22• Jauh

1.4K 143 68
                                    

Matahari bersinar sangat cerah, namun berbeda 180 derajat dengan ekspresi yang terpancar diwajah Salsha.

Matanya tak menampakkan sorot bahagia, bibirnya tak memperlihatkan sedikit pun senyuman, langkahnya bagai berjalan diatas lantai yang licin, sangat pelan dan hati-hati.

"Hey!" ucap Cassie dari belakang mengagetkan.

Salsha tak menggubrisnya, ia terus berjalan seolah tak kaget dengan kedatangan Cassie yang tiba-tiba.

"Kantin dulu yuk, makan."

"Udah kenyang," ucap Salsha sambil terus berjalan dengan pandangan tetap lurus.

"Temenin gue."

"Sama Steffi aja nanti atau minta temenin Bastian, kalo nggak ada yaudah kepaksa lo ajak Bang Kiki. Pasti mau dia."

"Bang kiki emang pasti mau, tapi ya kali gue bayarin."

Salsha mengambil uang disaku bajunya, "Nih, udah sana ajak Bang Kiki. Gue yakin dia udah dateng."

Salsha mempercepat langkah kakinya, meninggalkan Cassie yang mematung setelah menerima uang pemberiannya.

"Gaje ih Salsha," Cassie bermonolog menatap heran kepergian Salsha.

***

Salsha mengerjakan tugas untuk hari ini, beruntung tugas ini adalah pelajaran terakhir, sehingga ia masih mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan.

"Pagi, Sal."

Salsha menoleh, mendapati Steffi yang berdiri sembari meletakkan tas di kursinya.

Salsha tersenyum.

"Ngerjain apa? Pr ya?" Salsha mengangguk.

"Gue udah dong, hehe.. Kalo mau liat, ambil aja di tas. Gue mau ke kantin dulu." Steffi pergi untuk ke kantin.

Salsha tahu, ini bukan Steffi yang dulu. Ia yakin, perubahan Steffi ada hubungannya dengan dirinya. Dengan Iqbaal. Dengan semua hal yang mengganjal dihati.

Drt.. Drt..

Salsha mengusap layar handphonenya, satu whatsapp.

Iqbaal: Dimana?

Salsha membacanya saja, tak penting jika ia harus menjawab.

Ari: Pagi Sal.

Salsha tersenyum tipis, pesan yang ia harapkan akhirnya muncul. Walau hanya sekedar menyapa, setidaknya mampu membuat Salsha tersenyum untuk pagi ini.

Salsha membiarkannya saja dan memilih kembali mengerjakan tugasnya.

"Lain kali kalo nggak mau balas, ya nggak usah di read aja sekalian."

Salsha menoleh sebentar menatap pemilik suara, kemudian melanjutkan mengerjakan tugasnya.

"Lo kenapa sih, Sal? Kenapa beda? Kenapa berubah?"

Salsha terus mengerjakan tugasnya.

Iqbaal memilih duduk disamping Salsha, Salsha yang sadar akan hal itu menggeser bangkunya agar tak begitu dekat dengan Iqbaal.

Iqbaal mendekatkan bangkunya dengan Salsha, terus menatap wajah Salsha yang berlaga sibuk dengan menulis.

"Pergi atau gue yang pergi!"

"Sal-"

"Jangan ganggu gue!"

"Sal!" Iqbaal menggenggam tangan Salsha, membuat Salsha berhenti menulis dan terdiam.

Waiting You •IQSHA•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang