Bagian 53

216 6 0
                                    

Jiboy memasang matanya, ia masih berusaha mencari Saluna di antara kerumunan orang-orang.

"Duuh, makin lama, makin banyak orangnya." Kata Jiboy frustasi.

"Jangan-jangan dia udah pulang??" Pikir Jiboy,

"Oh,iya, Jef..., Bang Ben tadi nelpon aku, katanya dia buka stand di sini"

Tiba-tiba kalimat Saluna terngiang di telinga Jiboy.

"Bang Ben. Dia pasti ke stand bang Ben." Kata Jiboy lalu segera pergi.

*

"Makasih ya bang Ben." Kata Saluna sambil tersenyum, tetapi air matanya masih mengalir.

"Makasih buat apa?"

"Udah mempertemukan aku dengan Jiboy." Kata Saluna lagi.

"Eh?"

"Tapi...,ta,tapi..., Hari ini adalah hari terakhir aku sama Jiboy." Kata Saluna.

Ben tidak bisa mengatakan apa-apa, ia hanya bisa menjadi pendengar saat ini,

"Mungkin aja sekarang dia udah balikan sama Mira...,"

"What??" Kata Ben tak percaya.

Saluna tidak menghiraukannya, ia masih berusaha tersenyum di hadapan Ben, lalu matanya terusik pada barang antik di stand itu, ia lalu mengambil sebuah mug,

"Bang Ben, mug ini lucu, berapa harganya?"

"Oh, itu sepasang Saluna, lima puluh ribu."

"Pasangannya...," Saluna memperhatikan gambar di mug itu, Sorang gadis yang sedang duduk sendirian di bawah langit malam yang indah.

"Ini pasangannya," kata Bang Ben sambil memberikan sebuah mug dengan latar yang sama, namun di sana ada seorang anak laki-laki yang duduk sendirian.

"Kalau ditempelin gini, mereka jadi gak sendirian." Kata Bang Ben sambil menempelkan mug yang dia pegang dan Saluna pegang.

"Waah...,"

"Tertarik?" Tanya Bang Ben.

"Ya. Aku beli ini bang!" Kata Saluna.

"Iya. Tapi, kamu juga jangan sedih lagi ya. Kamu,kan kuat Saluna." Kata Bang Ben sambil membungkus kedua mug itu.

"Iya, aku akan berusaha."

*

Jiboy menelusuri semua stand yang menjual pernak-pernik,

"duuh, bang Ben dimana sih??" Katanya.

Ia lalu memasang matanya lagi,

"Tunggu, ngapain gue nyari susah-susah? Telpon aja bang Ben nya. Duuh, bego banget, sih gue." Kata Jiboy lalu mengambil ponselnya,

"Ha_"

"Bang Ben, Saluna di stand lu gak??" Tanya Jiboy.

"Iya__,"

"Stand lu dimana?" Tanya Jiboy.

"Deket stand bento." Kata Bang Ben.

"Oke gue ke sana!!" Kata Jiboy lalu langsung menutup telponnya.

Segera matanya menemukan stand bento, sekaligus stand bang Ben. Ia segera berlari ke sana.

*

Jiboy berhenti di stand bang Ben, ia masih terengah-engah,

"Woy..., Ngapai lu ke sini?" Tanya Bang Ben.

Jiboy langsung mengangkat kepalanya, "Saluna dimana?" Tanyanya.

"Hah? Tadi, sih ke sini, tapi terus pergi."

"Pergi ke mana?"

"Entahlah."

"Dia gak bilang apa-apa?"

"Dia bilang lu udah balikan sama Mira, mungkin pulang, mungkin menghibur diri."

"Duuh, si bego! Gue kan belum putus sama dia, ngapain juga balikan sama Mira???" Kata Jiboy sambil mengacak-acak rambutnya.

"Eh, lu dari tadi pagi bando kelinci?" Tanya Bang Ben.

"Eeh?" Jiboy baru tersadar, ternyata dia dari tadi lari-lari masih menggunakan ini, namun ia tetap membiarkan bando kelinci itu di kepalanya.

"Tadi Saluna juga pake bando kucing." Kata Bang Ben.

"Ya udah, gue mau nyari dia lagi." Kata Jiboy.

"Jiboy," panggil bang Ben.

"Apalagi?"

"Jangan buat dia tambah sedih ya." Kata Bang Ben.

"Ya iyalah!" Kata Jiboy lalu pergi meninggalkan bang Ben.

*

Saluna menerobos kerumunan penonton, tempat duduk untuk penonton sudah terisi penuh karena volumenya yang terus bertambah.

"...*kini ku tak lagi dengannya, sudah tak ada lagi rasa, antara aku dengan dia..., Siapkah kau bertahta di hatiku hai cinta....,"

"Ugh, kenapa lagu yang di cover yang ini sih??" Keluh Saluna,
"hiks!" Ia sesenggukan lagi,
"tuh kan, jadi nangis lagi...," Kata Saluna mau menghapus air matanya, tetapi tangannya penuh, "duuh..., Kenapa juga bawa ini semua??"

"...*Dan tak mungkin 'ku melewatkanmu hanya karena
Diriku tak mampu untuk bicara,
Bahwa aku inginkan kau ada di hidupku....,"

Tiba-tiba ada orang yang menepuk pundak Saluna lalu memutarnya,

"Ketemu!" Kata orang itu.

Saluna memandang orang itu dari atas hingga ke bawah, matanya terbelalak, "aku gak halu, kan?" Katanya bicara sendiri.

❤️
🐰
🐱

*Hivi-Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi

Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang