Bagian 32

205 5 0
                                    

Jiboy berjalan di belakang Saluna. Entah sejak kapan Saluna terlihat lebih cantik dari biasanya, apalagi senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Apa karena berat badannya sudah turun? Sayangnya, dada Jiboy terasa sesak, entah karena apa,

"Sebenarnya apa yang dibicarakan Saluna dan Rifky?" Batinnya.

"Jeef..., Ayoo..., Kamu bengongin apa sih?" Tanya Saluna sambil menarik tangan Jiboy.

"Uhmm.., Saluna...,"

"Apa?"

"Kamu..., Tadi ngobrolin apa sama Rifky?"

"Eh, apa?" Tanya Saluna.

"Kamu ngobrolin apa sama Rifky?" Tanya Jiboy lagi, ia yakin seharusnya tadi Saluna bisa mendengar suaranya,

"Hihihi....," Saluna malah tertawa nakal, "ada deh...," Kata Saluna lalu berjalan sambil loncat-loncat di depan Jiboy.

Jiboy menghembuskan nafasnya kasar.

"Kok gue kesel,ya dengernya?" Batin Jiboy.

"Woy, tungguin dong!" Teriak Jiboy.

*

Saluna menggandeng tangan Sharena,

"Akhirnya bisa jalan-jalan barengan Sharena lagi..., Yeay !" Kata Saluna bahagia.

"Uunch..., Akhirnya bisa jalan-jalan bareng Saluna lagi, yes!" Kata Sharena juga, mereka lalu saling memandang dan tertawa.

"Haduh..., Dasar kamu." Kata Saluna.

"Oh,iya, kok tumben tiba-tiba ngajak kamu jalan, babang jejep nya kemana?" Ledek Sharena.

"Siapa babang jejep?" Tanya Saluna bingung.

"Iih, cowo kamu lah. Biasanya,kan manggilnya Jeef..., Hihi...,"

"Ih, merhatiin aja."

"Jadian beneran aja, Napa kalian. Cocok tau."

"Ih, apaan, sih? Jiboy,kan sukanya sama Mira. Yang ada kamu tuh cepetan, kasih kepastian sama Rifky."

"Dasar, ternyata kamu udah punya senjata,ya?"

"
Saluna berlari ke sekolahnya, padahal baru ia akan menginjakkan kaki di mall untuk bersenang-senang dengan Sharena. Sementara itu, Sharena juga ikut berlari di belakangnya.

Kini keduanya berdiri di depan UKS. Di tempat tidur UKS ada sesosok laki-laki yang sangat mereka berdua kenal,

"Rifky!" Kata Saluna dan Sharena bersamaan. Kedua gadis itu segera menghampirinya,

Wajah Rifky kini sudah babak belur dan sedang diobati oleh Samsul, rekan setim futsal Rifky.

"Kok lu bisa gini,sih??" Tanya Sharena khawatir.

"Samsul! Cepet ceritain gimana kronologinya?" Tanya Sharena.

*

Saat istirahat latihan, Jiboy mendekati Rifky yang sedang meneguk air mineralnya.

Rifky menyambut nya,

"Permainan lu makin jago aja, bro." Kata Rifky.

"Thanks. Lu juga." Kata Jiboy.

"Tapi jangan seneng dulu, lu harus pertahanin untuk tanding 2 bulan lagi." Kata Rifky lalu meneguk airnya lagi.

"Oh,iya, Ky.., gue mau nanya sesuatu sama lu."

"Apa?"

"Ummm..., Kemaren..., Lu sama Saluna..., Ngo, ngomongin apa?"

Rifky melirik Jiboy, lalu tersenyum, "buat apa lu tau? Bukan urusan lu juga."

"Bukan urusan gue? Urusan gue lah ! Dia,kan cewe gue!"

"Iya, tapi bohongan." Kata Rifky lalu beranjak,

"Lu gak usah sedetail itu tahu segala hal tentang Saluna. Bentar lagi juga putus." Lanjut Rifky lagi lalu pergi meninggalkan Jiboy.

BUGH!!" sebuah botol mineral dengan mulus mendarat di kepala Rifky, Rifky berbalik,

BUGH !!

Kali ini bukan botol mineral, melainkan sebuah tinju tepat mengenai wajah Rifky. Rifky segera tersungkur.

Jiboy menghampirinya lalu menimpa Rifky dan langsung menarik bajunya,
"Heh! Denger, Sekarang Saluna lu itu milik gue, mau beneran atau enggak.., jadi apapun yang berhubungan dengan dia itu, berhubungan juga sama gue !!"

Rifky malah tersenyum, "apaan,nih? Lu jealous?" Tebak Rifky,

"Sialan!!" Sekali lagi Jiboy melayangkan tinjunya,

*

Kini Saluna duduk di hadapan Jiboy sambil menatap wajahnya lurus.

"Ka,kamu kenapa,sih?" Tanya Jiboy.

"Kamu mukul Rifky?"

"Ah.., itu..., Iya, kamu pasti tau dari Rifky."

"Enggak, aku tau dari Samsul."

"Terus?"

"Kenapa kamu mukul Rifky? Dia salah apa?"

"Dia salah! Salah karena...," Jiboy terhenti. Ia bingung kenapa tadi ia memukul Rifky. 

"Lagian, ngapain,sih kamu nanya-nanya gitu??" Kata Jiboy.

"Supaya aku tahu, kamu atau Rifky yang salah!! Sekarang aku tanya kenapa kamu mukul Rifky?"

"Itu karena..., dia gak suka sama hubungan kita."

"Ooh.., emang dari awal dia gak suka sama hubungan kita. Dia itu cuman khawatir sama aku aja. Seharusnya kamu abaikan aja dia, kenapa juga harus main kasar??"

"Kok jadi keliatannya aku yang salah??"

"Ya iyalah, jelas-jelas kamu yang mukul Rifky! Apa Rifky mukul kamu? Enggak,kan?" Kata Saluna.

"Tapi.., bukan cuman itu, aku gak suka..,"

"Gak suka apa?"

"Aku gak suka kamu sama Rifky sedeket itu. Punya sesuatu yang gak harus aku tahu. Aku ini,kan pacar kamu...," Akhirnya isi hati Jiboy tumpah begitu saja.

"Pacar?? Kita ini,kan gak pacaran beneran. Emangnya kenapa? Rifky itu sahabat aku dari kecil. Wajar kalo kita punya rahasia, kamu juga Deket sama Riana, aku gak pernah protes."

"Itu..,"

"Kamu tahu, kenapa?" Tanya Saluna.

"Itu karena aku tahu, kamu gak suka sama aku, aku gak suka sama kamu, dan kita gak bener-bener pacaran!!!" Kata Saluna.

"Tapi...,"

"Udah, pokoknya aku mau kamu instrospeksi diri dulu, aku gak mau ngomong sama kamu sampe kamu tau apa kesalah kamu. Bye!" Kata Saluna lalu pergi meninggalkan Jiboy begitu saja.

"Sialan!" Kata Jiboy lalu meminju dinding di sebelahnya.

*

Sebuah Pelarian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang