62. Lo Kenapa?

1.4K 137 24
                                    

VOTE TERLEBIH DAHULU MBA-MASNYA✨

HAPPY READING☺

-------------

Kartun kesukaan lo apa? Gue rela jadi tokoh di dalamnya biar keliatan menarik di mata lo.

-A-

-------------



Dua hari lagi ujian nasional akan dilaksanakan. Anak murid kelas dua belas semakin gencar membahas apa yang akan mereka lakukan ketika tamat sekolah. Tak lepas, rasa takut juga ragu hinggap di hati dan pikiran mereka. Masa depan yang tidak cerah, menjadi orang yang tidak sukses, tidak mendapat pekerjaan, menjadi bayang-bayang kebanyakan siswa.

Memangnya ada orang yang tidak ingin memiliki masa depan terjamin? Jawabannya adalah tidak. Setiap orang pasti ingin menggapai titik terang itu agar bisa meraup kehidupan layak hingga tua.

Bel pulang berbunyi. Anak kelas sepuluh dan sebelas diperbolehkan pulang terlebih dahulu. Sementara untuk siswa kelas dua belas harus tetap tinggal agar diberi wejangan sebelum menghadap ujian.

Celingukan mencari seseorang, hingga pada belokan koridor kelas 10 IPS 3, Ayna menemukan apa yang dia cari.

"Heh! Tungguin gue!" teriak Ayna nyaring.

Ayna memang sudah masuk sekolah sejak dua hari lalu. Padahal Anka sudah memperingati bahwa percuma dia sekolah kalau anak kelas dua belas akan menghadapi ujian nasional yang otomatis mereka diliburkan selama seminggu. Dan benar saja, Ayna ke sekolah selama dua hari tidak memiliki manfaat apapun. Yang ada dia hanya tertidur di kelas.

Anka yang saat itu tengah berbincang dengan Shanaya menoleh pada Ayna yang kini berlari menghampirinya.

Anka menatap Ayna tak suka.

Ketika sampai di depan Anka, Ayna nyengir. "Ganggu lo pacaran boleh lah, gue cuma mau bilang nebeng doang. Duit gue abis ngetraktir Nafia cilok."

Alis Anka terangkat satu. Hari ini dia kembali mengenakan topi berwarna hitam, Ayna yang melihat itu menjadi gemas sendiri.

"Siapa yang pacaran?" tanya Anka.

Ayna melirik Shanaya yang tersenyum padanya. "Lo lah. Noh! Si Shana nengokin gue. Cemburu kali?"

Anka mendorong kening Ayna sedikit kuat. "Sapa yang pacaran, goblok! Kita lagi ngomongin acara promnight dua minggu lagi. Kita jadi fotografernya," jelas Anka sambil mengangkat kamera yang tergantung di lehernya.

Ayna berohria sambil cengengesan. "Abisnya lo natap gue kayak gak suka gitu. Kirain dalem hati lo, gue ganggu."

"Gue gak suka karena lo lari-lari. Baru juga sembuh, entar masuk rumah sakit lagi gimana? Udah tau tabiat lo gak jauh-jauh dari kesandung terus jatoh," cetus Anka dengan nada kesal.

Tetapi Ayna yang notabene cewek tidak peka malah mengartikan bahwa Anka tidak mau direpotkan lagi dengan menjaga Ayna setiap malam di rumah sakit.

Raut Ayna berubah bertekuk. "Gue bukan anak kecil lagi kali. Lagipula, gue udah sehat. Kalo pun seandainya gue masuk rs lagi, gue gak minta lo nungguin gue tiap malem."

Anka kembali mendorong kening Ayna ke belakang. "Dibilangin ngeyel. Mulai sekarang jangan suka lari-lari lagi."

Ayna menggeleng tak setuju. "Kalau gue gak lari ngejar lo, lo bakal kabur. Gue gak ada temen entar."

Shanaya yang merasa menjadi nyamuk diantara keduanya pamit untuk pulang duluan. Anka mengangguk, dia juga sudah menarik lengan Ayna menuju parkiran.

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang