Twenty

43 13 2
                                    

Gaes vote yahh jangan lupa pokonya!

💋👌💘💝💖💜💕💓💛💙






Happy Reading 😄




Jihan dan Marcell. Keduanya menaiki mobil Marcell menuju bandara. Namun nihil, mereka sama sekali tidak menemukan Ali.

Marcell kembali menarik Jihan menuju rumahnya. Tetap nihil. Hanya ada surat yang menandakan bahwa Ali benar benar pergi ke Medan.

"Kayanya Rena itu bener bener orang yang berharga yah...." Ucap Jihan miris. Ia manatapi seluruh kamar Ali yang penuh dengan poto anak itu. Ia ingin mengatakan sesuatu. Namun sangat ragu. Ia lebih memilih untuk diam dan mengatakannya lain kali.

"Iya Han. Tapi percaya sama gue itu dulu Han. Sekarang satu satunya cewek yang berharga buat dia cuma lo! Yakin." Jawab Marcell teguh.

Jihan hanya tersenyum kecil.

"Kalo gitu.... kenapa Ka Ali sampai ke Medan?" Tanya Jihan.

"Dia cuman mau mastiin. Percaya." Jawab Marcell.

"Kalo ternyata Rena masih hidup... apa Ka Ali bakal tetap sama aku?"

"Gue nggak bisa janji. Tapi gue bakal bantuin Han..."

"Nggak usah Ka! Aku cuman nanya aja. Gapapah koo semua itu kan hak Ka Ali."

"Iya Han. Lo yang kuat yah!"

"Selalu dong..."

Jihan tersenyum lebar. Sangat lebar. Hati Marcell benar benar bergetar ketika melihat senyum itu. Senyum yang sesungguhnya ia rindukan. Senyum Rena

💖💕

Ali masih terus berlari kesana kemari. Mencari cari alamat rumah yang diberikan ibu ibu kemarin. Siang ini ia tiba di Medan dan langsung mencari gadis yang dicintainya itu tanpa beristirahat. Baginya menemukan Renalah satu satunya akhir dari kelelahannya.

Ia berhenti di depan rumah tua bercat putih yang nampaknya kumal. Tapi depannya sangat terawat. Terdapat banyak tumbuhan yang nampaknya memang masih terawat.

Dengan sedikit keraguan, ia mengetuk pintu itu perlahan dan.........

"Ya?"

"........."

"Maaf sama siapa ya? Ada yang bisa saya bantu?" Seru seorang perempuan dengan rambut setengah gerai dan sebagian lainnya diikat rapih. Cantik memang.

"Rena? Lo Rena?" Tanya Ali to the point.

"Rena siapa ya?" Ucap orang itu nampak kebingungan.

"Eh maaf. Kayanya gue salah alamat deh. Maaf udah ganggu yah!" Seru Ali lalu berlari ke luar halaman rumah itu.

"Udah Ren."

"Oke! Makasih banyak Mel!"

"Oke!"

Badboy's Diary (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang