Saluna menatap mata Jiboy,
"Jadi.., intinya kamu jadiin aku pelarian kamu?" sontak Jiboy terkesiap mendengar ucapan Saluna. Lelaki itu pun melepas tangannya yang tadi memegang tangan Saluna.Sekali lagi Jiboy terdiam.
"Elu ... elu juga boleh jadiin gue pelarian." ucap Jiboy agak merasa bersalah. Ia merasa jadi lelaki egois dan jahat sekarang.Kini Saluna yang terdiam.
"Oke, kita coba lima bulan." ujar Saluna yang membuat Jiboy tak percaya dan menatap ke arah Saluna."Serius??"
"Iya."
"Jadi, tanggal jadian kita kapan?"
"Hah? Buat apa?"
"Buat jadi peringatan."
"Oh, ya, hari ini aja." ujar Saluna. Seketika terlukis sebuah senyuman di wajah Jiboy.
"Sekarang ayo kita pulang. Gue anterin elu. Rumah lu dimana?" tanya Jiboy.
"Haruskah?"
"Yah iyalah."
"Ooh, kalo gitu nanti aku tunjukkin, aku suka ga inget alamat soalnya," kata Saluna.
Kini sepasang sejoli itu sudah sampai di depan rumah Saluna. Sementara Jiboy berkali-kali menengok ke belakang lalu ke rumah Saluna.
"Kenapa gak pulang? Apa mau masuk dulu?" tawar Saluna.
"Bu-bukan...." Jiboy masih tak percaya apa yang ia dapati.
"Terus?"
"Serius ini rumah lu, eh kamu?"
"Iya."
"Sejak kapan tinggal di sini?"
"Sejak lahir."
"Serius. Emang kenapa?"
"Sini, deh." Jiboy menarik Saluna agar berdiri di sampingnya.
"Kenapa?" Saluna lalu mendekati Jiboy.
"Elu, eh kamu, lihat ada gapura warna biru itu? Yang di depan warung besar?"
"Iya. Aku suka belanja di warung itu dan itu RT paling kreatif, menurut aku, dekorasi jalannya bagus. Kenapa emangnya?"
"Lu harus tau, Rumah gue di situ!' ucap Jiboy seraya memandang wajah Saluna yang kaget.
Namun langsung terlukis senyum di wajah Jiboy.
"Sumpah, ternyata kita tetangga yang beda RT doang, hahaha!""Emang di sana masih satu RW?"
"Iya. Lu RW Berapa emang?"
"Nol empat."
" sama. Oke fix, tiap hari lu harus mau gue antar jemput—"
"Wah, wah.., siapa ini?" Saluna dan Jiboy menoleh,
"Bang Ray!" kata mereka serempak.Dagi Saluna mengernyit.
"Kamu kenal bang Ray?" tanya Saluna makin kaget."Ya kenal lah!"
"Jiboy? Lu ngapain di sini?" selidik bang Ray.
"Tunggu, tunggu, kok kalian bisa kenal?" curiga Saluna.
Bang Ray langsung merangkul Jiboy. "Gue, calon kakak iparnya," ujat Raymond.
"What ?? Apa-apaan lu??" sahut Jiboy sambil menyikut dada Raymond.
"Eh, sialan lu," sontak Raymond.
"Ooh, cewe yang bang Ray ceritain itu." Saluna langsung paham.
"Eh, jawab pertanyaan gue, ngapain lu di sini sama adek gue??" selidik Raymond.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pelarian (END)
RomanceBagiku kau adalah obat yang mengobati sebuah luka yang sangat dalam di hatiku -Jiboy- Kau adalah orang yang selalu ada untukku meskipun kau tidak ingin. -Saluna- Awalnya sama-sama berniat mengobati hati yang Terluka karena patah hati, tetapi seperti...