Fiveteen

24 11 3
                                    

Happy Reading para readers yang lagi read :p

"Apa? Marcell tinggal disini? Gak! Ali nggak setuju." Tolak Ali.

Yuni kebingungan. Marcell adalah tanggung jawabnya sekarang. Ia dan Danu mendapat amanah dari Ratih untuk menjaga Marcell. Karena satu satunya orang yang dapat dipercaya adalah Yuni.

"Ini udah jadi amanah. Maupun kamu nolak, Marcell akan tetap tinggal disini." Ujar Danu tegas yang tiba tiba muncul di belakang Ali, bersama Marcell. Ali bungkam. Entah kenapa setiap perkataan yang dilontarkan oleh Danu pasti akan membuat Ali terdiam.

"Marcell sekarang ini adalah rumah kamu. Jangan sungkan sungkan yah! Anggep aja om sama tante adalah orang tua kamu." Ucal Yuni yang tersenyum pada Marcell.

"Kalo Ali keberatan ngga papah ko tante, Marcell bisa tinggal di rumah sendirian." Jawab Marcell canggung.

"Udah tau kan kalo gue keberatan. Ngapain masih disini?" Tanya Ali nyolot.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat halus di pipi Ali. Tamparan yang begitu saja mendarat dari tangan Danu. Ayahnya sendiri.

Ali bungkam. Hatinya merasakan sakit. Namun, ia masih bisa menahan untuk tidak menangis.

Ali berlari ke luar rumah dan segera menaiki motornya dengan kelajuan maximum.

"Ali....!" Teriak Yuni yang berusaha mencegah Ali. Namun, Danu menahannya.

"Biarin aja. Biar dia tenang sendiri." Kata Danu. Yuni mengangguk paham.

   💖💕

Ali mengendarai motornya ke arah tempatnya bertemu dengan Jihan dulu. Tempat diamana ia menabrak Jihan. Disanalah satu satunya tempat yang bisa ia temukan untuk menemui Jihan dan mencurahkan kekesalannya.

Keberuntungan sedang berpihak padanya sekarang. Di tempat itu, terlihat Jihan yang tengah berjalan membawa sekantong plastik yang cukup besar.

Ali memajukan motornya untuk menemui Jihan.

"Naik." Ucap Ali.

Jihan yang melihatnya langsung menatap Ali penuh tanda tanya.

"Lo tau naik ga?" Seru Ali lagi.

"Ka Ali nanya sama siapa?" Tanya Jihan pelan.

"Sama lo jihan. Calon istri gue!" Ujar Ali menekan kata katanya. 

"Nggak ah Ka. Bukan mukhrim." Jawab Jihan kembali melanjutkan langkahnya. Ali menghela napas sekejap lalu turun dari motornya dan membawanya.

"Ka Ali ngapain turun?" Tanya Jihan.

"Mau ke rumah lo!" Jawab Ali singkat.

"Yaudah Ka. Daripada motornya digituin, mending dinaikin aja. Gapapah ko duluan aja!" Ucap Jihan.

"Nggak. Kecuali kalo lo naik." Jawab Ali.

Jihan menghentikan langkahnya. "Kenapa?" Tanyanya.

"Karna gue nggak tau rumah lo dimana!" Jawab Ali ketus. Jihan tertawa geli.

Badboy's Diary (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang