Nineteen

33 15 2
                                    

I so really you just want to be able to get a chance to win the game.

Apa cenah ya...?😕
Author lagi gelo gays
Kwkwkw!

Happy Reading!🎶💗🌼








💖💕

Dear Diary

Gue makin bahagia banget.
Dengan apa yang gue punya.
Semenjak papah berhenti selingkuh lagi.
Semenjak keluarga gue utuh lagi
Semenjak gue baikan lagi sama Marcell.
Rena.... tinggal lo aja yang jadi pelengkap kebahagiaan gue saat ini. Gue percaya kalo diatas sana lo tau gimana perasaan gue sekarang.

Lo tau nggak Ren? Gue ketemu sama orang yang mirip banget sama lo! Sama cantiknya! Sama telminya sama polosnya.
Bedanya dia pake jilbab! Namanya Jihan. Coba lo masih ada. Lo bakal kaget liat kembaran lo disini. Semoga lo nggak cemburu ya Ren. Kalo sekarang gue bahagia sama Jihan. Tapi gue nggak akan pernah ngebiarin Jihan ngegantiin posisi lo ko Ren! Gue kan cintanya sama lo! Sama Jihan juga! Gue sama dia dijodohin Ren. Keren kan?
So... sebahagianya gue sekarang tetep aja

"Gugur satu tumbuh seribu, tapi diantara seribu yang tumbuh tidak akan ada yang sama dengan yang gugur"

Lo bakal selalu ada di hati gue Ren. Kapan pun itu.

M.A.L

Ali menghembuskan napas terkahirnya. Ya kali!😂

Salah salah.

Ali mengehembuskan napasnya pelan. Menyimpan penanya dan membaringkan tubuhnya.

Terdengar suara ketukan dari luar. Ia merasa sedang malas dinganggu. Hanya dengan berbaring sebentar dan menatap langit langit kamar mungkin akan memperbaiki moodnya.

Hatinya sedang tak karu karuan. Padahal tadi, baru saja ia bercanda dengan Jihan dan teman teman lainnya. Namun, ada satu nama yang ia rindukan saat ini. Rena. Orang pertama yang mengisi hatinya dan kini telah terbang bersama sayap mungilnya meninggalkan sakit di hati Ali.

"Woy Li! Lo lagi ngapain? Bukain pintunya cepet!" Ucap Marcell yang kali ini menggedor gedor pintu kamar Ali sekencang mungkin.

"Buka aja Cell. Nggak usah alay!" Jawab Ali malas. Ia masih membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

"Tidur mulu lo! Dasar kebo." Tembal Marcell. "Suka suka gue. Lo kesini mau apa?" Tanya Ali.

Marcell tidak menjawabnya. Ia hanya memutari kamar Ali dan mengoprek apa yang ada di dalamnya. Matanya berhenti ketika melihat sebuah buku bersampul coklat.

Ia membukanya. "Ini apaan Li?" Tanya Marcell. Ali mendongak pelan dan refleks merebut buku itu dari genggaman Marcell.

"Privasi." Ucap Ali enteng.

"Yaah lo make privasi privasian segala!" Jawab Marcell tidak terlalu peduli dan kembali mengoprek kamar Ali.

"Cell!" Seru Ali.

Badboy's Diary (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang