Chapter Thirteen🌛

4K 141 3
                                    

Jika kamu bertanya kenapa aku selalu bersemangat, jawabannya adalah kamu
-Nana Anisa-


"Lo kenapa nangis?" tanya Al panik.

"Gue takut Al..." Naya terisak, ia memeluk Al dengan sangat kencang, Naya benar-benar takut.

"Lo tenang, disini ada gue." Al menenangkan Naya.

"Gue takut Al." Naya masih terisak di dalam dekapan Al.

Rehan dan si kembar kembali ke UKS, dan mendapati Naya yang sudah sadar, tapi sedang dalam pelukan Al.

"Cihuyy, tontonan gratis nih!" Ucap Revan yang daritadi melihat kemesraan mereka dengan menyandarkan dirinya ditembok sebelah pintu sembari kedua tangan yang dijadikan senderan.

Sedangkan Rehan dan Zevan hanya melongo menatap mereka berdua.

Letak Al dan Naya memang membelakangi pintu, jadi mereka tidak mengetahui keberadaan Rehan dan sikembar.

Naya dan Al terlonjak kaget langsung melepaskan pelukannya.

Rehan yang tadinya santai lalu heran melihat mata Naya yang sembab.

"Lo kenapa Nay? Heh Al lo ngapain adek gue anjir?!" pelotot Rehan.

Nya menghambur ke pelukan Rehan, lagi-lagi ia menangis.

"Why Nay?" tanya Rehan heran.

"Gue takut bang!" ucap Naya.

"Sekarang cerita sama gue, sama kita-kita!" pinta Rehan.

Naya pun melepaskan pelukannya terhadap Rehan, dan menceritakan semuanya mulai dari awal kepada Rehan, Al dan sikembar.

"....Ya gitu gue gatau kenapa ada orang yang jahat kaya gitu!" ucap Naya yang sekarang sudah baikan.

"Hmmm, kita harus tau motifnya dan siapa pelakunya." Rehan mengelus-elus dagunya.

"B aja dong bangsat! Jiji gue!" Zevan mendelikkepada Rehan.

"Tapi bener apa yang Revan bilang, kita harus tau apa motif si pelaku ngelakuin ini!" Rehan menengahi.

Al diam ditempat duduknya dengan tatapan yang sulit diartikan, dalam hatinya ia mengutuk si pelaku menjadi batu.

Awas aja kalo gue tau siapa pelakunya. Batin Al.

What? Bodo amat emang si Naya siapa gue! Batin Al lagi.

"Okey, tugas kita-kita sekarang nih, cari pelakunya siapa. Ya gengs? Dan lo Nay udah tenang jangan nangis lagi, jangan dipikirin" Rehan menaik turunkan alisnya.

Naya mengangguk tenang.

"Kita? Lo aja kali!" ucap Revan.

Zevan menoyor kepala Revan.

"Goblok anjir lo! Temen minta bantuin malah songong!" Pelotot Zevan.

"Bangsat emang si Revan mah!" tatap Al datar.

Lalu mereka yang ada disitu seketika menertawai Revan, termasuk Al. Baru kali ini Naya melihat Al tertawa.

"Canda kali aingmah!" cemberut Revan.

"Aing juga canda nyet!" ucap Al, lalu menjurkan lidahnya kepada Revan, "Wlee!" mereka senupa tertawa melihat kelakuan Al, jarang sekali Al melawak seperti itu.

Naya senang sekali melihat Al tertawa, ia lalu mendekat ke telinga Al dan membisikkan sesuatu.

"Ucapan yang pas waktu ditaman dicabut lagi ya, aku gaakan mundur, aku masih berjuang ko. Tenang aja!" bisik Naya.

MALVARMA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang