31. Kepo Selain Refyal?

1.8K 123 2
                                    

IDGAF-
Dua Lipa

***

Saat ini Ayna tengah dilanda cemas. Semua uang jajannya telah abis untuk membayar seluruh utangnya kepada Mang Jojo. Sekarang jadilah Ayna tidak tau harus pulang bagaimana.

"Ihh gegara tu Jojo gue gak bisa pulang. Udah buat gue malu di depan Kak Refyal, sekarang bikin kepala gue pengin pecah. Ish, heran gue kok bisa idup orang kek dia."

Ayna terus mengomel. Ia melihat sekelilingnya yang mulai sepi. Tidak ada siapapun yang bisa menebenginya.

Ayna menghentakkan kakinya kesal, tidak mungkinkan ia berjalan kaki sampai rumah? Kalau kakinya membesar seperti gajah bagaimana? Nanti kalau Kak Refyal ilfeel sama dia kan bahaya.

Ayna menyipitkan kedua matanya, memang benar dia adalah orang yang diduga Ayna. Ayna menimang-nimang apa yang sedang ia pikirkan. Otak Ayna terus berputar, apa harus dia orang yang bisa mengantarkan Ayna?

Saat melihat orang itu ingin pergi, Ayna tidak punya pilihan lain. "ADEK IPAR!"

Ayna memukul bibirnya yang salah menyebutkan nama. "M-MAKSUDNYA ANKA! JANGAN PERGI WOI!" Ayna langsung berlari, Anka sendiri tidak memperdulikan keberadaan Ayna. Ia terus menyalakan motor dan meninggalkan Ayna.

Tetapi bukan Ayna namanya bila ia tidak berhasil meminta nebeng. Dengan secepat kilat Ayna sudah berada di atas motor Anka.

"Ngapain sih lo?!"

"Apa? Apanya yang ngapain maksud lo?"

"Ngapain lo naik di atas motor gue?"

"Ya karna gue mau nebeng."

"Nebeng jangan ke gue. Ke Refyal sana!" jawab Anka malas.

"Refyalnya udah pergi nyari nafkah buat gue sama calon anak kami."

Anka menatap Ayna dari kaca spion, ekspresi Ayna berubah menjadi berbunga-bunga membuat Anka bergedik ngeri.

Lama mereka menunggu membuat Ayna geram. "Yaudah jalan, lama amat lu!" ucap Ayna sambil memukul pundak Anka.

"Najis gue boncengan sama cewek yang udah dibobol kek lo."

Mata Ayna membesar seketika. "Ye sirik bilang lo, gue udah pernah rasain, lo enggak."

Anka turun dari motor, ia mengepal tangan Ayna kuat. "Turun gue bilang!"

"Nggak mau!"

"Turun!"

"Nggak mau loh!"

"Turun, setan!"

"Nggak mau, setan!"

"Otak lo keras banget ya. Gue bilang turun!"

Kening Ayna berkerut. "Otak lo juga keras ya, gue bilang kan nggak mau. Tuli?!"

"Gue ada urusan asal lo tau."

"Gue juga!" jawab Ayna semakin keras kepala.

Anka menarik paksa Ayna dari atas motor, tetapi posisi Ayna saat ini sedang memegang kaca spion. Membuat Anka dalam keadaan bimbang.

"Tarek aja gue lagi, tarek! Gue tarek juga kaca spion lo nanti," ancam Ayna.

Anka mengatupkan bibirnya sabar. Akhirnya ia kembali naik ke atas motor dan menjalankannya. "Awas kalo lo nyesel."

Ayna tersenyum puas. "Gue gak bakal nyesel, tenang aja lo."

Diperjalanan Ayna hanya diam, Anka juga sangat tidak perduli mengurusinya. Hari sudah mulai sore, jalanan juga tidak macet, sehingga Anka mengemudi dengan tenang.

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang