Naya melangkahkan kakinya keluar kelas dengan lunglai, sekarang waktunya jam istirahat namun ia sama sekali tidak bersemangat. Tapi jika berdiam diri di kelas pun, itu hanya akan menambah pikirannya, membuatnya kembali memikirkan sikap Al kepadanya tadi pagi. Naya menghela nafas lesu.
“Bestie, lo harus semangat dong!” ujar Via, menyemangati.
“Iya, Nay. Tenang aja, we always support you.” Nana ikut menenangkan.
Mira dan Cindy kemudian menepuk pundak Naya, ikut mengangguk, menyetujui ucapan Naya.
“Gue gapapa kok, santai aja.” Naya tersenyum meyakinkan teman-temannya.
Tak lama kemudkan, Handphone-nya Naya bergetar, tanda bahwa ada sebuah pesan masuk. Naya kemudian membukanya, takut jikalau ada sesuatu yang penting.
Sebuah pesan dari nomor tak dikenal, Naya mengerutkan dahinya.
+628xxxxxxx789 : Hallo
Kinaya Putri : Siapa, ya?
+628xxxxxxx789 : Farhan, 11 IPS 2
+628xxxxxxx789 : Save, ya
Kinaya Putri : Oh, oke kak
Kinaya Putri : Dapet nomor gue darimana, ya?
Naya kemudian mengganti nama kontak orang yang mrmperkenalkan dirinya sebagai Farhan, di handphone-nya.
Kak Farhan : Ada deh
Kak Farhan : Lo bisa ke taman belakang ga?
Kinaya Putri : Ngapain?
Kak Farhan : Ga ngapa-ngapain kok. Kesini aja
Naya kemudian menutup handphone-nya, ia menoleh ke arah teman-temannya yang sedang sibuk mengobrol samb berjalan ke kantin.
“Chat dari siapa, Nay?” tanya Via penasaran.
“Ngga tau, kakak kelas.”
“Oohh,” Via membulatkan mulutnya, “Eh, tapi mau ngapain?”
“Gue juga ga tau, tiba-tiba nyuruh ke taman belakang.”
“Sekarang?”
“Iya.”
Nana kemudian menoleh ketika mendengar percakapan Naya dan Via, “Nah loh, cewe apa cowo?”
“Cowo, Na. Namanya Farhan.”
“Ih awas lo mau ditembak,” ucap Mira serius.
“Hahahahah.”“Dih ngaco lo!” Naya tentu saja tidak percaya dengan omongan Mira, manusia mana yang dirinya kenal saja tidak, bertemu saja tidak pernah, lalu tiba-tiba akan mengungkapkan perasaannya?
Hello. Itu tidak mungkin sekali.
“Terus, sekarang lo mau kesana?” tanya Cindy.
“Iya, lo semua duluan aja, ya. Nanti gue nyusul kalo ga keburu bel.”
“Gamau ditemenin?”
“Ga usah, masih sekitaran sekolah juga, kan.” Naya menolak.
Teman-temannya kemudian mengangguk mengerti.
Naya kemudian berjalan menuju taman belakang sekolah, ia berpisah dengan teman-temannya yang menuju ke kantin. Dirinya menebak-nebak siapa sosok tidak dikenalnya yang tiba-tiba memberi pesan dan langsung menyuruhnya ke taman belakang. Dirinya juga menebak-bebak apa yang akan dilakukan oleh Farhan. Naya sama sekali tidak mengerti apa tujuan Farhan untuk menyuruhnya kesana.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALVARMA [TAHAP REVISI]
Teen FictionKinaya Putri, perempuan berambut panjang dengan netra coklat dan bulu mata lentik yang menghiasi kedua matanya, ambisi dan perasaannya yang tulus ia tunjukkan sepenuh hati. Berbanding terbalik dengan Alvino Mahesa, laki-laki bernetra hitam yang akr...