuasmu, toh tidak akan ada yang bisa mendengarmu di ruangan kedap suara ini."

seungmin kembali memberontak, mencoba melepaskan diri sekuat tenaga. tapi sayangnya kekuatannya jauh dibawah chris, lelaki itu berhasil mendongakkan kepalanya dengan cengkraman di dagu sebelum mempertemukan bibir keduanya.

ciuman yang begitu terburu dan memaksa itu membuat seungmin menutup bibirnya rapat-rapat. hasilkan geraman samar sebelum chris menggigit bibirnya tanpa segan.

meringis kesakitan, seungmin tanpa sadar membuka bibirnya sehingga chris dengan bebas memasukkan lidahnya kesana, menyapu apapun yang ditemuinya dengan gemas.

"mmh.."

seungmin sudah tidak bisa berfikir dengan jernih lagi. ia tidak bisa melakukan apapun saat bibirnya menjadi korban pelecehan direktur nya sendiri. air mata berlomba-lomba mendesak keluar, namun ditahannya karena tidak ingin terlihat lemah.

"mmh.." chris mengerang, dalam hati bersumpah jika bibir seungmin begitu manis dan mencandu, membuat hasratnya kembali terbakar hebat. rasanya begitu panas dan menggelitik, seperti ada sensasi aneh yang menjalar keseluruh tubuhnya.

sial, dia menginginkan lelaki ini.

setelah mencumbu bibir seungmin beberapa saat, chris terpaksa melepaskan ciumannya saat si manis itu mulai kehabisan nafas, membiarkannya menarik udara dengan wajah memerah serta bibir bengkak.

"see, kau juga menikmatinya kan seungmin?" si lelaki manis menggeleng, kemudian mendorong chris menjauh dan beruntungnya itu berhasil.

dengan nafas terengah dan tenggorokan yang tercekat, seungmin berucap, "bermimpilah untuk itu, aku tidak akan pernah menerima tawaranmu." setelahnya seungmin berlari keluar, meninggalkan chris yang mendecih.

"kita lihat saja nanti seungmin." gumamnya.

seungmin sendiri sudah tidak peduli apabila sekertaris di balik mejanya itu memberikan tatapan aneh karna penampilannya yang cukup acak-acakan. dengan tergesa dia masuk kedalam lift dan akhirnya menumpahkan air mata yang sedari tadi ditahannya.

christoper itu brengsek dan seungmin harus segera pergi dari perusahaan ini.








































good morning baby girls, ini ditulis dengan kilat, semoga tidak mengecewakan~🥀

𝐀 𝐏𝐢𝐞𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐌𝐨𝐨𝐧✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang