Mereka berdua keluar bisokop,
Saluna masih saja tidak berhenti menangis setelah menonton film Avengers : end game,
"masih butuh tisu?" Tanya Jiboy.
"Enggak, cukup kasih aku waktu." Kata Saluna.
"Pft...," kali ini Jiboy tidak bisa merasakan empati pada seorang Saluna.
"Iih, ceweknya lagi nangis, malah diketawain !!" Kata Saluna kesal.
"Lagian, nonton film kek gitu, bisa-bisanya sampe nangis..," kata Jiboy
"Lagian, kan kasian anaknya Ironman, dia masih kecil udah kehilangan ayahnya, padahal dia sayang banget sama ayahnya..., Duuh, kamu bisa gak sih ngebayangin anak sekecil itu udah jadi anak yatim...,"
"Haduh, haduh, iya,iya...," Kata Jiboy berusaha menahan tawa dengan jalan pikir Saluna yang aneh.
"Oh, iya, kamu bilang tadi kamu punya DVD semua film Ironman, nanti aku mau pinjem." Kata Saluna.
"Pinjem? nonton bareng aja di rumah aku, nanti tapinya, abis ujian."
"Ih, gak mau ah, pinjem aja. Kenapa juga disaat kita udah putus, aku musti main ke rumah kamu??" Kata Saluna
"Pu,putus?"
"Iya, kamu jangan lupa, Minggu depan kita putus. Dan sesuai janji aku, aku bakalan bantuin kamu balikan sama Mira." Kata Saluna. Lalu diam-diam menggigit bibir bawahnya.
"Balikan? Oh,iya,ya." Kata Jiboy.
"Tuh,kan, bener." Batin Saluna.
Tiba-tiba Saluna menarik tangan Jiboy
"Eh, eh, ini mau kemana?" Tanya Jiboy,
"Ikut aja."
Kini mereka berdua ada di toko video game.
"Kamu mau beli apa?" Tanya Jiboy.
"Rekomendasiin dong, game yang seru apa." Pinta Saluna.
"Buat apa? Emangnya kamu main game?"
"Buat kesayangan aku." Kata Saluna.
"Kesayangan? Bang Ben?" Tebak Jiboy agak kesal.
"Bukan. Array. Kok bang Ben?" Kata Saluna heran.
"Ooh..., Array, sini, aku pilihan, kamu mau beli berapa?"
"Tiga, kali, ya."
"Tiga, gampang. Kalo demi adik ipar gue, apa,sih yang enggak?" Kata Jiboy.
"Ih, sok-sokan ! Udah mau putus juga, malah manggil adik aku, adik ipar, ewh...,"
Jiboy menghela napas,
"Please Saluna. Jangan ngomong gitu...," Batin Jiboy."Ayo, pilihin."
"Iya,iya."
"Abis ini kita makan,ya.., aku laper." Kata Saluna.
"Iya, apapun yang mau kamu lakuin hari ini, bakal aku turutin." Kata Jiboy.
"Unch.., kamu baik banget, sih.." kata Saluna sambil mencubit pipi Jiboy. Jiboy hanya tersenyum mendapatinya.
*
Rifky makan dengan sangat tenang sambil memperhatikan gadis di depannya,
"Makannya kayak biasa aja. Ga usah jaim." Kata Rifky.
"Iih, sekarang elu,kan pacar gue. Makanya, gue harus terlihat anggun."
"Apa gunanya, kalau gue udah tau segala keburukan lu?"
"Setidaknya, aku mau berubah menjadi lebih baik lagi, supaya kita gak akan pisah."
Rifky tersenyum, "jadi.., lu beneran sayang,ya sama gue?"
"Eh? Apaan, sih. Nyebelin tau,ga?" Kata gadis didepannya dengan wajah yang memerah.
"Gue kira , lu Nerima gue karena takut canggung udahannya. Gue kira, lu Nerima gue karena kasian sama gue, tapi ternyata, emang beneran Nerima,ya?" Tanya Rifky.
"Iih..., Udah, udah. Diem. Malu, tau,ga?" Kata gadis itu sambil menutup wajahnya yang sudah seperti udang rebus.
Tiba-tiba mata Rifky terlaihkan,
"Eh, itu, bukannya, Saluna?" Tanyanya.
"He? Saluna?"
"Iya, sama Jiboy?"
Gadis dihadapannya menoleh, mencari apa yang dilihat Rifky, "eh, iya bener!" Kata ya langsung menutupi wajahnya dengan tasnya.
"Ngapain, nutup muka lu?"
"Iih, malu. Jangan bilang-bilang mereka dulu, kalo kita udah jadian."
"Kenapa?"
"Gak siap."
"Mau pulang?"
"I,iya...,"
"Ya udah. Misi pulang secara diam-diam, dimulai." Kata Rifky sambil tersenyum, lalu mnggandeng tangan gadisnya.
"Eh?"
"Ssst..., Tunggu mereka selesai mesen dan duduk dulu."
"Iya...,"
"Mereka udah duduk belum?"
"Lagi bayar. Bentar lagi."
"Duuh...,"
"Tiga, dua ..,"
"Kapan?"
"Satu! Ayo kita pulang." Kata Rifky sambil menggandeng tangan gadisnya itu.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pelarian (END)
RomanceBagiku kau adalah obat yang mengobati sebuah luka yang sangat dalam di hatiku -Jiboy- Kau adalah orang yang selalu ada untukku meskipun kau tidak ingin. -Saluna- Awalnya sama-sama berniat mengobati hati yang Terluka karena patah hati, tetapi seperti...