Vote terlebih dahulu yaw🐝
Happy reading💜
----------------
Buat lo gue rela ngapain aja.
-A
----------------
"Na, gue janji gak bakal ngulang lagi."
Menghela napas, Ayna mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Merasa lagi-lagi diabaikan, Anka berlalu meninggalkan Ayna.
Mata Ayna menatap punggung Anka yang perlahan menghilang. Tepat pungguh kokoh itu tak dapat tertangkap oleh indranya lagi, Ayna menelungkupkan wajahnya pada ceruk kaki.
"Hiks...."
"Hiks.... Ayah, hiks...."
Tubuh Ayna mulai berguncang.
Sepuluh menit dalam posisi yang sama, hingga sebuah tangan mengangkat kepala Ayna dan memindahkannya ke bahu.
"Kalo mau nangis, keluarin aja, Na. Asal nangisnya jangan sendiri, gue bisa minjemin bahu gue."
Ayna mendongak, maniknya bertemu dengan manik teduh Anka.
Anka tersenyum manis, dia mengusap rambut Ayna lembut. "Jangan jadiin beban, Na. Kalau butuh sesuatu bilang ke gue. Gue akan kasi semuanya ke lo."
Ayna menggigit bibir bawah. Matanya kembali berkaca-kaca, dia menunduk dalam berusaha tidak bertatapan lagi dengan Anka.
Ayna masih malu menunjukkan sisi lemahnya.
Anka menangkup wajah Ayna dan dengan terpaksa gadis itu mendongakkan kepala. Manik mereka kembali bertemu.
Ayna bungkam. Kedua bola itu begitu bening, seperti sebuah kolam yang siap menenggelamkan Ayna kapan saja.
Anka tersenyum tipis, kedua jempolnya mengusap pipi Ayna pelan. "Cerita ke gue, Na."
Ayna menarik ingus. Pipinya menggembung dengan air mata yang masih tertanam di pelupuk mata yang membuat seorang Ayna begitu menggemaskan.
Anka tertawa dalam hati. Aynanya ternyata selucu ini.
"Ka...," parau Ayna dengan suara lirih.
"Hm?"
Kedua bola mata Ayna masih tetap tertuju pada manik teduh itu. Berusaha menggeser ego, Ayna menarik napas. "I need hug," cicitnya pelan.
Anka terkekeh mendengar permintaan Ayna. Tanpa membuang waktu, tangan Anka sudah menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.
Ayna tersenyum lebar. Dia membalas pelukan Anka dengan sumrigah. Menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Anka, berusaha mencari kehangatan di dalam sana.
"Kalau mau nangis, keluarin aja semua, Na. Disini, gue ada buat lo."
Senyum Ayna kian mengembang. Dia mengeratkan pelukannya agar Anka dapat merasakan degub jantungnya yang begitu menggila.
Sepuluh menit dalam posisi yang sama, Ayna merasa kehabisan oksigen. Dia mengurai pelukan tersebut.
Anka melakukan hal yang sama, tetapi pandangannya tak pernah lepas dari Ayna.
"Na, maafin gue kalau kata-kata gue semalem bikin lo sakit hati."
Ayna menghela napas. "Ya udahlah, Ka. Gak pa-pa." Gadis itumengalihkan pandangan dan menatap lurus sungai kecil yang ada di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy Ayna
Teen Fiction[COMPLETED] "Kalau gue cinta karena obsesi, lo mau apa?" ^^ Aynaya Reskia, cewek sinting yang hanya dilanda rasa jatuh cinta pada seniornya. Segala cara telah ia lakukan agar seniornya itu mau memandangnya walau hanya sedetik. Naas, tak ada hal lai...