2. Anka Alfareza

5.7K 305 189
                                    

"Suruh siapa dia ngerebut Kak Refyal dari gue."

Ayna mengambil sebuah batu di sebelah kakinya, memang batunya tidak terlalu besar, tetapi batu tetaplah batu. Ia keras dan berbahaya. Ayna mengambil ancang-ancang untuk melempar batu tersebut. Nafia melotot dan ingin menghentikan tetapi ia terlambat. Batu tersebut telah mengenai orang.

Tetapi ... lemparannya melesat jauh.


"Mampus gue," Ayna memukul jidatnya tegang.

Nafia melotot diikuti mulut Ayna yang terbuka lebar. Lemparan tersebut tidak terkena sasaran. Bahkan jauh mengenai Nolla.

"Mati gue Naf, mati!" Ayna menegang seketika.

"Emang lo bentar lagi mati, Na!" celetuk Nafia, Ayna menatapnya tajam.

Orang yang terkena lemparan Ayna tadi mengedarkan pandangannya untuk mencari si pelaku. Ayna sendiri sudah menggigiti bibir dalamnya. Manik orang tersebut bertemu dengan manik Ayna, dia menggerakkan jari telunjuknya ke arah Ayna yang berarti memanggil Ayna. Memanggil Ayna!

"Mampus mampus dia nyuruh lo kesana tuh Na, sana lo!" titah Nafia.

"Temanin gue elah Naf. Kalo gue dimakan hidup-hidup nanti lo jadi janda lagi," ucap Ayna ngawur.

"Lo kira gue apaan? Udah sana! Gue nggak ikut-ikutan sama masalah lo."

Ayna menoleh tidak terima ketika Nafia mengatakan hal yang tidak adil bagi dirinya. "Apa? Jadi lo bilang ini masalah gue gitu? Inikan juga masalah lo, Naf!"

"Gue nggak punya masalah, apalagi sama doi gue. Inikan tentang doi lo," jawab Nafia enteng, bahkan terlalu enteng.

Ayna berdecak. "Sahabat kek lo?" ejek Ayna geram.

"Sejak kapan lo jadi sahabat gue. Ogah banget, mana pernah gue minta lo jadi sahabat gue."

"Ishh lo tuh!"

"Sana buruan, dia dah mau kesini tuh!" Nafia mendorong bahu Ayna menyebabkan Ayna terdorong ke depan.

"Iya iya selo dikit mbak! Awas lo ntar," jawab Ayna ketus. Ia berjalan ke arah korban yang telah ia perbuat. Merutuki lemparannya yang sangat-sangat salah sasaran. Ini mah kalau dipikir-pikir seperti kalimat senjata makan tuan. Sialan.

Ayna menyengir menampakkan deretan gigi putihnya. "Eh ada adek ipar. Apa kabar dek? Udah lama nih kita nggak ngobrol," sapanya sok manis.

"Adek pala lo!" sarkasnya.

"Eitss sabar bos-ku sabar. Gue kan cuman bilang dek, salah apa?"

"Ya salah lah bego. Gue bukan adek lo!"

"Tapi lo adeknya Refyal!"

Anka menatap Ayna malas. "Kalo gue adeknya dia lo mau apa?"

Anka Alfareza, adik dari seorang Refyal Alfareza yang ganteng, baik, pintar, ramah, sehingga cewek-cewek di SMA Merpati pun banyak yang menjadikannya target. Baik itu di angkatan adik kelas, maupun kakak kelas.

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang