Saluna menyisir rambut keritingnya sambil memandangi dirinya di cermin, ia lalu menghela napas,
"Hari ini,ya." Gumamnya.
Tiba-tiba ponselnya berdering,
Saluna segera mengambilnya,
"Hah? Bang Ben nelpon? Ada apa?" Katanya lalu mengangkatnya,
"Saluna!" Kata bang Ben di sebrang,
"Ya, bang Ben? Kenapa?"
"Kamu hari ini Dateng ke pensi SMA Sharena?" Tanya bang Ben.
"Dateng lah. Itu,kan acaranya Sharena."
"Oke, deh, nanti mampir ke stand aku,ya. Aku jual barang lucu-lucu. Buat menggalang dana KKN dua Minggu lagi."
"Waah..., Bang Ben berkontribusi, nih? Oke,oke, sip. Nanti Saluna pasti Dateng."
"Sip. Jangan lupa, Jiboy nya dibawa, jangan sampe kecantol mantan, eyaa."
DEG!
Tiba-tiba dada Saluna terasa sesak,
"Ih, apaan, sih bang Ben." Lirihnya.
"Eh, sorry, aku bercanda loh. Jangan dimasukin hati. Sorry,sorry."
"Iya,iya."
"Ya udah, diingetin lagi, jangan lupa Dateng ke standa bang Ben yaa."
"Iya, bang Ben."
"Kalo gitu, bye."
"Bye." Kata Saluna lalu menutup telponnya.
"Salunaaa !!" Panggil mamanya.
"Pasti Jefri udah Dateng." Kata Saluna langsung bergegas.
*
Jiboy menggandeng Saluna sambil melihat-lihat stand-stand,
"Oh,iya, Jef..., Bang Ben tadi nelpon aku, katanya dia buka stand di sini."
"Hm? Oh,iya? Kok ngasih taunya ke kamu doang? Kan aku sodaranya?" Kata Jiboy langsung cemberut.
"Ooh, kamu cemburu,ya, udah mulai gak diperhatiin bang Ben? Hahaha...,"
"Iih, ngapain juga cemburu sama bang Ben. Hiiy...," Kata Jiboy.
"Eh, itu ada bando kuping hewan. Kamu mau liat?" Tanya Jiboy.
"Mau!" Kata Saluna bersemangat.
Jiboy segera menariknya ke stand bando hewan.
Jiboy memakaikan bando jerapah pada Saluna, "ih, gak cocok." Kata Jiboy lalu segera melapasnya.
Sedangkan Saluna mengambil bando tikus, "Jeef..., Nunduk dikit, aku gak sampe." Kata Saluna.
"Pft..., Dasar pendek, sih." Ledek Jiboy, tapi tetap menunduk,
Saluna cemberut sambil memakaikan bando tikus itu pada Jiboy, "ih, kamu juga jelek!" Kata Saluna.
"Ugh, ya udah ganti!" Kata Jiboy segera melapasnya, "nih gimana kalau kamu pake bando kucing." Kata Jiboy lalu memakaikannya pada Saluna,
"Unch.., imut." Kata Jiboy.
"Ih, aneh banget denger cowok bilang imut." Kata Saluna.
"Kenapa,sih? Kamu itu emang imut. Sekarang, pilihin bando yang lucu buat aku." Kata Jiboy.
Saluna memilih bando-bando hewan di sana, "uhmmm..., Kayaknya kelinci bikin kamu imut deh." Kata Saluna lalu mengambilnya, "ih, nunduk!" Kata Saluna lagi,
Jiboy tersenyum, "iya,iya...," Kata Jiboy lalu menunduk. Saluna memakaikannya,
"Tuuh, kan imuut. Unch...," Saluna reflek mencubit pipi Jiboy,
"Adaw..., Kamu tuh, dendam atau apa, sih, sshh...," Rintih Jiboy.
"Hihi, dendam. Soalnya kamu lebih imut dari aku." Kata Saluna.
"Ya udah, mba, ini berapa harganya?" Tanya Jiboy,
"Jef, aku lihat makanan dulu,ya?" Bisik Saluna.
"Iya, sana," kata Jiboy. Ia lalu membayar bandonya.
*
Saluna melihat stand makanan,
"Ya ampun, makanannya pensuplai kalori semua..., Duuh, aku cuman bisa beli satu kalau gitu...," Katanya berbicara sendiri."Hap!" Tiba-tiba Jiboy datang dan menggandeng tangan Saluna lagi,
"Jeef.., ngagetin tau!!!"
"Hehe.., biar gak hilang," kata Jiboy.
"Lebay, deh, ini,kan belum terlalu rame juga. Kita datang kepagian." Kata Saluna.
"Ahaha..., Ayo kita nonton pentas di panggung." Ajak Jiboy. Saluna tersenyum dan hanya bisa mengikutinya.
Jiboy membawa Saluna ke bangku penonton dan melihat pentas kesenian kecapi di panggung,
"Harusnya yang kayak gini ditampilkan pas udah rame." Kata Saluna.
"Biasa, kalo pas rame, pasti artisnya yang ditampilin." Kata Jiboy.
"Oh,iya, kamu haus,gak? Aku beli jus tadi." Kata Jiboy lalu memberika sebotol jus mangga pada Saluna.
Saluna menerimanya, "makasih, Jef..,"
Mereka lalu terdiam. Suasana hening yang diiringi dengan musik dari kecapi menambah ketenangan suasana di sana.
"Oh,iya Jef...," Kata Saluna.
"Hm?"
"Hari ini, kita harusnya putus,kan?" Tanya Saluna.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pelarian (END)
RomanceBagiku kau adalah obat yang mengobati sebuah luka yang sangat dalam di hatiku -Jiboy- Kau adalah orang yang selalu ada untukku meskipun kau tidak ingin. -Saluna- Awalnya sama-sama berniat mengobati hati yang Terluka karena patah hati, tetapi seperti...