Sixteen

32 11 3
                                    

Maulana ya maulanaaaaa
Ya samil du annaaaaaaaaa
Maulana ya maulanaaaaaa
Ya samil du annaaaaaaaaa


Vote Comment jan lupa ya!

😢😦😲😒😚







Sudah sekitar satu minggu ini Marcell tinggal di rumah Ali. Tidak ada perubahan antara keduanya. Tetap sama. Sama sama cuek. Sama sama dingin. Namun tidak ada lagi pertengkaran antara mereka. Karena saling diam mungkin hal yang jauh lebih baik daripada harus adu bogem.

"Ali berangkat dulu ya mah!" Seru Ali menyalakan mobilnya.

"Ya ati ati." Jawab Yuni dari dalam.

"Marcell juga berangkat tan!" Ucap Marcell yang kemudian menaiki motornya.

"Iya ati ati ya Marcell." Jawab Yuni lagi.

Keduanya sama sama berangkat ke sekolah. Dengan kendaraan yang berbeda dan jalur yang sama persis. Bedanya Marcell lebih cepat tentunya karena ia menggunakan motor.

Sesampainya di pakiran dan memakirkan mobilnya, Ali berjalan ringan ke arah kantin. Biasanya disana ia akan menemui Putra. Cowo pintar dan sedikit culun untuk melihat PR nya. Padahal Ali sama sekali tidak mengancamnya dengan apapun. Namun saat Ali meminta contekan PR, Putra pasti akan memberikannya.

"Hay Put! Fisika jangan lupa ya!" Seru Ali duduk di sebelah Putra.

"Santai...." Jawab Putra.

"Li! Yaelah lo mo nyontek ko nggak ngajak ngajak sih!" Seru Farel dari belakang Ali.

"Nyontek tinggal nyontek kali Rel! Alay banget sih lo make harus ajak ajakan segala!" Jawab Ali. Farel tertawa.

"Eh gue denger lo serumah sama Si Marcell jadi serumah Li?" Tanya Haykal yang sedang sarapan di kantin.

"Nggak tau, gue nggak nganggep dia ada ko!" Jawab Ali lalu melompat dari bangku tempatnya dan melangkah menuju kelasnya.

"Gue duluan bro!" Serunya. Yang lainnya hanya mengiyakan sambil tertawa.

"Aliiiiiiiiii!" Panggil seseorang dari belakang. Ternyata itu adalah Sinta.

"Li liat ke belakang dulu kenapa sih!" Cibir Sinta kesal. Ali menoleh ke belakang dengan cuma cuma.

"Apa?" Tanya Ali malas.

Sinta menatap Ali. "Aku tau alasan kamu mutusin aku!" Ucap Sinta. Ali membalikan badannya ke depan dan kembali melangkah.

"Ali!" Teriak Sinta lagi. Ali sama sekali tidak menggubrisnya.

"Jihan kan? Oke aku akan bikin dia men..."

"Awas aja kalo lo mau berurusan sama dia!" Ancam Ali dengan santainya dan kembali melangkah ke kelasnya. Sinta sama sekali tidak merasa takut. Justru ia malah menjadi semakin semangat untuk mencari masalah dengan Jihan.

"Ada yang namanya Jihan nggak?" Tanya Sinta dengan pose centilnya ketika ia sampai di depan kelas Jihan.

Semua mata yang ada di sana tertuju pada Jihan. Ia berjalan perlahan ke arah Sinta yang menunggunya tepat di luar pintu kelas Jihan.

"Ya Ka, ada apa?" Tanya Jihan sopan.

Sinta menekuk kedua tangannya di depan dada. "Masih nanya kenapa? Heloooow!" Seru Sinta dengan nada sombongnya. Sinta memang anak yang cukup populer di SMA 20. Selain karena menjabat sebagai pacar Ali terlama, ia juga memiliki paras yang sangat cantik. Yang paling utama dia adalah ketua eskul teater.

Badboy's Diary (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang