Setelah selesai makan, Kiki memilih berlalu ke kelas. Sementara Salsha memilih menetap di kantin. Karena bel masuk juga belum berbunyi, ia tak mau ke kelasnya. Ia tahu jika di kelas pasti ada Iqbaal yang setia bersama Steffi.
Tadi juga sempat datang Bella dan Cassie. Namun mereka juga sama seperti Kiki. Setelah selesai mereka memilih kembali ke kelas. Sementara Salsha sudah terbiasa dengan hari-harinya.
"Sal."
Salsha langsung mencari asal suara yang memanggilnya. Ternyata Bastian. Bastian kini duduk tepat di hadapannya.
"Udah dapet undangan ultah Steffi kan?"
"Udah kok."
"Udah beli kado, Sal?" tanya Bastian lagi.
Salsha nampak terdiam namun setelahnya ia mengangguk. "Udah."
Bastian hanya memandang wajah Salsha penuh selidik. "Lo kenapa?"
"Nggak papa, Bas." Salsha mengaduk-ngaduk minumnya dengan sedotan.
Bastian terlihat mengangguk-ngangguk sampai akhirnya datang seseorang yang langsung mengambil posisi duduk tepat di sampingnya. Iqbaal.
"Gue cariin," ucap Iqbaal.
"Eh? tumben lo nyari gue?" tanya Bastian heran.
"PD lo Bas, gue nyariin Salsha," ucap Iqbaal spontan membuat Salsha maupun Bastian keheranan.
"Ahahaha.. Engga kok," ucap Iqbaal membuat raut wajah Salsha dan Bastian kembali normal.
"Gue mau beli minum dulu deh," ucap Bastian berlalu meninggalkan Salsha bersama Iqbaal.
Salsha nampak diam. Ia memilih mengaduk-ngaduk minumnya dan sesekali meminumnya. Iqbaal hanya menatapnya sampai akhirnya Salsha memilih berdiri yang sepertinya berniat meninggalkan Iqbaal.
"Eh, Sal."
Salsha menatap Iqbaal yang kini berada di bawahnya. "Kenapa?"
"Duduk dulu kali, gue mau ngomong," ucap Iqbaal membuat Salsha langsung duduk dan kini menatapnya.
"Gimana tadi malam?"
"Ya gitu."
"Takut?"
"Nggak. Kebetulan lampunya nyala kok, Bunda juga udah datang," ucap Salsha berbohong. Nyatanya semalam saja ia memilih menunggu di depan rumah sampai kenyamukan, dan yang duluan datang saja Anisa dan Nabila.
Iqbaal tersenyum tipis, "Lo bohong?"
Salsha menatap tajam Iqbaal. "Lo nggak tau apa-apa!" Salsha pun berlalu pergi.
Sementara Iqbaal menatap kepergian Salsha dengan mata sendu. Gadis itu memang tidak pandai untuk berbohong. Pikirnya.
Namun, jika Salsha tak pandai berbohong. Mengapa sampai sekarang rasa yang selama ini ia pendam tak satu pun yang mengetahuinya? terlebih Iqbaal. Ya, Salsha memang tak pandai berbohong. Namun jika menyangkut perasaannya, orang-orang di sekelilingnya-lah yang tak peka. Iqbaal lah yang tak menyadarinya.
"Salsha mana, Baal?"
"Pergi," ucap Iqbaal yang kini juga meninggalkan kantin. Dan meninggalkan Bastian tanpa pamit langsung nyelonong.
***
"Sal." panggilan itu membuat Salsha menoleh. Merasa si pemanggil tak menarik, Salsha membuang wajahnya menatap sembarang tempat.
"Sal, lo kenapa sih?" Salsha hanya diam. "Ikut gue." seseorang itu menarik lengan Salsha dan membawanya ke parkiran.
"Lepasin, Baal!" Salsha mencoba melepas genggaman tangan Iqbaal dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting You •IQSHA•
Fanfiction[S E L E S A I] ✔ Sebuah pertemanan yang singkat itu mengantarkannya pada rasa cinta dan membuat ia benar-benar mencintai sosok Iqbaal. Salsha tahu, berada diposisinya sekarang memang tidak mudah. Terlebih harus mencintai kekasih sahabatnya sendiri...