Bagian 25

215 7 0
                                    

Saluna berjalan sambil lompat-lompat dengan riangnya seperti anak TK yang baru masuk sekolah.

"Woy..., Saluna, jalannya biasa aja kali." Kata Jiboy yang mengikutinya di belakangnya.
"Iih, kenapa,sih? Sekarang Saluna lagi bahagia." Balas Saluna.
"Bahagia kenapa lagi?"

Tiba-tiba Saluna berhenti lalu berbalik,
"Eh? Kok berhenti?" Tanya Jiboy. Saluna segera mendatangi Jiboy lalu meraih kedua tangan Jiboy,
"Berat Saluna berkurang tiga kilo !!! OMG!!!" Kata Saluna.
"Oh__, What?? Tiga kilo???" Kata Jiboy juga tak percaya.
"Iya, nih buktinya," kata Saluna lalu menyisipkan jari-jarinya di sela jari-jari Jiboy.

"Kenapa?" Tanya Jiboy heran.
"Emang gak terasa lebih longgar?" Tanya Saluna.
"Yah..., Gue,kan baru pertama kali menang tangan lu begini. Eh, tapi...," Jiboy lalu melepas tangannya dan memegang rahang Saluna.

"Woaah.., rahang lu mulai keliatan!!" Kata Jiboy.
"Bener,kan?? Saluna bahagia, deh rasanya."
"Emang lu diet udah berapa lama,sih?"
"Satu bulan." Kata Saluna.
"Hebat. Tapi bukan berarti harus berhenti di sini."
"Iya, Saluna masih punya utang sembilan kilo lagi." Katanya.
"Iya, kecil itu mah."

Saluna lalu tersenyum,
"Jiboy."
"Iya?"
"Makasih ya."
"Untuk?"
"Untuk mendukung mimpi pertama Saluna." Kata Saluna sambil tersenyum.
Jiboy terdiam sambil menatap wajah Saluna, "Saluna cantik kalau tersenyum." Kata Jiboy.
Saluna kaget mendengar itu dari mulut Jiboy. Memang sebelumnya ia pernah mengatakan kalau Saluna manis, tetapi kali ini seolah Jiboy mengatakannya dengan serius.

"Ih, apaan,sih Jiboy? Udah ayo, jalan lagi!" Kata Saluna,

diam-diam ia menyembunyikan wajahnya yang kini benar-benar merah karena tersipu.

*

Hari Senin adalah hari paling melelahkan karena harus melaksanakan upacara bendera di pagi hari. Anak-anak berbaris dengan tertib di lapangan sambil mendengarkan wejangan dari guru yang bertanggung jawab sebagai inspektur upacara. Namun tak sedikit dari mereka yang tidak bisa diam karena keringat mulai bercucuran akibat panas matahari yang menyengat.

Brukk!!

"Eh? Sa,Saluna?" Kata Tommy yang berdiri di samping Saluna dan menangkapnya, namun terjatuh juga karena tidak kuat, lalu ia menepuk-nepuk pipi Saluna,

Petugas PMR segera mendatanginya,
"Ini kenapa?" Tanya Ghea, petugas PMR.
"Pingsan kayaknya." Kata Tommy.
"Yang cowok, tolong dong." Kata Ghea. Dengan sigap Saluna dibawa tiga petugas PMR laki-laki dan tiga bapak guru.

*

Setelah selesai upacara, Jiboy segera berlari ke UKS. Ia tahu sebenarnya tadi Saluna pingsan, namun mau dikata apa, hanya petugas PMR yang berwenang untuk melakukan tindakan.

Di UKS ia melihat Saluna sudah sadarkan diri sambil meminum teh hangat. Langsung perasaan lega datang di hati Jiboy. Ia segera masuk UKS,

"Saluna...," Saluna langsung menoleh ketika merasa ada yang memanggilnya.

"Jiboy..., Eeh?" Saluna langsung berdiri dan mengusap wajah Jiboy yang sudah basah karena air mata.

"Cup.., cup..., Ini kenapa lagi?" Tanya Saluna.
"Gue,gue..., Gue khawatir banget pas tadi liat lu pingsan sedangkan gue gak bisa apa-apa...," Kata Jiboy.
"Ya udah..., Gak usah pake nangis, kali. Ya ampun. Aku juga baik-baik aja."
"Lu gak punya penyakit anemia,kan?" Tanya Jiboy.
"Ya enggaklah."
"Terus tadi kenapa bisa pingsan? Apa latihan dari gue terlalu keras??"
Saluna menggeleng, "tadi aku belum sarapan, Jef..., Makanya..,"
"Duuh..., Udah tau mau upacara. Pake gak sarapan segala. Lu tau, kan yang penting itu ganti makanan nya, bukan gak makan." Kata Jiboy ngomel-ngomel.

Saluna tersenyum, "iya,iya tau...,"
"Apa terlalu berat buat diet? Kalau gitu, Lu gak perlu jadi langsing buat cantik. Lu gak perlu langsing buat jadi cewe gue. Menurut gue lu itu udah cantik. Gue Nerima elu apa adanya ,kok...," Kata Jiboy.
"Jeef....,"kata Saluna lirih.
"Apa? Gue salah? Gue cuman gak mau lu kesulitan gara-gara gue..., Apalagi sakit...,"
"Duuh..., Jefri ! Kamu,tuh Ge-Er banget,sih??"
"Apa?? Gue Ge-Er??"
"Iya! Sekarang tatap mata aku!" Pinta Saluna, Jiboy segera menatap Saluna.

"Ehm.., jadi gini,ya Jefri Al-Ghifari Abdullah.., Aku ini diet bukan karena aku jadi pacar kamu, itu cuman salah satu alasan doang. Aku itu diet karena keinginan aku sendiri. Aku pengen ada perubahan dalam diri aku yang positif, papa juga udah dari dulu minta aku diet, cuman emang akunya aja yang gak sadar-sadar...," kata Saluna panjang lebar.

"Daan.., ini itu mimpi pertama aku yang pengen aku wujudin. Lebay,sih emang.., tapi apa salah?"
Jiboy hanya menggeleng mendengar kalimat Saluna barusan.
"Makanya, jadi aku mohon sama kamu, jangan mencoba menghalangi aku apalagi bikin aku menyerah." Tiba-tiba Saluna tersenyum.
"Kok senyum?"
"Aku nyesel."
"Nyesel kenapa?"
"Baru tadi pagi aku bilang makasih ke kamu karena kamu mendukung mimpi aku. Eh, baru gini aja, udah nyuruh aku nyerah." Kata Saluna.
"Lagian, lu,sih yang bikin gue khawatir..., " Kata Jiboy tak mau disalahkan.
"Iya,iya. Lain kali gak akan bikin Jefri khawatir lagi, deh...," Saluna tersenyum,

"sini, mau dipeluk,gak? Kasian liat mukanya.., hihi...," Tawar Saluna.
Jiboy langsung memeluk Saluna.

"Semangat Saluna." Bisik Jiboy.
"Iya."

"Hey! Siapa itu? Emangnya gak ada kelas??" Tiba-tiba terdengar suara dari luar.

*
*
*
Waduh

Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang