•Epilog•

2.3K 133 52
                                    

Setelah kepergian Salsha, Steffi mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Iqbaal yang nyaris kandas.

Semua cara ia lakukan, bahkan melakukan hal yang sama saat dimana hubungannya dengan Iqbaal baik-baik saja.

Seperti saat pertama mereka kembali bersama. Usaha-usaha untuk memperbaiki hubungan pun dilakukan Steffi.

Di sekolah, Steffi menghampiri Iqbaal ke kelasnya. Mengajaknya ke kantin saat jam istirahat pertama. Iqbaal menggeleng dengan alasan tidak lapar. Alhasil Steffi ke kantin bersama Aldi dan Kiki.

Saat pulang sekolah, Steffi meminta Iqbaal mengantarnya pulang. Namun lagi-lagi Iqbaal menggeleng, dengan alasan sudah ada janji bersama Aldi. Steffi tak ingin menyelidiki lebih lanjut apakah alasan Iqbaal benar atau hanya alasan buatannya saja.

Dirumah, Steffi memberanikan diri untuk menelpon Iqbaal, panggilan terhubung walau harus menunggu hampir sepuluh menit dengan lebih dari satu panggilan.

Semuanya sama, Steffi terus menerus melakukan hal itu walau nyatanya ia tahu akan mendapat perlakuan yang sama seperti kemarin-kemarin.

Hari ini, Steffi menyerah.

Saat istirahat, ia memilih untuk langsung ke kantin tanpa mengajak Iqbaal. Bahkan saat ternyata Iqbaal sudah ada dikantin lebih dulu, dirinya mencoba untuk tak bertemu pandang.

Saat pulang sekolah, ia memilih piket kelas -walau bukan jadwalnya- dan pulang belakangan agar tak bertemu Iqbaal diluar saat ia menunggu jemputan.

Dirumah, Steffi selalu mengotak-atik handphonenya, kebiasannya itu tak bisa dihindari. Mencari nama Iqbaal di kontaknya dan ingin sekali mendengar suaranya. Tapi untung, malam ini dirinya berhasil untuk tidak menekan nama Iqbaal pada kontaknya.

Tanpa di duga, seseorang yang ia hindari kini malah mengirim pesan padanya.

Iqbaal❤: Besok gue jemput.

Steffi tersenyum, hanya berjalan 5 hari usahanya sia-sia, tapi kini yang ia harapkan hadir tanpa perlu usaha darinya.

Terlalu bahagia. Ya, itu yang Steffi rasakan.

Steffi: Iya baal.

Steffi tersenyum lebar bahkan menciptakan air mata bahagia dimatanya.

Semenjak malam itu, malam dimana Iqbaal mengirimkan pesan pada Steffi. Hari-hari mereka berjalan seperti biasa, walau perbedaan jelas terlihat. Iqbaal tetap menjadi Iqbaal yang kecewa pada Steffi. Iqbaal yang tak suka ego Steffi dan Iqbaal yang sebenarnya belum menerima Steffi seperti dulu.

Steffi kira Iqbaal akan seperti dulu, tapi ternyata tidak. Mereka hanya jalan selayaknya teman, bahkan seperti teman lama yang baru kembali bertemu. Terasa canggung.

Untuk hari pertama, Steffi memakluminya. Hari kedua dan ketiga, kembali Iqbaal yang mengajaknya. Steffi sudah bahagia, walau sikap Iqbaal masih tetap sama. Tapi setidaknya disini bukan dirinya saja yang berjuang.

Satu bulan berlalu.

Semua tetap sama, setelah saat itu perlahan Iqbaal merasa hari-harinya bersama Steffi adalah hal yang biasa. Terlalu biasa. Steffi pun mengerti dan akhirnya ia menyerah, mencoba menurunkan ego dan membiarkan Iqbaal pada pilihannya. Tak ada lagi yang bisa diharapkan dari hubungannya. Rasanya semua berubah, semua sia-sia. Semenjak Salsha pergi.

Malam ini, Iqbaal kembali mengajaknya jalan bersama.

Ini adalah yang terakhir bagi Steffi, jika Iqbaal tetap sama maka ia memilih mundur.

Mereka berjalan bersisian di mall, setelah makan mereka memilih berjalan-jalan dengan sedikit obrolan singkat.

Ingin sekali Steffi bergandeng tangan dengan Iqbaal, tapi tentunya sekarang tidak semudah dulu.

Waiting You •IQSHA•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang