3. Kantin

5.2K 263 159
                                        

Good Life-
G

-Eazy&Kehlani

***

"Ka."

"Hm."

"Ka!"

"Hm."

"Kaaa!"

"Apasih?" tanya Anka masih tetap fokus pada kameranya.

"Liat gue kek."

"Homo lo?" bukannya melihat, Anka justru lebih fokus membenarkan lensa pada kameranya.

Semalam baru saja dia membaguskan kamera tersayangnya.

"Yaelah si bos. Bukannya noleh malah pacaran sama kamera," cercah Rudi--sahabatnya--Anka.

"Diem lo ah."

"Ini gue mau ngasih tau lo tentang acara lomba bulan depan."

"Masih lama njir," Anka menoleh sebentar ke arah Rudi lalu kembali menyetel--pacarnya--kalau kata Rudi.

Rudi berdecak. "Denger dulu haelah. Lo ditugasin buat ambil beberapa foto tentang hal yang berkaitan dengan kemerdekaan."

Anka mengerutkan dahinya bingung. "Supaya apa coba begitu."

"Nggak tau. Namanya juga kan hari kemerdekaan negara tercinta, ya buat mengenang jasa para pahlawan kita lah," jelas Rudi.

"Kan nggak harus gue, banyak anak lain juga. Lagian males banget gue keluar rumah cuman mau ngambil potret-potret gitu, gak ada untungnya juga buat gue, nambah capek iya," jawab Anka santai.

Anka ini memang sangat menyukai hal-hal yang berbau dengan fotographer. Tetapi karena rasa malas yang mendominasi, jadilah Anka merasakan rugi bandang di sekitar rumahnya jika melakukan hal tersebut.

"Lo kok gitu sih, gue udah bilang ke Bu Emi kalo lo yang ngambil potretnya," ucap Rudi dengan wajah memelas.

"Kok lo lancang. Lo tau kan gue orangnya gimana, malesin banget ngurus begituan."

"Lo ishh itukan sebagai rasa berterimakasih kita ke para pahlawan. Lo kan tau gimana cara berjuangnya pahlawan-pahlawan kita melawan jajahan yang tragis itu. Lo cuman disuruh dateng ke beberapa tempat aja udah ngeluh males males, gimana kalo lo hidup di jaman kerja rodi sama romusha, hah?"

Anka yang tadinya masih fokus terhadap kameranya menoleh ke arah Rudi. "Sayangnya kan gue nggak hidup di jaman rodi maupun romusha. Gue nggak mau tau, lo suruh tuh anak lain, gue nggak peduli."

Anka berjalan santai sambil menenteng kameranya meninggalkan Rudi yang masih mengusap dada mencoba menyabarkan hatinya. "Tapi gue udah bilang ke Bu Emi, Ka!" jerit Rudi mencoba meyakinkan Anka kembali.

"Bodo Rud Bodo!"

"Kampret lo Ka!"

***

Kantin yang kini menjadi incaran seluruh para murid menjadi salah satu tempat yang sangat ramai dari antara seluruh ruangan sekolah. Jika dilihat dari sudut pandang semua orang, sudah dipastikan kantin akan dipenuhi dengan senior. Sebelum itu terjadi, Ayna dan Nadia sudah terbirit lari dari kelas, padahal Pak Supri belum sempat keluar dari kelas.

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang