Twenty Two

26 15 5
                                    

Sedikit info aja.
Ini ceritanya gak sesuai ekspetasi author 😅

Padahal awalnya mau dibikin lebih ribet dan berbelit belit. Tapi berhubung ada 2 cerita yang mungkin konsepnya lebih menarik kali yah 😆 jadi author bikin cerita ini pendek. Bentar lagi juga ini menuju ending. Okee semangat bacanya ya!😁

Sedikit bocoran juga! Tamat badboy's diary InsyaAllah mau ada cerita yang judulnya "about us" dijamin rame!😃

Teruntuk yang belum ngefollow yaa follow dulu ya! Jangan lupa Vote and Coment juga!

Thanks!




"What? Ko bisa sih? Perasaan topik yang gue bahas di madding kan tentang langit biru dan semacamnya? Kenapa malah diarynya Ali?" Teriak Rini tak percaya ketika melihat apa yang ada madding sekolah.

"Tega banget sih lo Rin! Syukur syukur udah dipilih jadi sekre sama Ka Marcell eh malah ngelakuin itu!" Celoteh salah satu siswi.

"Iya lo nggak terima kan pernah diputusin sama Ka Ali? Bukan gitu caranya Rin!" Tambah siswi lainnya.

"Yang ngelakuin ini bukan Rini. Tapi Jihan!" Seru seseorang dari belakang yang ternyata adalah Ali.

"Lo yang nemuin diary gue. Lo sok sok an ngembaliin dan pas gue liat? Halamannya udah ilang semua. Lo bangga kan gara gara kata kata itu gue tujuin buat lo?" Teriak Ali. Ia benar benar marah, sehingga Arga dan Septa tidak dapat menahannya lagi untuk tidak pergi ke Madding sekolah.

"Sumpah bukan aku! Buat apa aku ngelakuin ini? Bahkan baca isinya juga engga Ka Ali!" Jawab Jihan dengan mata nanarnya.

Ali tersenyum miris. Sama mirisnya dengan matanya yang kini menatap Jihan pedih.

"Udahlah bukti udah banyak. Buktinya kan lo yang ngembaliin bukunya Ali dan lo ngebantuin Rini buat nyusun madding tadi!" Ucap Sinta yang tiba tiba datang sambil berkacak pinggang.

Jihan menangis. Fitnah ini benar benar membuatnya terpuruk. Ia sudah mencoba menjelaskannya namun semua memojokkannya.

"Bukan! Saya berani sumpah Ka Ali!" Jihan masih berusaha meyakinkan. Ia mencoba memegang tangan Ali namun ditepis kasar oleh Ali.

"Lo pikir gue bakal percaya saama lo? Enggak akan lagi!" Teriak Ali yang kini malah tidak dapat mengontrol emosinya hingga tanpa disadarinya tamparan keras mendarat tajam di wajah Jihan.

Semua yang disana menatap Jihan tajam. Tidak ada satupun yang percaya padanya. Kecuali Rini dan Sarah. Tidak satupun juga yang berani membelanya. Padahal banyak yang melihat saat Jihan dan Rini sama sama menempelkan isi madding itu saat istirahat tadi.

"Gue kecewa sama lo Han!" Teriak Ali sambil mencoba pergi.

"Saya lebih kecewa sama kaka!" Kali ini Jihan berteriak tajam dengan muka merah padamnya karena malu.

"Apa? Lo kecewa sama gue hah? Kenapa? Karna gue nampar lo? Itu wajar! Kalo gue cium lo disini baru lo boleh bilang gue kurang ajar!" Jawab Ali meremehkan.

"Cuman laki laki pengecut yang berani nampar seorang perempuan di depan banyak orang!" Seru Jihan menatap tajam Ali.

"Hah? Lo bilang gue pengecut? Jadi ini ya yang lo maksud rahasia? Nggak lucu Han! Asli!" Jawab Ali tersenyum miris.

"Kalau kaka tau apa sebenernya, kaka akan menyesal!" Ucap Jihan mengusap air matanya.

"Kenapa? Lo nangis? Haha! Gue nggak akan nyesel setitik pun! Karna lo calon istri gue! Jadi saat gue tau yang sebenernya lo tetep jadi calon istri gue!" Teriak Ali dengan tawanya yang menggelegar miris.

Badboy's Diary (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang