Saat ini hati gue masih berjuang, gak tau besok, makanya jangan nyia-nyiain gue
-A-
***
"GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO!"
"Duh lama-lama telinga gue butuh alat pembantu nih."
Di sebuah lapangan, ratusan manusia sedang memenuhi dan berkumpul untuk menonton sebuah pertandingan. Ditambah dengan beberapa teriakan yang membuat Nafia menutup telinganya lagi dan lagi. Diantara puluhan ribu manusia yang mengerubungi lapangan berumput hijau itu, sudah pasti salah satu diantaranya adalah Ayna.
Aynaya Reskia, cewek sinting yang hanya dilanda rasa jatuh cinta oleh seniornya, Refyal Alfareza.
"GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO!" tak henti-hentinya Ayna berteriak untuk memberi semangat. Hal itu juga tak kalah luput dari seluruh orang yang ada disekitarnya. Semua orang sedang memberinya semangat!
"Woy, budeg gue lama-lama disini, Na. Gak usah teriak-teriak kek lo," gerutu Nafia sambil membekap mulut Ayna dengan punggung tangannya.
"Berisik tayi!" umpat Ayna melepaskan tangan Nafia dari bibirnya.
"GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REF--"
Lagi, Nafia harus membekap mulut bervirus Ayna. Bedanya, kali ini ia menutupnya dengan sapu tangan. Kalau tidak, ia yakin bahwa sepulang nanti, Nafia harus pergi ke dokter untuk segera memeriksa telinganya.
"Alay banget sih lo, Na. Berisik banget!"
Ayna melirik Nafia dengan tajam. "Alay? Siapa alay?" tanya Ayna.
"Ya elo lah mak lampir!" balas Nafia dengan malas.
"Gue? Alay?" tanya Ayna lagi. Nafia mengangguk membuat Ayna terkekeh. "Enak aja lo! Gue nggak alay. Mereka semua nih yang alay. Sok-sok dukung pacar gue," celetuk Ayna tak terima.
"Pacar lo? Gak salah denger apa gue?"
"Ih kak Refyal kan pacar gue, Naf. Masa lo belum tau sih pacar sababat sendiri."
Nafia melongo. "Kapan Kak Refyal nembak lo?"
Ayna menggigit bibir dalamnya seolah berpikir. "Gak tau, intinya gue pacarnya kak Refyal," ucapnya bangga.
"Heh! Ngimpi banget lo. Makanya gak usah kebanyakan tidur. Bangun woy bangun! Bangun dari mimpi lo yang selama ini dan liat kenyataan hidup lo!" sarkas Nafia yang memang sudah terlalu capek menasehati Ayna.
"Mimpi apasih, Naf? Lo nggak liat gue jelas-jelas ada di hadapan lo? Gimana gue mau tidur kalo nggak di kasur."
"Mimpi di dalam khayalan lo maksudnya Aynaaaaaa," geram Nafia.
"Bodo amat Naf bodo amat."
"GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO! GO REFYAL GO!"
"Kuatkanlah hambamu ini, Ya Tuhan," doa Nafia sambil mengangkat kedua tangannya.
Dukungan dari SMA Rajawali juga tak kalah kuat, membuat SMA Merpati semakin gencar mendukung Refyal, terutama bagi Ayna. Ia membesarkan volume suaranya, begitu juga dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy Ayna
Fiksi Remaja[COMPLETED] "Kalau gue cinta karena obsesi, lo mau apa?" ^^ Aynaya Reskia, cewek sinting yang hanya dilanda rasa jatuh cinta pada seniornya. Segala cara telah ia lakukan agar seniornya itu mau memandangnya walau hanya sedetik. Naas, tak ada hal lai...