14• Iqbaal bukan Ari

1.9K 122 23
                                    

Salsha terpaksa harus menurut pada Steffi untuk diantar pulang Ari, Salsha juga terpaksa harus memberikan alamat rumahnya pada Ari. Sebenarnya Salsha tak mau, tapi mana bisa Ari mengantarnya pulang jika tak tahu rumahnya.

Saat sudah berada di parkiran Salsha menolak diantar, tetapi saat itu Ari seperti orang yang sudah mengenalnya lama. Memaksanya dengan mengatakan bahwa bukan dirinya yang ingin mengantar tapi Steffi yang menyuruh.

Salsha tidak tahu pasti ucapan yang Ari lontarkan apakah sebuah alasan atau memang agar Salsha tak menolaknya.

Ari pun mengantarkannya sampai depan rumah.

Salsha hanya berterima kasih lalu berlalu masuk meninggalkan Ari. Ari menganggapnya sudah sangat dekat, tapi dirinya belum bisa menganggap Ari adalah orang terdekatnya. Ia masih merasa Ari orang asing yang tanpa sengaja bertemu dengannya dan mengantarkannya pulang dengan paksaan yang halus.

Dirumah ia kembali mendapat godaan oleh kedua saudaranya yang berada di ruang tamu juga dengan ibundanya.

"Eh gebetan baru tuh."

"Apa sih Uni!"

"Kok baru? Kan itu Kak Iqbaal," ucap Biya sambil membuka kulit kuaci.

Nisa pun juga terlihat mengunyah sesuatu yang Salsha pastikan adalah kuaci. Bundanya juga terlihat membuka kuaci tersebut.

"Bukan Biya, itu cowok baru," ucap Nisa.

"Apaan sih Uni!"

"Oh, Biya tadi liat dari jendela kirain Kak Iqbaal."

"Ngintip mulu kerjaannya!" Salsha ketus.

Sementara sang Bunda tertawa melihat ketiga putrinya tersebut.

"Udah, Salsha shalat asar dulu, baru mandi. Ntar Bunda masak buat Salsha makan."

"Eh Salsha langsung ke atas aja, Bun. Shalat sama mandi. Tapi nggak usah masak, Salsha udah kenyang tadi makan."

"Oh yaudah."

"Alah paling mau ngubungin cowok barunya tuh, Bun." Nisa sang Kakak memang tak ada habisnya menggoda Salsha.

"Bun, Uni punya pacar tapi nggak pernah dibawa kesini," ucap Salsha langsung berlalu cepat.

Nisa menatap tajam kepergian Salsha.

"Bener, Ni?"

"Ih enggak Bun, ngaco Salsha," ucap Nisa sembari menggaruk tengkuknya. Sementara Biya tersenyum jail disambut kekehan pelan sang Bunda.

***

Seperti biasa, lima menit sebelum bel masuk semua murid sudah berada di kelas masing-masing. Begitupun Salsha.

Namun dari awal ia datang, ia tak mendapati Steffi, Bastian dan Cassie. Ia juga kehilangan satu sahabat, yaitu Bella yang mulai hari ini sudah tidak bersekolah disini.

Tiga menit lagi bel masuk berbunyi, Salsha menatap jam tangannya. Sedari tadi saat ia datang, ia hanya duduk, mengeluarkan alat tulisnya dan juga mencoret-coret bagian belakang bukunya.

Salsha tak membawa handphonenya, saat pagi tadi tiba-tiba saja handphonenya mati. Itu karena dirinya yang memang membiarkan Biya memainkannya semalam.

"Hai, Sal," sapa Steffi tiba-tiba membuat Salsha menoleh ke Steffi yang mulai duduk disampingnya.

"Ceria banget lo," ucap Salsha, melihat Steffi yang tersenyum sangat lebar bahkan memperlihatkan giginya yang rapi.

Bel pun berbunyi, Cassie berlari masuk dan langsung menuju bangkunya.

"Kenapa, Cass?" tanya Salsha heran.

Waiting You •IQSHA•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang