Blekpink!
Tututurut! Turururu rurut!
Tututurut! Turururu rurut!Lagi suka lagu itu gaesss ehe. Nggak deng udah lama. Dari kapan ya? Dari lagu itu ada sehhh.
Udah ah gk penting juga. Yang penting itu gimana ya nasib si Ali? Atau malah ada yang peduli sama nasib si Marcell?
Aku bilang juga apa! Baca kelanjutannya!
😑😩😫
Seluruh penjuru kantin terasa benar benar panas sekarang. Apakah akan terjadi perkelahian antara mereka? Atau mungkin seorang guru tiba tiba melintas?
"Kalo nggak dijinin lo mau apa?" Tantang Ali. Marcell menatapnya datar.
"Ya nggak ngapa ngapain. Paling ngga jadi pergi." Jawab Marcell yang kemudian melangkah meninggalkan kantin.
"Kalo gitu gue nggak ngijinin!" Teriak Ali lalu menatap Jihan.
"Gue peringatin sama lo. Jangan pernah jalan sama dia kalo lo mau aman. Dengerin ucapan calon suami lo ini." Ucap Ali dengan menekan kata calon suami.
"Iyaa Ka Ali." Jawab Jihan tenang. "Bagus!" Ujar Ali sambil mengacungkan jempolnya kemudian melangkah pergi ke arah meja kawanannya.
💖💕
Dear Diary
18 NovemberGue bingung banget nihh. Makin hari kenapa perasaan gue makin aneh ya?
Padahal kan gue sama Jihan udah dijohin. Jihan juga nggak nolak tuh.
Atau mungkin gue takut kehilangan lagi ya? Gue takut bakal kehilangan orang yang gue cintai untuk kedua kalinya. Gue nggak mau! Itu nggak akan terjadi. Gue janji bakal jagain Jihan dan dia nggak akan pernah lepas dari pandangan gue. Terutama Marcell. Gue nggak bakal biarin Jihan deket sama Marcell titik. Gue nggak mau kejadian yang sama terulang lagi.M.A.L
Ali menutup buku coklatnya itu lalu berjalan menatap jendela dan melamun. Di tembok kamarnya, terpampang beberapa potonya bersama Marcell. Persahabatannya memang sudah hancur lebur, tapi di sisi lain, Ali masih menyimpan banyak kenangan bersama Marcell. Ia melamun mengingat ingat kembali masa kecilnya yang manis itu.
💖💕
"Mahh gimana? Buburnya enak kan? Tadi dikasih sama ibu warung depan." Ujar Marcell. Kali ini Ranti membaik. Tidak lagi teriak teriak. Hanya saja mungkin sedikit autis.
Marcell mengusap rambut ibunya dengan lembut. "Mamah mau martabak lagi nggak? Biar Marcell beliin. Tabungan ayah kan masih banyak." Ucap Marcell lagi. Ranti hanya menggeleng pelan kemudian kembali berbaring. "Yaudah, Marcell mau kamar dulu ya mah!" Seru Marcell mengecup kening Ranti kemudian menuju kamarnya.
Sama seperti Ali, Marcell pun masih menyimpan beberapa kenangan bersama Ali. Dari foto foto sampai benda yang dulu sering dimainkannya bersama Ali. Marcell menatap gitar yang ada di depannya. Dulu, ia sering bermain gitar dan Ali menyanyi. Sekarang Ali malah sudah mempunyai band sendiri.
GUBRAK!!!!
Terdengar suara seseorang jatuh di Kamar. Marcell segera berlari cepat ke arah kamar. Ia sangat terkejut ketika menjumpai Ranti yang terbaring lemah disana. Marcell membopongnya ke arah mobil.
Beberapa kali Marcell mencoba untuk meyalakan mesinnya. Namun, nihil. Sepertinya sejak saat Ranti sakit, mobil itu tak pernah dipakai ataupun diisi bensin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy's Diary (Completed)
Teen FictionHati seseorang gak ada yg tau Seburuk apapun penampilannya Sebobrok apapun sikapnya. 😆 baca aja. Gk maksa kooo siapa tau penasaran. Boleh di vote and komen ya!