29. Kue Gulung

1.9K 120 3
                                        

Jangan salahin gue, disini lo yang mulai permainannya duluan

-A

***

Malam ini Ayna lagi-lagi merasa bosan. Selesai menonton drama korea yang hanya tinggal satu episode, Ayna langsung menutupnya. Setelah itu, Ayna tidak tau mau berbuat apalagi.

Akhirnya Ayna memilih untuk membuat kue, ia ingin lebih belajar. Siapa tau setelah ia menikah dengan Refyal, Refyal semakin cinta dengannya karena rasa kuenya yang begitu nikmat.

Ayna mengeluarkan berbagai alat untuk memasak kue. Setelah mengeluarkan semua alat kue yang ada, Ayna mengambil bahan-bahannya.

Ayna mengerutkan dahinya. "Gue rasa kek ada yang kurang. Apa yak?" Ayna melihat semua bahan yang sudah ia kumpulkan, tetapi ia merasa seperti ada yang kurang.

"Apasih. Gue bukan tukang masak hebat. Mana gue ingat bahan-bahan buat kue. Ck."

Ayna kembali berpikir. Beberapa menit kemudian ia merasa pusing untuk berpikir. Lebih baik dibuat saja dulu kuenya. Diperjalanan membuat kue pasti jumpa dengan bahan yang kurang.

Ayna mulai membuka internet, ia mencari pembuatan kue gulung.

"Mula-mula masukkan tepung terigu," Ayna membaca tata caranya dan memasukkan tepung asal.

"Lalu masukkan empat butir telur," Ayna pun segera melakukan perintah tersebut.

Begitu seterusnya hingga dirasa adonannya telah selesai. Ayna meletakkan adonan tersebut di cetakan.

"Ternyata gue salah. Gak ada yang kurang," Ayna tersenyum bangga setelah memasukkan adonannya ke dalam oven.

"Tinggal nunggu dah gue."

Ayna mengibas-ngibaskan bajunya yang terkena banyak tepung berusaha membersihkannya. Ia duduk santai di ruang tamu sambil menonton.

Lima belas menit berlalu. Ayna yang sudah merasa tidak sabar dengan rasa kuenya langsung pergi ke dapur dan mengambilnya dari oven.

Ayna mengeluarkan kue tersebut dari adonan. Ia menatap kue gulungnya dengan ragu.

"Kok gini sih bentuknya? Perasaan gue kasih banyak mentega tadi."

Ayna menatap kuenya yang terlihat lembek dan tipis, harumnya juga tidak ada. Mengapa jadi begini?

Ayna menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gapapa deh. Kalo luarnya buruk kan belom tentu dalemnya ikut buruk."

Dengan santai Ayna mengemas kue tersebut. Ia ingin memamerkan hasil karyanya kepada Nayna.

"Sebelum ngambil hati anaknya, terlebih dahulu ngambil hati emaknya, muehehe," Ayna menyengir bangga.

Ayna keluar dari rumahnya. Sesampai dirumah Nayna, Ayna melirik sebuah motor sport putih terpatri rapi di garasi.

Ayna menyipitkan matanya. "Si squidward sok cool ngapa ada dirumahnya sih? Biasa kan jam segini dia ada dirumah si Rudi."

Dengan kesal Ayna memasuki rumah Nayna, walau bagaimanapun Ayna sudah berusaha membuat kue gulung. Jadi ia harus terpaksa menerima resikonya.

"Tante Nayna! Aku ada buat kue nih. Icip-icip, biar Tante tau kalo aku itu jago buat kue."

Nayna yang baru keluar dari kamar mandi terkejut mendengar suara Ayna yang menggelegar.

"Apasih, Na. Kamu itu suka banget nyusup-nyusup."

"Kalo penyusup kan gak mungkin tereak-tereak, Tan. Aku tuh beda dari penyusup lain, jadi jangan samain aku sama mereka yang murahan."

"Gak nyambung tau, Na."

"Yain aja dah. Aku kesini bukan mau cari berantem sama Tante. Tapi aku mau nyombongin kue gulung buatanku, Tan."

Nayna melirik tempat yang disodorkan Ayna. Ia mengambilnya dan membukanya.

"Ini apa, Na?" tanya Nayna ragu.

"Kue gulung."

"Kamu gak salah kan? Kue gulung kok gini bentuknya."

"Ck, ini kue gulung beda dari yang lainnya. Aku sengaja buat gini karna khusus untuk calon ibu mertua aku."

Nayna kembali menatapi kue tersebut lalu mencobanya.

"Gimana, Tan? Udah cocok aku kan jadi istri idaman?"

Nayna yang refleks merasainya langsung melempar kue tersebut. Ayna yang terkejut mengelus dadanya. Ia menatapi kuenya yang sudah terjatuh tak berdaya di lantai.

"Jahat banget Tante main lempar-lempar kue gulung terbaik aku."

"Terbaik apanya sih, Na. Rasanya aneh gitu."

"Eh serius? Masa sih. Padahal aku udah ngikutin mbah google."

Nayna menggeleng. "Kamu lupa ngasih gula. Gak ada rasanya."

Ayna terdiam terpelongo, ia baru ingat bahwa ia tidak memasukkan pemanis sama sekali.

"Pasti kamu ngelompatin caranya, juga kue kamu gak ngembang tadi, berarti kamu gak ngasih baking powder. Masih ada rasa tepungnya juga, kamu manggang kuenya cepet banget pasti," lanjut Nayna. Ia pergi ke dapur lalu mengambil air putih.

Ayna menggeleng-gelengkan kepalanya mengerikan. Untung saja ia tak merasakan kuenya terlebih dahulu.

"Kok bisa gitu ya, Tan."

"Mana Tante tau, kamu pulaknya bikin kue gak ada niat. Asal buat aja."

"Ihhh enggak ya. Malah aku itu buatnya niat banget."

"Kalo niat banget gak mungkin jadi gitu hasilnya."

"Yakan aku masih pemula, Tan. Kalo pemula mah yang hasilnya begitu udah bagus tau."

"Iyadeh. Dah bagus itu untuk ukuran kek kamu. Buat kue aja kamu dah syukur."

"Ayna gituloh," sombong Ayna.

Nayna tersenyum. "Kamu mau Tante ajarin buat kue?"

"Enggak ah, Tan. Capek aku. Kapan-kapan aja, lagian dah males banget megang-megang tepung sama mentega," ucap Ayna sambil menidurkan tubuhnya di sofa.

"Nah kan itu namanya kamu emang gak niat dari awal. Cuman iseng aja kamu tadi."

"Enggak loh, Tan. Tadi tuh aku emang udah niat banget bikin kue."

"Niat darimananya? Buktinya kamu males sekarang."

Ayna berdecak. "Terserah yang tua dah. Yang muda nyerah aja," gumam Ayna sangat kecil, bahkan Nayna tak dapat mendengarnya.

Dari sini Ayna dapat melihat Anka yang berjalan ke arah dapur. Ayna melirik kue gulung buatannya yang masih berserak di atas lantai. Ayna menggedikkan bahunya tak perduli. Paling Anka sudah melihatnya terlebih dahulu.

Ayna memalingkan wajahnya, berusaha tak perduli.

Brukk

Disaat itulah tawa Ayna yang besar menggelegar mengisi seluruh ruangan.

"ANJIR! BABI BESAR JATOH WOII!!!"

***

Hii#

Gue lama yak upnya? Adakah yang menunggu? Pendekkah chapternya? Yaudahdeh.

Salam singkat,
Istri sah satu-satunya Jeon Jungkook♓

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang