“Lo kenapasih freak banget jadi orang!” Naya berteriak dihadapan Rehan yang sedang memakan camilan di ruang tamu.
Rehan kaget, pasalnya tidak ada angin tidak ada hujan adiknya tiba-tiba menggerutu, padahal dijalan ketika pulang sekolah tadi Naya hanya diam saja tidak mengucapkan sepatah katapun.
“Buset lo kenapa?” dirinya hanya menatap Naya bingung, tidak mengerti.
Naya yang sedang menggerutu tiba-tiba terdiam mendengar pertanyaan tidak berdosa dari kakaknya.
Ia kemudian menggeleng-gelengkan kepala sambil bertepuk tangan, “Selamat! Selamat Rehan Putra! Selamat!” Naya terus menggelengkan kepalanya.
Semakin bingung, Rehan tidak mengerti jalan pikir adiknya.
“Selamat lo udah ngancurin hari pertama sekolah gue yang harusnya memorable tapi lo malah bikin gue badmood.”
“Badmood kenapa anjir? Perasaan hari ini gue diem-diem bae.”
“Lo masih berani ngomong kaya gitu setelah bikin orang-orang ngira kalo kita pacaran dan lo bertingkah seolah baik-baik aja. Aduh! Lo enak tinggal nyeplas nyeplos, tapi gue yang kena sinisan para degem lo itu!”
“Lah kan bec–“ Rehan berusaha membela diri.
Naya memotong pembelaannya, “AAAAAARRRRGHHH!!! STOOOPPPPPP GUE GA BUTUH PEMBELAAN LO!!!” dirinya berteriak sambil memutarkan kepalanya dan meloncat kesana kemari.
Tawa Rehan pecah, ia benar-benar tertawa tanpa menghiraukan amarah adiknya, sebab daripada terlihat garang, adiknya justru malah terlihat sedang melawak daripada meluapkan amarahnya.
“HAHAHAHAHAHA BOCAH PRIIIIIKKKK, LO KESURUPAN BUROK YA HAHAHAHAHAHA!!!” tawanya menggelegar keseluruh ruangan, beruntung dirumahnya tidak ada siapa-siapa sebab Bundanya sedang pergi ke rumah saudaranya dan Ayah belum pulang dari bekerja.
Jika Sang Bunda ada dirumah, sudah bisa dipastikan mereka berdua sedang diomeli hingga diceramahi ngalor ngidul.
“YOU ARE RUINING MY LIFE!!!”
“LEBAY BANGET ANNJIRR…” Tawa Rehan berhenti, ia berkata sambil mengangkat satu bibirnya dengan tatapan geli.
Melihat tatapan Rehan, tawa Naya pecah, raut mukanya yang tadi kesal kini tertawa terbahak-bahak, “Aduh ngakak banget. Capeeekkk.” Ia mengusap air matanya yang menetes karena tidak kuat tertawa.
“Ga jelas banget dah.”
“Muka lo. Biasa aja kali, udah jelek jadi makin jelek!” ejek Naya, yang langsung dibalas pelototan oleh Rehan.
“Jaga mulut lo!”
Naya hanya tertawa cekikikan mendengar reaksi Rehan.
“Lo kenapasih aneh banget perasaan?” tanya Rehan sebal, “Tadi marah-marah, abis itu ngamuk kaya kesurupan burok, udahnya langsung ketawa-ketawa ga jelas. Kesambet lu?”
“Ih apaansih, orang gue baik baik aja kok."
“Ih ipiinsih iring gii biik-biik iji kik.” Rehan membalas perkataan Naya dengan mengejeknya, sebuah bantal lalu mendarat tepat ke arah mukanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/180903607-288-k858307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MALVARMA [TAHAP REVISI]
Novela JuvenilKinaya Putri, perempuan berambut panjang dengan netra coklat dan bulu mata lentik yang menghiasi kedua matanya, ambisi dan perasaannya yang tulus ia tunjukkan sepenuh hati. Berbanding terbalik dengan Alvino Mahesa, laki-laki bernetra hitam yang akr...