26• WY

1.4K 149 43
                                    

Salsha sudah tidak banyak berbicara dengan Steffi. Pikirannya kini mengarah pada Ari.

Apa yang Ari katakan pada Steffi?

Mengapa Steffi bisa menganggap ia dan Ari berpacaran?

Ah. Salsha sudah tak tahan, ia sungguh dibuat penasaran. Ia akan menemui Ari nanti dan ingin penjelasan dari Ari langsung. Karena yakin Ari sudah berkata yang tidak-tidak pada Steffi.

Salsha membereskan semua buku-bukunya dan menyusunnya rapi di tas. Tak lama Iqbaal datang, untuk menjemput sang kekasih.

"Eh gue duluan ya, Sal," ucap Steffi sambil menatap Iqbaal diambang pintu.

Salsha mengikuti arah pandang Steffi, dan melihat Iqbaal yang tersenyum padanya. Salsha tersenyum lalu kembali membersekan buku-bukunya.

"Bye, Sal." Salsha hanya mengangguk hingga akhirnya Steffi pun meninggalkannya dengan beberapa teman yang masih ada di kelas.

Salsha terdiam untuk sementara.

Ia bingung, pada siapa hatinya berlabuh sekarang. Tapi kali ini melihat Iqbaal dan Steffi ia merasa biasa, tak secemburu dahulu. Berbeda jika didekat Ari, bahkan saat Ari menjemputnya tadi ia senang luar biasa.

Walau perasaan menggajal ada dihatinya, perihal hubungannya dan Steffi. Tidak setenang air yang mengalir, ada saja ombak yang datang dan membuat semuanya seolah hancur. Jujur, bukan itu yang ia inginkan dari sebuah jalinan persahabatan. Bahkan, memiliki rasa pada sahabat juga buka kemauan Salsha. Walau nyatanya, itu terjadi padanya. Entah dulu atau bahkan sekarang yang Salsha tidak tahu berapa persen perasaan itu masih ada.

Salsha: gue mau ketemu ntar malam

Salsha mengirim pesan itu langsung, ia tak suka berbasa-basi, karena ia bukan Ari.

Salsha meletakkan handphonenya dimeja lalu beranjak berdiri dan memakai tasnya.

Drt.. Drt..

Salsha meraih handphonenya dan berjalan keluar kelas sembari membuka pesan yang tadi masuk.

Ari: Ok. Udah pulang belum? Gue jemput ya, tunggu sepuluh menit lagi gue sampai.

Salsha: nggak usah. Gue udah pulang.

Pesannya hanya dibaca oleh Ari. Salsha pun keluar dan mencari taksi untuk pulang.

***

Salsha menggenggam cokelat ditangannya itu. Ia tak berniat untuk memakannya, ia harus tau dalam rangka apa Ari memberinya itu tadi pagi. Terlebih ucapan Steffi itu semakin membuatnya bingung. Ada apa dengan Ari?

Jam menunjukkan pukul tujuh kurang. Salsha akan keluar jam tujuh tepat. Ia memainkan handphonenya terlebih dahulu, hingga akhirnya ia mendapat pesan dari Ari.

Ari: gue jemput ya

Salsha dengan cepat mengetikkan balasannya.

Salsha: nggak usah. Kita ketemu langsung aja.

Salsha pun bergegeas bersiap sebelum Ari menjemputnya, sebelumnya ia sudah memberi tahu Ari tempat dimana mereka akan bertemu malam ini.

Salsha menuruni satu persatu anak tangga, rambutnya kali ini ia ikat dengan jaket berwarna hitam dan celana jeans. Handphone dan cokelat ditangannya, tanpa membawa tas.

"Eh Sal, mau kemana lagi?" tanya Bundanya diruang tamu yang sedang menonton bersama Biya.

"Mau kerumah Cassie, bun." kali ini Salsha berbohong lagi untuk kesekian kalinya.

Waiting You •IQSHA•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang