68. Merenggang

1.3K 100 19
                                    

Perhatiannn👇👇

Ini aku majuin alurnya yak jan bingung🐝🐝

Vote duyuuu😧

Happy reading🐽

----------------

Tau nggak kolam berair jernih yang letaknya di wajah kamu? Aku tenggelam di sana. Bersama jutaan cinta yang aku punya.

-A-

------------------





Kedua gadis berkenakan t-shirt putih dibalut chardingan dengan jeans biru serta bandana merah yang melingkar di kening mereka tampak menyembulkan kepala di antara sela pagar. Keduanya saling melirik, lama menatap hingga salah satu di keduanya menaik-turunkan alis.

Menunggu momen yang tepat sampai beberapa detik kemudian dua gadis itu melompat melewati pagar menjulang tinggi dengan mudah, seolah mereka sudah terbiasa melakukan aktivitas tersebut.

Keduanya tersenyum bangga seakan apa yang mereka lakukan sungguh hebat.

Mereka berjalan menguntit dengan menempelkan tubuh di tembok, menoleh ke kanan dan kiri memastikan tidak ada dosen atau kakak tingkat yang melihat mereka.

Semua berjalan mulus, seperti biasa. Hingga hampir dua langkah menyapa kantin, telinga salah satu di keduanya ditarik ke belakang dengan sangat keras.

"AYNAAAAAAAAAAAAA!!!!!" teriak sang penarik menggelegar.

Ayna memekik kaget sambil meringis kesakitan akibat tarikan di telinganya sungguh kencang, bahkan tubuh Ayna sudah berjinjit menyamakan tinggi telinganya pada tinggi tangan yang menjewernya.

"Aduh duh duh, Pak. Pak, sakit Pak akhhhhhhhhhh," jerit Ayna tertahan. Dia yakin kini telinganya sudah berubah warna menjadi merah pekat.

"Kamu itu kerjaannya kalau enggak terlambat, tidur di kelas, pasti bolos! Mau jadi apa kamu hah?!"

Bibir Ayna terbuka tatkala temannya sudah kabur duluan meninggalkan dirinya. Ayna berusaha berontak agar dilepas, nihil, bukannya terlepas, telinganya semakin dijewer lebih keras.

"PAK! SAKIT!" jerit Ayna.

Bapak dosen yang menarik telinga Ayna mendengus sembari tertawa. "RASAKAN! KAMU ITU BUKANNYA TOBAT-TOBAT MALAH SEMAKIN MENJADI! MAU JADI APA KAMU DI MASA DEPAN?!"

Alih-alih menjawab, Ayna malah memukul-mukul lengan dosennya agar segera melepas jeweran tersebut.

"AYNAA!" sentak dosen itu. Dia menggeleng-geleng melihat tingkah Ayna yang luar biasa. Semenjak semester satu tingkah gadis itu tak pernah berubah.

Ayna mencak-mencak di tempat sambil memasang wajah melas. "Pak, ihhh lepasin saya, Pak. Saya janji besok gak ngulangin lagi."

"Besok gak ngulangin, tapi lusa dan seterusnya ngulangin lagi 'kan?!"

Ayna cengengesan sejenak. "Tau aja si Bapak."

Dosen di depan Ayna menghunus Ayna dengan tatapan tajamnya, namun tak urung membuat Ayna takut, yang ada Ayna semakin menyengir.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, dosen itu menyeret Ayna sepanjang koridor tanpa melepas jewerannya pada telinga Ayna.

Ayna melongo. Dia malu, tentu saja. Banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Dimulai dari kakak tingkak paling tinggi sampai adik tingkat paling rendah.

My Enemy Ayna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang