Bagian 42

207 7 0
                                    

Setelah bel berbunyi, Jiboy segera keluar kelas, kebetulan di pelajaran Geografi gurunya tidak masuk,

"Saluna I'm Coming...," Kata Jiboy sambil tersenyum, rasa rindu yang sudah tak bisa dibendung lagi akan segera ia tumpahkan. Ia berlari sambil loncat-loncat,

"Jiboy !! Jiboy my bro !!" Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundaknya membuat Jiboy berhenti.

"What's up bro !! Wah, padahal cuman sebulan gue gak ketemu elu, tapi rasanya kayak seabad, hahaha....," Kata orang itu sambil memeluk Jiboy.

"Iya, iya, gue tau, gue emang ngangenin, hehe...," Kata Jiboy.

"Lu mau ikut ga, main voli, anak-anak sekarang lagi demen main voli, mau coba ga, sekali coba langsung ketagihan."

"Uhm..., Lain kali mungkin, soalnya gue mau ketemu cewe gue dulu." Kata Jiboy sambil menaik-turunkan alisnya.

"Cewe lu? Siapa? Eh, Saluna ya??"

Jiboy mengangguk sambil tersenyum,

"Yah, ya udah deh, kalo gitu, nanti kalo udah, gabung aja ya, okeh?"

"Oke my brother Andre." Kata Jiboy. Lalu segera pergi ke kelas Saluna.

*

Jiboy berjalan sambil loncat-loncat,

"Saluna I Miss you...," Katanya  akhirnya sampai di depan kelas Saluna. Ia melongok ke dalam kelas,

"Weh, siapa nih?" Tanya Farah yang baru mau masuk kelas,

"Eheh.., Ng...,"

"Farah. Nama gue Farah."

"Oh, iya, Farah, bisa panggilin Saluna,gak?"

"Saluna? Dia tadi udah keluar duluan, langsung ngibrit ke toilet abis bunyi bel."

"Eh? Gitu,ya?"

"Iya. Uhm..., Gue masuk,ya."

"Iya. Makasih."

"Duuh, toilet yang mana,ya? Ah, cari aja deh di seluruh sekolah." Kata Jiboy lalu berlari sambil loncat-loncat lagi.

*

Saluna mencuci tangannya setelah selesai dengan urusannya di toilet.

Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundaknya,

Saluna berbalik, "eh? Kalian? Ada perlu apa?"

Utari dan April kini menatap Saluna dengan tajam,

"Heh, lu kan yang bikin Riana jadi nangis?" Utari.

"Eh? Aku? Kok bisa? Dia nangis kenapa?"

"Gak usah sok peduli deh lu!!" Kata April.

"Sekarang dia dimana?"

"Dia...," Belum sempat Utari mengatakannya, April langsung menyenggol lengannya.

"Haduh, ya udah, kalo gak mau kasih tau. Aku bakal nyari dia sendiri." Kata Saluna lalu berusaha menerobos mereka,

"Heh, urusan kita belum selesai ! Lu jangan sok deh, mentang-mentang udah gak gendut lagi jadi songong lu,ya?" Kata April.

"Justru aku mau nyelesain!! Kalian juga kerjaannya ngelabrak orang Mulu !! Misi !!!" Kata Saluna lalu mendorong April dan Utari.

"Argh...," Mereka berdua hampir jatuh,

"Gila, kuat juga dia !" Kata Utari.

"Ih, lu, kejar dia !!" Kata April.

Saat Saluna keluar dia sudah disambut dengan seseorang,

"Saluna!!" Kata orang itu langsung memeluknya erat.

"Eeh??"

"I Miss you so much !!" Kata orang itu yang sebenarnya adalah Jiboy.

"Jeef..., Jangan pelukan di sini, lepasin...," Bisik Saluna.

Jiboy langsung melepasnya,

"Hu-uh, kemaren di telpon katanya kangen, udah ketemu malah gini." Katanya kesal.

"Duh, lagian kan kita belum baikan. Kamu lupa sama janji kamu?"

Jiboy langsung tersenyum dan mengambil kedua tangan Saluna lalu menciumnya,

"Eh, kamu__,"

"Maaf ya...," Kata Jiboy sambil menatap mata Saluna.

Deg...,

Deg...,

Deg...,

"Duuh, Saluna, kamu gak boleh gini. Enyahlah deg-degan!!!" Batin Saluna.

"Hey..., Maafin aku gak?"

Wajah Saluna kini memerah, "iya,iya aku maafin."

"Thanks."

"Oh,iya, kamu liat Riana,gak?" Tanya Saluna.

"Riana? Ngapain, sih kamu nyariin dia?"

"Kamu udah ngomong semuanya sama dia?"

"Udah."

"Kamu bikin dia nangis,ya?"

Sementara itu,

"April, kamu ngapain, sih? Katanya mau ngejar Saluna?"

"Diem...,"

"Ck !" Jiboy berdecak,

"Kenapa, sih kamu ngebahas ini? Menyebalkan !!" Kata Jiboy lalu melipat tangannya.

"Ayo, aku harus ngomong sama kamu !!" Tegas Saluna lalu menarik tangan Jiboy.

"Wo..,woy ...,"

Setelah Saluna dan Jiboy pergi, April dan Utari keluar,

"Sumpah, mereka barusan berantem?" Tanya Utari.

"Kayaknya ada hubungannya sama Riana."

Mereka berdua lalu saling memandang, lalu mengangguk kan kepala,

"Ayo ikutin mereka!" Kata April.

*
*
*

Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang