Bagian 24

216 6 0
                                    

*Ben POV*

Saluna putri Adriana. Waktu pertama gue ketemu dia, gue menganggap dia cewe terkonyol dan absurd yang pernah gue temuin. Bukan kebetulan gue bisa kenal sama dia, itu semua berkat adik laki-laki gue, Rangga. Tiba-tiba aja dia bawa Saluna ke rumah,

"Weh.., siapa ini?" Melihat ada orang lain di rumah, rasanya pengen langsung gue introgasi.

"Adek kelas gue!" Kata Rangga yang tiba-tiba datang sambil membawa minuman dari dapur.

Mulai terpikir ide di kepala gue ini, mustahil Rangga, adek gue yang super dingin ini mau bawa cewe ke rumah, ya meskipun gak cantik-cantik Amet, sih.

"Gebetan,ya? Apa udah jadian?" Kata gue waktu itu agak berbisik.
"Bacot lu!" Katanya cuek. Lalu menghampiri cewe itu, ya dia adalah Saluna.

Sejak saat itu Saluna jadi dekat dengan Rangga. Gak selalu ke rumah,sih. Tapi mereka sering pergi bareng sambil mengatasnamakan "urusan OSIS". Gara-gara rasa penasaran gue, akhirnya gue memutuskan untuk mendekati Saluna.

Setelah itu,gue menyesali keputusan gue. Gue jujur, gue emang jahat, deketin dia buat kepentingan gue sendiri dan membuat dia terjerumus ke dalam keramahan gue.

"Aku suka sama Abang...," Katanya setelah seminggu gue putus sama Fira,mantan terindah gue. Sumpah, gue kaget waktu itu, gue gak sanggup berkata apapun.
"So,sorry Saluna. Gue gak. Bisa Nerima perasaan elu. Hati gue masih terluka."
"Gak apa-apa. Saluna akan nunggu, Saluna pasti akan selalu ada untuk bang Ben."

Itu janjinya dia, tapi gue gak bisa jadi seperti yang dia harapkan. Gue malah jatuh cinta sama cewe lain. Meskipun begitu, dia tetap menepati janjinya, dia selalu ada buat gue, bahkan dia yang buat gue jadian sama Nesya. Cewe gue yang sekarang.

*

"Bang Ben? Hello?" Saluna melambai-lambai kan tangannya di depan wajah Ben.

"Eh,iya.., " Ben lalu tersadar dari lamunannya.

"Eh?? Loh? Kok wajah bang Ben merah? Bang Ben nangis?" Kata Saluna lalu mengusap wajah Ben.

"Woy.., woy ...," Tiba-tiba Jiboy datang dan memisahkan mereka.

"Jadi gini,ya Saluna?" Kata Jiboy.
"Apa?" Tanya Saluna.
"Lu,kan cewe gue. Bisa-bisanya bermesraan sama bang Ben." Kata Jiboy pura-pura sedih.
"Ih, Jefri lebay,deh. Lagian gak perlu pencitraan kali di depan bang Ben!" Kata Saluna kesal.

"Saluna..," tiba-tiba Bu Abdullah memanggilnya.
"Iya, ibu?"
"Bisa bantuin ibu sebentar?"
"Iyaa..," kata Saluna lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Jiboy langsung melipat tangannya dan menatap Ben tajam,

"Lu kenapa, dah?" Tanya Ben.
"Selama Saluna jadi cewe gue, lu gak boleh deketin dia!" Tegas Jiboy.
"Apaan,nih? Cemburu mode on?" Ledek Ben.
"Siapa yang cemburu??"
"Terus ini namanya apa?"
"Ya.., di sini ibu, ayah, kakak gue taunya, Saluna itu cewe gue. Kalo lu teralu Deket sama dia__, lu tau deh bakalan terjadi apa." Kata Jiboy.

"Jadi lu udah mulai suka,ya sama Saluna?" Tebak Ben tak mau kalah.
"Siapa,sih yang suka sama Saluna?? Lagian gue berencana mau balikan sama Mira." Kata Jiboy.
"Jadi lu beneran mau putusin Saluna???" Tanya Ben.
Jiboy langsung membekap mulut Ben dengan tangannya, "ishh..., Nih anak!!"
"Woy.., songong lu,ya??" Kata Ben setelah berhasil melepas tangan Jiboy.

"Jangan ngomong di sini. Bisa hancur reputasi gue...," Kata Jiboy.
Ben tersenyum miring, "terus lu udah mikir gimana reputasi lu setelah mutusin Saluna??" Tanya Ben.
"Itu, sih dipikirin nanti aja." Kata Jiboy sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Woy, bang Ben sama Jefri udah kelar kangen-kangenan nya?" Tiba-tiba Saluna muncul sambil membawa mangkuk yang berisi sayuran.

"Jefri? Yang kamu maksud nih anak?" Tanya Bang Ben sambil menunjuk Jiboy.
"Iya. Emang siapa namanya?"
"Wah.., kalian beneran bakalan putus?" Tanya Ben.
"Ya__," sebelum sempat Jiboy menyelesaikan kalimatnya, tanpa aba-aba, Saluna langsung memasukkan sesendok sayuran dari mangkuk yang ia bawa.
"Apwfaanh nhih? Njir! Asem!!" Kata Jiboy hendak memuntahkannya.
"Iih, udah Telen aja. Ini selat solo, makanan enak yang dibuat sama ibu, tau. Kata ibu ini bisa buat diet. Referensi bekal buat besok." Kata Saluna.
"Kamu diet Saluna?" Tanya Ben.
"Iya, bang biar__,"
"Biar cocok jadi cewe gue."
"Iya juga,sih..,"
"Lu juga harus coba,bang." Kata Jiboy.
"Ya udah, Saluna mau ke dapur lagi."

Kata Saluna lalu meninggal kan dua lelaki itu.

"Boy..., " Panggil Ben.
"Hm?"
"Sebisa mungkin jangan pernah sakitin Saluna,ya?" Pinta Ben.
Jiboy mendengar nya lalu berdiri menghadap Ben, "yang ada juga elu, kali yang nyakitin dia." Kata Jiboy
"Hah?"
"Oh,iya, hati-hati, lu mungkin bisa nyesel udah pernah nolak dia." Kata Jiboy.
"Apa?"
"Gue mau ke dapur, dulu,ya..," kata Jiboy.
"Woy, Jiboy, maksud lu apa?"

*
*
*

Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang