seungmin memasuki lift tepat pukul delapan kurang lima belas menit saat ponsel dalam genggamannya berbunyi, ada sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal.
"ya halo?"
"kau dimana?"
ah suara ini.
"dirumah."
"sudah makan malam?"
"aku baru akan memasak sesuatu."
"tidak usah." potong dari seberang sana cepat. "aku baru saja selesai mengadakan pertemuan dengan kolegaku di restoran jepang, aku akan membeli beberapa makanan untuk dibawa pulang."
"a-ah begitu, baiklah."
"bagus, sampai jumpa." sambungan terputus dan seungmin segera menyimpan nomor chris di kontak teleponnya.
tling!
lift terbuka dan lelaki manis itu bergegas masuk, pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum chris pulang. dua puluh menit kemudian yang ditunggu sudah pulang dengan kantung berisi makanan khas jepang.
"aku akan pergi mandi sementara kau menyiakan makanannya." pesan chris meletakkan kantung bawaannya diatas meja dapur. seungmin kemudian menata makanan tersebut diatas piring sembari menunggu chris yang tak lama kemudian sudah kembali dengan pakaian yang lebih santai, celana training hitam dengan kaos polos berwarna putih.
"ayo makan."
seungmin hanya menurut, duduk didepan lelaki tersebut dan mulai menyuap potongan sushinya ke mulut.
kaku dan canggung, adalah suasana di meja makan itu. sebenarnya hanya seungmin yang merasa seperti demikian, ya bagaimana tidak? ini pertama kalinya dia makan malam selain di dapur sempit rumah susunnya, bersama orang lain pula. seungmin masih belum terbiasa.
diam-diam seungmin melirik lelaki didepannya, jika dalam keadaan seperti ini, chris terlihat lebih tenang, tidak terlalu otoriter atau mengintimidasinya. apalagi dengan tatatan rambut basahnya yang berantakan itu, si direktur terlihat sangat tampan.
eh?
"kenapa?" tanya chris yang sepertinya sadar sedang diperhatikan oleh seungmin. "makanannya tidak enak?"
"ti-tidak, ini enak." sahut yang lebih muda kemudian menunduk mencoba fokus dengan makanannya, sial dia ketahuan.
selesai menghabiskan makan malamnya, chris beranjak bangun untuk pergi ke ruang tengah, ada beberapa berkas yang belum dibacanya.
"seungmin kau bisa buatkan aku kopi?"
"tentu."
"baiklah, aku akan menunggu diruang tengah."
seungmin hanya mengangguk, membereskan sisa makan malam mereka kemudian menyeduh secangkir kopi hitam dan segelas susu hangat untuknya. lelaki manis itu berjalan ke ruang tengah, menemukan chris yang duduk di sofa tengah fokus pada macbooknya.
"kopimu."
"ah terimakasih," yang lebih tua menerima cangkir pemberian seungmin, menyesap cairan hitam itu beberapa kali sebelum meletakkannya di atas meja. "kau bisa pergi tidur jika mengantuk."
"aku akan menunggu disini saja." sahut seungmin tidak enak, sebenarnya dia sudah mengantuk tapi dia tidak bisa pergi tidur duluan sementara si pemilik rumah masih bekerja. akhirnya lelaki itu memilih duduk di ujung sofa yang sama, menonton tayangan televisi yang menyala dengan volume kecil sembari meneguk susunya, sesekali melirik chris yang begitu fokus dengan mackbooknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐏𝐢𝐞𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐌𝐨𝐨𝐧✓
Fanfiction┊⁀➷ [𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝] ❝berawal dari sebuah hubungan mutualisme, dan berakhir dengan perasaan ingin memiliki. christoper bang, rela melakukan segalanya, bahkan hal licik ...