Satu kata yang cocok untuk hati gue saat ini. Brengsek. Kenapa hati gue terlalu dalem mencintai lo?
Backsound: Imagination-
Shawn Mendes***
"Mana nih kado gue?"
Ayna meringis melihat keadaannya. Seisi kamar Refyal sekarang berantakan karena ulahnya, baju serta gaun berterakan dimana-mana. Dengan kebingungan seperti ini akankah ia tidak telat sementara sekarang sudah sore?
"Ayna, udah selesai belum?" tanya Refyal dari luar kamar.
"E-eh, be-belum Kak. Gue masih siap-siap."
"Kalau udah langsung keluar ya, soalnya Anka bentar lagi pulang futsal."
"I-iya, Kak."
Setelah itu suara Refyal tidak terdengar lagi, Ayna menghembuskan nafasnya sedikit lega lalu mulai mencari kado yang telah ia persiapkan sebelumnya untuk Anka.
"Duh, mana sih nih kado, nggak tau diri banget dah. Udah tau kesayangan gue nungguin daritadi, malah ngilang aja."
Ayna melempar barang-barang di atas kasur ke dalam lemari dengan asal, matanya sudah lelah melihat kejorokan di setiap sudut.
"Ck, mana sih tuh kado elah."
Ayna menggarut kepala belakangnya heran, ia berusaha mengingat-ingat dimana terakhir kali dirinya meletakkan barang tersebut.
Lima menit kemudian Ayna menggedikkan jarinya, ia baru ingat kalau tadi ia membawa kado tersebut ke kamar mandi untuk diberi parfum.
Dengan segera Ayna berlari menuju kamar mandi dan mangambil barang berbentuk kotak yang sudah ia beri pita. "Nah ini nih, gara-gara lo ya, Kak Refyal harus sabar nungguin gue. Emang kalau udah berhubungan sama si squidward ya gini, ngerepotin terus."
Tanpa menunggu waktu lagi Ayna turun dari kamar untuk menemui Refyal dan Nanci, sebelumnya ia sudah mengecek penampilannya apakah ada yang kurang atau tidak, ternyata tidak, semua sudah sempurna.
"Sori Kak. Lama ya gue?"
"Lumayan sih," Refyal bangkit dari duduk dan berjalan menuju garasi.
"Loh, Nanci kemana?"
"Udah duluan dia."
Ayna meringis tak enak hati. "Sori, Kak," ucapnya lagi.
"Nggak masalah, bukan salah lo juga kok," balas Refyal sambil tersenyum kecil ke arah Ayna. Duh, jantung Ayna kembali tidak normal jadinya.
Ayna hanya bisa menyengir kecil menghilangkan rasa canggung. Di dalam mobil hanya keheningan yang mengisi perjalanan mereka, pikiran Ayna sedang tidak maksimal sekarang, ia sibuk menormalkan detak jantungnya.
"Udah sampe," sahut Refyal dan memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Lalu ia turun dan membukakan Ayna pintu. Kalau di dunia ini ada yang lebih berdentum dari hati Ayna, itu salah! Hati Ayna mengalahkan segala hal yang berdentum sekarang.
"Ma-makasih, Kak," jawab Ayna gugup.
"Sama-sama."
Mereka berjalan beriringan sepanjang memasuki tempat tersebut, dan sepanjang itu juga kaki Ayna terasa lemas karena ingin pingsan.
"Kita nemuin Papa dulu ya."
Ayna mengangguk menyetujui Refyal, sejujurnya ia tidak terlalu memperdulikan kemana mereka akan pergi, yang terutama dalam pikirannya hanyalah, bersama Refyal!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy Ayna
Genç Kurgu[COMPLETED] "Kalau gue cinta karena obsesi, lo mau apa?" ^^ Aynaya Reskia, cewek sinting yang hanya dilanda rasa jatuh cinta pada seniornya. Segala cara telah ia lakukan agar seniornya itu mau memandangnya walau hanya sedetik. Naas, tak ada hal lai...